2. Dhafin Ghifari

7.5K 548 14
                                    

Dhafin Ghifari :
Laki-laki yang penuh dengan kebaikan, selalu mengampuni kesalahan orang lain dan mempunyai kelembutan hati.
~


Afifa kenal siapa laki-laki itu. Siapa yang tidak kenal dengan Dhafin Ghifari, kelas 12 Ips 1. Hampir semua populasi cewek di sekolahnya tergila-gila dengan laki-laki ini, belum lagi ditambah adik kelas nantinya. Melihat Dhafin yang urak-urakan membuat matanya malas. Lihat saja sekarang, bajunya dikeluarkan, rambut acak-acakan, seperti orang yang tidak punya sisir di rumah.
Afifa akui dari segi fisik Dhafin memang tampan, tubuhnya tinggi, hidungnya mancung, senyumnya manis, matanya yang sering melemahkan para cewek di sekolahnya. Matanya sayu, ditambah alis yang mendukung.

Dhafin menggenggam kuat tangannya, dan bersiap untuk melayangkan pukulan ke arah Bara.

"Berhenti!" teriak Afifa.

Dhafin mengurungkan niatnya untuk menghabisi Bara. Dia mendorong kuat tubuh Bara, sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari kerah baju Bara.

Dhafin berbalik, dan berjalan mendekati Afifa masih dengan emosi yang memuncak.
Dia meraih hijab Afifa yang terjuntai, dan menariknya dengan paksa. Mau tidak mau Afifa ikut berjalan keluar ruangan. Kalau tidak bisa-bisa sobek hijabnya.

"Lo ada urusan apa sama si pengecut, itu? tanya Dhafin dengan nada datar, sambil melepaskan tangannya dari hijab Afifa.

"Dia punya nama Kak!" bela Afifa.

Terangkat sebelah sudut bibir Dhafin, sangat menyeramkan. Suasana horor ke dua yang Afifa dapatkan hari ini. Bahkan ini perdana dia berbicara dengan seorang Dhafin Ghifari.

"Lo gak tau apa-apa, mulai sekarang jangan berhubungan lagi sama dia!" Ada setiap penekanan dari perkataan Dhafin.

"Kakak siapa, sih? Ini urusan aku sama dia!" jawab Afifa tidak mau kalah.

"Dasar keras kepala!" maki Dhafin.
"Lo gak kenal, gue?" sambungnya, dengan nada meremehkan.

"Iya-iya aku kenal sama Kakak," jawabnya terang-terangan.

"Siapa nama gue?"

"Dhafin Ghifari, kelas 12 Ips 1 yang gantengnya kebangetan, tapi menurut ku biasa aja," jawab Afifa malas.

"Gue gak yakin sama jawaban lo yang bilang gue biasa aja," ucap Dhafin, sambil membenarkan tas yang tersampir di pundak kanannya.
"Nama lo siapa?"

Afifa mengurungkan niatnya untuk menjawab, karena mendengar ucapan yang bisa disebut dari penggemar Dhafin.

"Uwwaaa ...  itu bukannya Kak Dhafin, ya?" ucapnya histeris.

"Wah bener ya, ternyata ganteng banget."

Kedua siswi yang lewat itu bisa Afifa pastikan adalah adik kelasnya, karena mereka masih berseragam SMP.

"Itu siapa yang di sampingnya? udah tepos, pendek, deket-deket Kak Dhafin lagi," bisik salah satunya. Tapi masih sangat jelas terdengar.

"Samperin aja yuk!"

Keduanya menghampiri Dhafin dan Afifa. Lebih tepatnya mereka menghampiri Dhafin.

"Kak ruang ekskul musik di mana, ya?" tanya salah satunya.

Dhafin menunjuk ke arah belakangnya dengan santai.

"Kak itu siapa yang pakai gorden? ... bukan pacar Kakak, kan?"

"Adek yang imut-imut, bisa sopan dikit gak sama Kakak kelas?" tanya Afifa lembut, namun gregetan.
"Bisa bedain mana hijab, mana gorden, kan?" sambung Afifa.

"Ruang musik di situ, kenapa belum masuk?" tanya Dhafin dengan wajah datar.

Keduanya nyengir.
"Mari Kak," ucap salah satunya. Dengan cepat mereka pergi, dan mengurungkan niat untuk ke ruang musik.

CHANGE [END]Where stories live. Discover now