I2

2.8K 325 74
                                    

ZELIN POV

Aku baru saja sampai di rumah tiga jam yang lalu, setelah itu aku langsung mandi dan mengistirahatkan badan sekitar satu jam. Papa sudah pergi ke kantor, meskipun sekarang hari minggu tapi papa tetap bekerja. Aku masih berbaring di kamarku.

Sungguh. Aku benar-benar ingin menemui ed saat ini, entah disebut apa aku hanya ingin melihat wajahnya yang sudah tidak aku lihat beberapa hari ini. Aku sadar seperti apa perasaanku padanya. Tapi ini salah.

Bagaimana sesuatu yang salah bisa terasa benar diwaktu yang bersamaan? aku tidak tau mengapa perasaan ini bisa ada untuk ed di saat dia sudah memiliki kekasih.

Aku memutuskan untuk pergi ke rumah ed diantar supirku mengingat mobilku ada dirumahnya dan meskipun jarak rumahku dan rumahnya tidak terlalu jauh tapi rasanya aku cukup lelah jika harus berjalan kaki sekarang.

Saat sampai di pintu rumahnya, aku membunyikan bel terlebih dahulu walaupun biasanya aku langsung masuk tanpa permisi entah mengapa saat ini aku merasa harus menekan bel itu.

Seorang wanita cantik membukakkan pintu untukku. Ralat, wanita ini sangat, sangat cantik. Wajahnya terlihat kebingungan melihatku, setelah itu wajah bingungnya berubah jadi senyuman yang sangat ceria. Aura positifnya membuatku ikut tersenyum.

"Silakan masuk. Kamu pasti zelinkan? Perkenalkan aku aira."

Aku menerima uluran tangannya dan dia masih saja tersenyum ramah, lalu menyuruhku duduk. Ternyata dia aira pacarnya ed.

"Rea sering menceritakan tentang kamu padaku, tebakanku benar bahwa kamu memang cantik. "

Aku hanya tersenyum kikuk mendengar pujiannya. Ada perasaan aneh menyusup dadaku begitu aku tau kalau ed menceritakan tentang aku pada aira sedangkan ed tidak pernah menceritakan tentang aira padaku.

Aku merasa salah memiliki perasaan ini, tidak sepantasnya aku merebut ed dari orang secantik dan sebaik aira. Ed lebih pantas bersama aira daripada aku. Aku hanya orang baru yang kebetulan hadir dihidupnya.

"Sayang, nanti kamu jam bera-."

Ed datang dari arah tangga dan tidak melajutkan ucapannya begitu melihat aku duduk bersama aira.

"Zelin?. Kapan kamu datang?. "

Ed bertanya setelah duduk disebelah aira.

"Baru saja, apa aku mengganggu kalian?. "
Tanyaku, mereka duduk dekat sekali.

"Tidak zelin, tidak sama sekali. Malahan aku bisa terbebas dari rea. " ucap aira yang tersenyum jahil pada ed.

"Apa maksudmu sayang?. " ucap ed tak terima pada aira.

"Kamu selalu ingin mengurungku dikamar setiap aku ke sini. "

Katakan aku yang terlalu cerdas karena aku sangat mengerti maksud ucapan aira barusan. Oh tuhan aku ingin bodoh detik ini saja agar aku tidak paham maksudnya itu. Aku tidak tau kalau gadis semanis aira ternyata sangat vulgar.

Wajah ed sudah memerah karenanya. Aku hanya menunduk menyembunyikan rona wajahku.

"A.. Aku tidak begitu. " ucap ed tergagap sedangkan aira hanya tertawa melihat reaksi ed tersebut.

Bunyi bel menghentikan keadaan canggung kami ini.

REA POV

Airaaa. Aku benar-benar malu di depan zelin karena ulahnya.

Keadaan makin canggung ketika dari kami tidak ada yang bersuara.

Ting tong

Hah, bunyi bel menjadi pahlawan di situasi ini. Siapapun di balik pintu itu aku sangat berterima kasih padanya.

WishesWhere stories live. Discover now