Tiga Belas

76K 8K 212
                                    

Rajendra menyeringai. Ditatapnya intens wanita yang masih berdiri kaku.

"Apa kabar, El?"

Eliya mendonggak, menatap langsung ke manik coklat mantan suaminya ini.

"A-aku baik, Jen." Eliya terbata-bata membuat Rajendra kembali mendekati Eliya.

Dengan sekali cekalan, Rajendra meraih rahang Eliya dan menekannya kuat. "Kamu seharusnya nggak baik-baik aja, El. Harusnya kamu meringkuk lebih lama di penjara. Bukannya berkeliaran bebas seperi ini."

Eliya mencoba berontak, namun lelaki berahang tegas di depannya ini semakin mencekalnya kuat.

"Aku berhak bebas, Jen," lirih Eliya yang merasa kesusahan menjawab kareba rahangnya merasa kebas.

"Kamu gak berhak bebas, El. Setelah apa yang kamu lakuin itu udah ngancurin keluargaku." Desis Rajendra tepat di depan wajah Eliya.

Eliya semakin berontak merasakan kesakitan.

"Sa-sakit, Jen!" Erang Eliya yang masih mencoba melepaskan tangan kuat Rajendra.

Rajendra melepaskan cekalannya, dan menghempaskan tubuh Eliya hingga terhuyung dan menabrak meja kaca di belakanngnya.

Tubuh Eliya terjengkang dan mengadu kesakitan karena pecahan kaca meja tepat mengenai siku dan lengannya.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Manda yang saat itu akan memasuki ruangan, begitu kaget mendengar suara pecahan dan menampilkan Manda dengan raut kekagetan yang tak bisa ia tutupi.

"Mbak El!" pekik Manda yang panik menghampiri Eliya yang masih terduduk di atas pecahan kaca meja. Hati-hati ia menolong Eliya untuk berdiri.

Manda melirik sebentar ke arah Rajendra yang memunggungi mereka, lebih memilih memandang keluar jendela.

"Kami permisi, Pak." Tanpa menunggu jawaban Rajendra, Manda memapah Eliya keluar ruangan.

Membiarkan Rajendra menatap keluar jendra dengan napas memburu. Kedua tangannya terkepal sempurna.

Kemarahan sedang menyelimutinya. Mengerling sebentar pada sosok yang tengah dipapah Manda. Ada rasa nyeri menelusup di rongga dadanya, melihat darah yang tercecer di lantai.

Separah itukah dorongannya pada Eliya. Memutar tubuhnya mengahadap ke arah meja dengan kaca yang pecah. Rajendra meringis dalam mendapati noda darah menghiasi pecahan tersebut.

Mendadak pria itu mengetatkan rahangnya. Luka seperti itu hanya melukai fisiknya saja. Luka hatinya lebih parah.

Rajendra menghempaskan diri ke kursi kebesarannya, menghembuskan napas beratnya.

Setelah ini, apa yang harus ia lakukan? Terbesit rasa khawatir akan keadaan Eliya.

Seberapa dalam lukanya?

Apa parah?

Sejurus kemudian, Rajendra membuang pemikiran tersebut. Menulikan dan membutakan hal apapun yang berkaitan dengan mantan istrinya itu.

Hingga satu notifikasi masuk ke ponselnya berhasil mencuri atensi. Membuat Rajendra terperanjat kaget dan terburu-buru keluar dari ruangannya.

Yang harus ia lakukan adalah segera sampai ke rumah.

●◎◎●◎◎●

Rajendra tergesa memasuki rumahnya, langkah lebarnya langsung membawanya ke lantai atas. Tepat ke kamar tidur Monik.

Monik sedang tertidur dengan posisi meringkuk seperti janin. Ada Rania duduk di sisi ranjang berseberangan dengan Rajendra.

"Mami kenapa?"

Mantan Suami - Tamat  (HAPUS SEBAGIAN) Kde žijí příběhy. Začni objevovat