#Part 14

60.1K 2.4K 24
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi. Reina, Karin dan Cherlie segera bangkit dan pergi ke kantin.

"yok cepetan, cacing-cacing di perut gua udah dugem dari tadi". Ucap Reina

"Gua juga nih"

"Kaki lu emang gak papa buat jalan?"

"Udah mendingan. Nih daripada lu nanya mulu mending bantu gua jalan"

Cherlie dan Karin hanya menyengir kuda. "Yaudah ayok"

Sesampainya di kantin, Reina melihat Adit duduk di bangku paling pojok dengan earphone yang terpasang di telinganya.

"Tuh Rein, kak Adit sendiri. Samperin gih"

"Ogah ah, gua mulu yang nyamperin. Gengsi kali"

"Pake gengsi segala lu, cepet gih ntar kalo keduluan orang nyaho lu"

"Ihh ok fine! Gue samperin"

Reinapun berjalan mendekati Adit dengan kaki sedikit pincang dan duduk disebelahnya.

"Ha--"
Baru aja Reina mau nyapa, Adit memotong ucapan Reina.

"Ngapain?"

"Nemenin kakak lah"

"Gak perlu"

"Kan gua yang mau"

"Pergi!" Sarkas Adit.

"Kok gitu sih! Gak. Gue mau di sini aja"

Tanpa menjawab, Adit langsung meninggalkan Reina yang sedang diam menatap Adit dengan wajah yang sulit diartikan.

Setelah kepergian Adit, Reina kembali menghampiri Karin dan Cherlie.

"Gatot!! Gagal total!" Ucap Reina yang kini sedang duduk di sebelah Karin.

"Sabar dong, semua tuh butuh proses say"

"Iya, tinggal nunggu waktunya aja, Rein. Semua akan indah pada waktunya"

"Indah pada waktunya? Trus kapan dong waktunya?"

"Suatu saat, Rein. Kalau udah jodoh hahaha"

"Dah ah mood gue ancur! Duluan gua"

Reina pergi menuju kelas. Ketika di koridor Reina bertemu dengan Reza.

"Hai, Rein!"

"Oh hai, kak. Mau ke kantin?"

"Enggak, gua mau ke perpus. Ikut yuk. Gua mau ngomong"

Rezapun langsung menarik tangan Reina dan berjalan menuju perpus.

"Emm.. Rein. Gue to the point aja ya" ucap Reza dan Reina hanya mengangguk.

"Gue udah tau soal lu sama Zaky. Gue udah tau semuanya dari dia, lu salah paham Rein"

"Udahlah kak, jangan ungkit-ungkit lagi"

"Tapi lu harus dengerin penjelasan dia dulu Rein, dia nggak maksud ninggalin lu gitu aja. Bukannya gua ngebelain sepupu gua, tapi lu kan juga belum tau keadaan yang sebenarnya"

"Udahlah kak, gua udah lupain semuanya. Nggak ada yang harus dijelasin lagi, semuanya udah jelas. Gue duluan kak"

"Tunggu" ucap Reza sambil menarik tangan Reina

"Apa lagi?" Tanya Reina

"Gue cuma mau ngomong. Gua suka sama lu Rein, tapi gua gak mau jadi cowok brengsek yang ngrebut orang yang paling disayang sepupu gua sendiri" ucap Reza sambil menunduk dan Reina hanya diam.

"Gua tau, ini terlalu cepet buat lu, gua cuma mau ungkapin perasaan gua doang kok, kalau lu nggak suka jangan dimasukin hati. Sekarang gua udah lega Rein. Dan satu hal lagi, lu harus dengerin penjelasan Zaky setelah itu lu baru boleh ambil keputusan" ucap Reza kemudian pergi.

Reinapun berlari dengan air mata yang membendung tanpa memperdulikan kakinya yang sedang sakit.

Kini Reina sudah di taman sekolah, tempat yang jarang di kunjungi murid di SMA Bakti.

Di taman, Reina menangis sesenggukan. Air matanya mengucur deras mengingat masa lalunya.

"Kenapa di saat kaya gini lu dateng lagi di hidup gua? Kenapa luharus muncul lagi di depan gua, Zaky? Kenapa?"

"Gue benci sama lu!"

Flashback on

Seorang wanita dan lelaki duduk di salah satu bangku taman sambil memakan es krim.

"Rein, seumpama aku nggak ada di samping kamu lagi, gimana?"

"Kamu kok ngomong gitu terus dari kemaren . Kamu beneran mau ninggalin aku?"

"Enggak, Rein. Aku akan selalu ada buat kamu kok"

"Beneran?"

"Beneran, sayang. Kalau bukan aku, siapa dong yang bakal ngejaga kamu?"

"Hehe iya sih"

"Yaudah. Tapi ingat ucapan aku ya, dan satu lagi kamu nggak boleh genit-genit sama cowok lain"

"Udah deh, kamu kan selalu ada buat aku. Sekarang kenapa masih ngomong gitu sih, aku nggak suka"

"Iya, sayaaang.. nggak lagi deh. Yaudah pulang yuk, ntar kesorean"

"Yuk"

Flashback off

"Gue benci banget sama lu, Zaky!"

Adit yang tengah duduk di salah satu bangku taman sudah lama melihat Reina menangis kini berjalan menghampiri Reina.

"Ngapain lu di sini? Nangis lagi. Lemah!"

"Kalau gak tau masalahnya gak usah ngomong apa-apa!"

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Lu kenapa?"

"Nangis! Gak liat?"

"Maksud gua kenapa lu nangis?"

"Ngomong tuh jangan setengah-setengah!"

Adit menghela nafas berat. "Kenapa?"

"Gak papa"

"Kalo cewek bilang 'gak papa' tandanya ada apa-apa"

"Tau apa soal cewek?"

Adit hanya diam dan duduk di sebelah Reina.

"Nih hapus air mata lu. Gue gak suka liat cewek nangis". Sambil menyodorkan tissue.

"Makasih". Mengambil tissue dari tangan Adit dan menghapus air matanya.

"Cerita"

"Gak, makasih"

"Yaudah, gue pergi"

"Eh.. jangan"

"Apa?"

"Temenin gue"

"Gue mau ke kelas!"
Adit segera meninggalkan Reina.

"Gimana sih! Katanya mau nemenin!!" Ucap Reina, tatapi percuma karna Adit sudah menghilang dari taman dan tak lama bel masuk berbunyi.

***

Bel pulang berbunyi, semua murid keluar dari kelas masing-masing.

Reina keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang. Sesampai di gerbang Reina menunggu angkutan umum karena papa tidak bisa menjemput Reina dan abangnya terlalu sibuk dengan urusannya.

Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan Reina.

'mobil siapa ya? Kaya pernah liat'. Batin Reina

Dan seorang laki-laki keluar dari mobil hingga membuat Reina terlonjak.

.
.
.

Ditunggu vote and commentnya..

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang