Bagian duapuluhenam

8.1K 355 10
                                    

"Aku disini berjuang untukmu. Bersabarlah semua akan indah pada waktunya."

-Senio R

❤❤❤

Hari - hari sudah berlalu, hari yang sama seperti biasanya. Sama seperti sebelum sosok Senio hadir dalam hidup Juni. Klise.

Mungkin itu yang mencerminkan hidup Juni sekarang. Sudah dua minggu lebih ia menjalani hari tanpa seseorang yang selama ini selalu mengganggunya hingga membuat hari dan warna dalam hidupnya berubah.

Namun Juni tetaplah Juni. Gadis yang dikenal ceria, ramah, baik hati, cerewet, dan tentunya selalu membuat orang terdekat merasa nyaman bersamanya. Maka dari itu Juni tidak bisa berlama - lama jika harus meratapi semuanya. Masih ada masa depan yang menantinya untuk memulai hari baru.

Percuma jika ia sibuk menangis, termenung hingga mengurung diri di kamar itu tidak akan merubah yang sudah terjadi. Nasi sudah jadi bubur percuma untuk di sesali karena yang sudah terjadi takkan pernah terulangi.

Yang harus Juni lakukan sekarang adalah membuka lembaran baru di hidupnya. Cukup waktunya bersama Senio itu bagaikan sebuah kertas kosong yang kemudian di coret oleh anak balita dengan memakai pulpen. Tidak ada artinya, lebih baik di robek dan di buang ke tempat yang seharusnya.

Sekarang Juni sudah berada di lingkup sekolah, berjalan di koridor dengan wajah yang sudah cukup terbilang ceria. Dengan model rambut yang sekarang ia kuncir ekor kuda hingga rambutnya mengayun berirama dengan langkah kaki.

Beberapa teman Juni menyapanya dengan ramah dan Juni pun membalasnya tak kalah ramah. Hingga sapaan seseorang dari arah belakang menghentikan langkahnya.

"Hai dek! " sapa Dion dengan senyum paginya.

Juni memutar tubuhnya menghadap Dion. "Hai juga kak! "

"Baru dateng?" tanya Dion.

"Iya nih, biasa abang aku ngaret berangkatnya jadi aku juga ikut - ikutan ngaret ke sekolah. " jawab Juni dengan sedikit kekehan.

"Ohh. Ohiya, kakak mau ngasih kamu sesuatu. "

Juni mengernyit dahi bingung, "apa?"

Dion mengambil tas yang berada di punggungnya kemudian ia merogoh sesuatu di dalam tas.

"Nihh!" ucap Dion seraya menyodorkan se kotak susu rasa banana.

Mata Juni berbinar melihat kotak susu tersebut, kemudian dengan cepat ia ambil kotak tersebut dari tangan Dion seraya tersenyum manis.

"Makasih ya kak!"

Dion membalas senyuman manis Juni, " iya sama - sama. Yaudah sana masuk ke kelas, nanti terlambat masuk kelas lho."

"Iya kak iyaa. Oke aku masuk, dahh!" ucapnya lekas berjalan memasuki kelas seraya melambaikan tangan pada Dion.

"Hai cabat!!" sapa Saskia yang tengah duduk santai di bangkunya.

"Hai juga cabatt!" jawab Juni.

"Cerah banget yah kayaknya hari ini?"

Juni melirik kearah luar menatap langit memastikan yang diucapkan Saskia benar. "Masa? Enggak juga tuh."

"Iya tau! Buktinya cerah banget tuh wajah, kayak abis dapet undian berhadiah," ledek Saskia seraya terkekeh.

"Ya kalo gitu mah bakal lebih cerah lagi kali wajah gue bisa dapet undian dadakan kayak gitu."

"Oh iya, itu di tangan lo susu dari kak Dion?" tanya Saskia seraya menunjuk ke arah susu kotak yang berada ditangan Juni.

"Iya, kenapa? Lo mau?" tawar Juni.

My Senior (Senior Series 1)Where stories live. Discover now