H3

2.2K 254 29
                                    


AUTHOR POV

Zelin terbangun di sebelah Ed yang masih terlelap. Terpaan napas Ed di lehernya membuat jantung Zelin berdebar, di tambah pelukan Ed di perutnya.

Sedikit demi sedikit Zelin beringsut menjauh hingga dia bisa duduk di kasur dan berjalan keluar dari kamar.

Ketika Zelin ingin pergi ke dapur untuk mengambil minuman di kulkas, Ester sedang duduk di ruang tamu. Yang mengherankan, wanita itu memandangnya sinis. Zelin mencoba berpikiran positif, mungkin dia lagi PMS atau lagi ada masalah dengan Zara.

Tapi perkataan Ester setelah dia berhasil duduk di sebelahnya membuat Zelin kaget setengah mati. Dia berharap kali ini pendengarannya bermasalah, tapi tidak karna Ester kembali mengulang ucapannya.

"Apakah kamu sekadar membutuhkan seseorang untuk menidurimu?." ulangnya dengan pengucapan yang lebih jelas. "Karna jika hanya itu alasannya, aku akan membuat kamu mengangkang di sofa dan melakukan fingering atau oral sex begitu hebat agar kamu tidak lagi memikirkan Rea." Ester terus menatapnya dengan tatapan dingin dan tanpa belas kasihan.

Berpikirlah sebelum bertindak, Zelin.

Beberapa detik lamanya Zelin hanya bisa menggeleng-geleng tidak percaya. Mengapa Ester tega berkata seperti itu? Mengapa Ester mengucapkan kata-kata yang sangat merendahkannya? Ini bukan Ester. Zelin tidak tau siapa bajingan yang berdiri di depannya, yang jelas ini bukan Ester.

Sebelum sempat berpikir, Zelin mendaratkan tamparan dengan sangat keras. Brengsek!!.

Zelin menatap Ester sedang memegangi pipinya, dia membelalak menatap Zelin lebih dengan ekspresi terkejut daripada kesakitan. Ester mundur selangkah dan Zelin terus menatapnya tajam.

Zelin bingung mengapa Ester berubah 180 derajat. Dia berusaha mengingat perkataan atau perlakuan apa yang membuat Ester berubah hingga sesengit ini padanya.

Ester menghembuskan napas dan menjatuhkan kepala ke belakang sambil menjambak rambut. Dia tidak menjelaskan alasan mengapa dia melontarkan kata-kata penuh kebencian itu dan Zelin berusaha untuk mengerti, tapi tidak bisa. Zelin tidak merasa melakukan kesalahan fatal pada Ester yang membuatnya pantas menerima perkataan sekasar itu.

"Apakah ini kecemburuan?" tanya Zelin. "Itukah yang membuatmu menjadi manusia menyedihkan dan kejam seperti ini? Karna kau tidak pernah melakukan sex denganku? Kamu sudah punya Zara, Ester!!" emosi Zelin memuncak.

Ester maju selangkah, Zelin buru-buru mundur hingga jatuh terduduk di sofa.

"Aku tau aku sudah punya Zara, aku juga tidak mau melakukan sex denganmu dan ini sungguh bukan kecemburuan."

Ester membuat Zelin ketakutan setengah mati, membuatnya merasa tidak perlu berada di sini dan mengenal orang seperti Ester. Dia mulai menangis dengan tangan menutupi wajahnya. Dia mendengar Ester menghembuskan napas berat. Rasanya Zelin ingin berlari ke rumahnya, tapi dia merasa harus mendengarkan apa permasalahan Ester padanya.

"Maafkan aku." kata Ester akhirnya, memecah kebisuan dengan suara lain selain tangisan Zelin. "Astaga, aku benar-benar minta maaf. Aku hanya... Aku hanya berusaha mengerti apa yang kamu lakukan."

Zelin mengelap wajah dengan bajunya dan melirik Ester. Ekspresi wajahnya campur aduk, antara sedih dan murung, dan Zelin tidak mengerti apapun yang Ester rasakan.

"Kamu punya masalah apa dengan aku, Ester? Selama ini aku selalu baik sama kamu. Selama ini aku juga baik sama pacarmu."

Ester mengangguk setuju. "Aku tau." sahutnya dengan kesal. "Aku tau, aku tau, aku tau. Kamu memang orang baik." Ester menautkan jemari dan merenggangkan tangan ke depan, lalu menurunkannya kembali sambil menghembuskan napas berat lagi.

WishesWhere stories live. Discover now