S3

2.3K 269 55
                                    

REA POV

Sudah seminggu lamanya setelah hubunganku berakhir dengan Aira dan aku gelisah karna pikiranku tidak bisa kucegah untuk tidak memikirkan Zelin sekarang. I miss Her so much.

Dia tidak di rumahnya ketika aku mencoba ke sana dan security bilang dia tidur di apartemen miliknya. Aku tidak pernah tau dia punya sebuah apartemen.

Aku melihat Ester duduk di depan tv bersama kekasihnya. Aku juga ikut duduk tepat di sebelah Ester.

"Apa Aira nanti akan datang ke sini? " tanya Ester masih tetap fokus pada channel televisi yang sedang menayangkan isu politik. Aku baru tau sepasang kekasih sedang berduaan ternyata hanya menonton tayangan seperti ini. Jangan-jangan mereka berdua berniat mencalonkan diri sebagai Jubir calon presiden. Tidak masuk akal.

"Nggak. " jawabku, mencoba mengambil remote di atas meja.

"Kenapa? " Ester menoleh.

Oke, sepertinya Ester tidak tau kalau hubungan kami sudah kandas.

"Kami sudah putus. "

"Apa?! "

Belum sempat aku menjawab, Ester menarikku berdiri lalu melayangkan tinjunya tepat di rahang kiriku.

Bugh

Arghh!!

Aku tersungkur karna serangan tiba-tibanya.

"Ester!! " pekik Zara ketika Ester mencoba menarik rambutku untuk memukulku lagi.

Aku tidak terkejut karna aku tau Ester akan melakukan ini.

Kali ini pukulannya mengenai pelipisku dan aku masih mencoba untuk berdiri. Tapi keseimbanganku agak goyah karna mengalir darah dari hidung dan sudut bibirku.

Napasku terengah.

Sebagai pembalasan, kakiku menghantam kaki Ester hingga membuatnya terjatuh, lalu aku memberikan tinjuku di wajahnya.

Seakan seranganku bukan apa-apa baginya Ester kembali berdiri dan memukul lagi wajahku sampai aku tersudut ke dinding.

Aku sudah siap menerima pukulan lagi ketika Zara menahan Ester dan berdiri di antara napas kami yang memburu.

"Kalian apa-apaan sih!! Kalian sadar gak apa yang sedang kalian perbuat?! "

"Zara, Rea pantas menerima itu semua. Bajingan ini!! Bahkan lebih pantas mendapatkan lebih dari apa yang telah aku lakukan!" tunjuk Ester padaku dengan menggebu-gebu.

"Iya!! Tapi kalian bisa membicarakan ini baik-baik. Bukan dengan fisik seperti ini. " ucap Zara.

Aku berjalan tertatih menuju sofa sedangkan Zara mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"Ester benar, Ra. Aku memang pantas mendapatkan ini."

Ya. Aku lebih dari sekedar pantas.

Sekarang Ester ikut duduk di sebelahku sementara Zara mengambil kotak P3K beserta kompresan di dapur.

"Kamu tau di mana Zelin berada? " tanyaku pada Ester.

"Kamu ingin aku memukulmu lagi?! "

***

AUTHOR POV

"Sumpah demi apapun, Zelin. Kamu telah mengambil tindakan salah dengan menyukai Rea!"

Zelin meringis mendengar teriakan Vania. Sebenarnya dia tidak ingin menceritakan ini, tapi sepupunya itu tidak berhenti memberikan pertanyaan seperti seorang wartawan. Apalagi setelah masalahnya dengan Ed, penampilannya seperti manusia tanpa nyawa.

WishesWhere stories live. Discover now