Bagian sembilan

14.9K 606 1
                                    

❤❤❤

'Gue harus apa? Sulit dimengerti dan semua ini begitu singkat.'

"Lepasin gue!" ucap Juni seraya menjauhkan tubuhnya dari pelukan Senio.

Ia menatap Senio yang sungguh tak bisa dimengerti. Bingung, kesal, marah, segala macam semuanya bercampur dalam satu tatapan.

"Lo sadar gak sih? Baru tiga hari yang lalu kita kenal, dan dalam tiga hari itu lo bikin gue kesel setiap gue liat lo. Dan sekarang.. Sekarang lo tiba-tiba bilang gitu ke gue? Lo dengan seenaknya mutusin bahwa kita jadian. Lo mikir gue gak? Gue baru kenal lo, gue belum terlalu kenal lo itu siapa, gue belum tau apa-apa tentang lo, dan gue..

Juni menjeda ucapannya dan menghela nafas berat.

"Gue belum cinta sama lo!"

Senio seketika bergeming. Juni yang menurutnya lucu bisa se serius ini dengannya. Seakan semua ini kebalikkan. Senio yang adalah kakak kelas Juni justru sifatnya sangat childish, sedangkan Juni yang adalah adik kelasnya justru lebih dewasa darinya. Satu sifat yang langsung menarik perhatian Senio. Dewasa.

"Masih belum kan? Berarti mau dong?" ujar Senio yang kembali tersenyum kepadanya.

'Ya Allah, harus dengan cara apa lagi hambamu ini menjauhkan orang se ngeselin ini?' batin Juni yang sudah pasrah dengan sikap Senio.

Juni menatap kesal Senio, dan lekas pergi meninggalkan Senio yang terus melihatnya seraya tersenyum dan menggeleng geleng kan kepalanya menatap punggung Juni yang mulai menjauh dari penglihatannnya.

Saskia yang sedari tadi mengintip semua kejadian Juni dan Senio ditaman belakang justru ia malah senyum-senyum terbawa perasaan dengan adegan mereka. Ia sangat tidak menyangka bahwa sahabatnya Juni bisa langsung sedekat itu dengan Senio.

'Ahh sweet!' batin Saskia.

****

"Ciee ciee!" ledek Saskia yang sedari tadi mengganggu Juni yang sedang membereskan buku-bukunya yang berserakan dimeja dan memasukannya ke tas.

"Ish Kia, lo bisa diem gak sih. Apanya yang harus di cie cie in coba?" kesal Juni.

"Udah lo jujur aja sama gue, gue udah liat semua yang terjadi antara lo dan kak Senio pas ditaman belakang sekolah." Juni membulatkan matanya, karna ternyata Saskia melihat semuanya secara diam diam.

"Jadi lo tadi ngintipin gue?"

Saskia terkekeh seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Hehe, sorry. Ya abis lo langsung ditarik gitu aja sama kak Senio, yaudah gue ikutin lo aja dan taunya lo dibawa ketaman belakang sama kak Senio."

"Tapi asal lo tahu ya, gue sama dia gak ada apa apa." Tegas Juni yang sudah memasukkan bukunya kedalam tas dan langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Serius?"

"Iyalah."

"Terus kenapa lo tadi dipeluk sama kak Senio, sumpah tadi itu gue baper banget tau liatnya," ucap Saskia dengan nada yang sedikit meningkat karna terlalu girang.

"Sstt. Lo jangan kenceng-kenceng dong ngomongnya, ntar ada yang denger kan berabe."

"Sejujurnya gue males banget buat bahas ini. Tapi demi meluruskan semua kesalah pahaman ini, gue terpaksa ceritain semuanya ke lo. Tapi lo janji jangan nyinyir, ngerti?" tegas Juni dan disahut anggukan oleh Saskia dan membentuk huruf O antara jari telunjuk dan ibu jari mengartikan OK.

My Senior (Senior Series 1)Место, где живут истории. Откройте их для себя