17. Normal?

3.8K 536 40
                                    

Beb notif sepi nih, vomment dong hehe...






































.

Hanbin dan Lisa masih dalam posisi saling berhadapan. Berkedip beberapa kali.

"Badan gue? Ini badan gue! Kita balik normal lagi Bin!" teriak Lisa berputar-putar.

Hanbin mendesah lega. Pemuda itu memegangi badannya. Meraba wajahnya. "Akhirnya~"

Lisa tertawa senang. Gadis itu menerjang Hanbin dan memeluknya erat. "Akhirnya kita normal lagi Bin, gue seneng hiks..hiks..gue seneng.." kata Lisa.

Hanbin mengangguk. Membalas pelukan Lisa. "Iya Lis, kita balik ke badan masing-masing.."

Lisa melepas pelukannya dan menjauhkan tubuhnya dari Hanbin. Menghapus airmata yang membasahi pipinya.

"Gue mau mandi. Kangen mandi sama badan gue.." kata Lisa berbalik menuju kamar mandi.

Hanbin mengangguk. Namun pemuda itu langsung menghentikan Lisa saat melihat bercak merah di celana Lisa. Ah, dia tadi ingin memberitahu Lisa tentang itu.

"Kenapa?" tanya Lisa menatap Hanbin yang menahan tangannya.

"Lo berdarah."

"Eh?" Lisa langsung melihat bagian belakang celananya. "Eh, aduh mampus!"

Hanbin ikutan panik melihat Lisa yang berteriak. "Kenapa Lis? Lo gapapa kan?"

Lisa menatap Hanbin. "Bin, beliin gue pembalut."

"Hah?"

Lisa memegang tangan Hanbin. "Bin please, gue gabawa.." kata Lisa memohon.

"Ja-jadi lo datang bulan?" tanya Hanbin.

Lisa mengangguk. "Iya, please Bin. Beliin gue pembalut..."

Hanbin menggaruk lehernya. "Dimana Lis belinya? Gue gatau.."

"Ya kemana kek, pasti ada di deket sini. Cepetan Bin.."

Hanbin berdecak dan mengambil jaket, dia segera keluar dari kamar itu. Hah, entahlah kemana. Yang penting dapet itu pembalut.

Setelah Hanbin pergi, Lisa memilih untuk berdiri dan mondar-mandir di balkon kamar mereka.

Dia tersenyum. Melihat tangannya. Melihat kakinya. Akhirnya, akhirnya dia kembali pada tubuh ini. Akhirnya dia kembali pada tubuhnya sendiri.

Senang sekali rasanya.

Lisa segera mengambil ponselnya. Selfie, seneng banget soalnya. Huhuhu~ akhirnya dia balik ke badannya lagi. Seneng banget ya lord..

Ting!

"Eh, si Hanbin disuruh beli pembalut aja gabisa. Tck, dasar.." Lisa langsung mendumel saat ada pesan dari Hanbin. Pesan yang menanyakan pembalut apa dan bagaimana yang harus dia beli.

Lisa pun membalas pesan itu, disertai dengan gambar pembalut merk apa yang harus Hanbin beli.

Setelahnya Lisa bersandar pada pagar pembatas di balkon. Menikmati udara segar menggunakan hidungnya. Udara Tokyo.

Dak akhirnya setelah sekitar 30 menit menunggu, Hanbin datang. Membawa kantong kresek berisi pembalut.

"Hah~ hah~ gue capek!" teriak Hanbin menjatuhkan dirinya keatas kasur.

Lisa berjalan menghampiri Hanbin. "Kenapa lo?"

Hanbin menoleh. "Gila, jauh banget tokonya. Mana gue lari lagi..." jawab Hanbin.

Soul | hanlis | ENDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें