Enam

84.1K 8.5K 117
                                    

Hola, Jendra is back. Wkwkwkwkwk ... duh, saya bener2 kek dikejar rentenir nih. Sumpriiiiit.

Bagi yang minta next, jangan kapok ya kalo saya tag di work ini. muehehehehehe.

Kuy-lah. Monggo di woco. chamoe91 Jiyastri Yan_Sue hani1806 akula9i maaf ya menuhin notif.

Kira-kira ada yang mau aku tag gak ya? #eak #penulisnyasokpemes 😂😂😂

Mahalo
-Dean Akhmad-
30-07-2018

◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎

Jendra menghempaskan seluruh barang-barang yang berada di atas meja kerjanya, hingga berhamburan di lantai. Dadanya naik-turun, dengan napas berat yang tak beraturan.

Darahnya mengelegak, tanpa bisa ditahan. Meletup bagaikan gunung berapi yang memuntapkan lava panasnya.

Kesialan apa yang sedang menimpanya, sehingga ia bertemu lagi dengan wanita itu.

Jika saja ia tahu ujung dari menguntit Rania akan seperti ini. Ia mungkin lebih memilih pulang ke rumah, dan menikmati secangkir kopi di ruang kerjanya. Ditemani setumpuk berkas dan laptop yang menyala, menampilkan grafik penjualan juga beberapa laporan.

Rajendra menatap kosong meja berlapis kaca di hadapannya. Kalau saja ia tahu bahwa rumah yang ditempati Rania juga ditempati oleh Eliya. Tentu saja ia tak sudi mengetuk rumah itu, bahkan menginjakkan kaki di halaman rumah itu, membuat dirinya dilanda sengatan-sengatan aneh, yang tanpa ia tahu rasanya begitu tak mengenakkan.

Sepanjang sisa hidupnya, ia mendoktrin otak dan hatinya agar membenci Eliya.

Delapan tahun ia selalu menyusupkan kebencian dengan level tertinggi, menutup mata dan telinga dari berbagai hal mengenai mantan istrinya tersebut. Kecuali saat pengacaranya datang, dan memberitahukan bahwa Eliya mendapatkan pengurangan masa tahanan karena kelakuan baik.

Cih!

Meski secuil rasa ingin tahu terkadang bersanding dengan rasa lain yang terus mengelegak di dadanya. Akan tetapi kebencianlah yang lebih mendominasi.

Terkutuklah sang mantan istri. Bertahun-tahun ia menyiapakan segala jenis makian dan sumpah serapah. Akan tetapi malam ini, otaknya tiba-tiba saja kosong. Tak tersisa satupun makian yang tertinggal untuk ia lontarkan pada wanita pembunuh itu.

Tubuhnya membeku. Bahkan lidahnya ikutan kelu. Selama beberapa menit, yang ia lakukan hanya memandang lekat bola mata berwarna cokelat milik Eliya.

Mata Rajendra melotot sempurna dengan kekagetan yang luar biasa. Ketika sosok wanita itu yang membukakan pintunya. Sungguh ia tak menyangka akan bertemu dengan perempuan itu.

Meski ia tahu, bahwa wanita yang sedang menatapnya kini sudah bebas beberapa bulan yang lalu.

Tanpa bicara, Jendra tahu bahwa ada kerinduan tersemat di mata wanitanya. Ah, mantan istri tepatnya. Sejenak ia merasa jika tatapan itu memanglah untuknya, dan sedikit melunakkan wajahnya yang mengeras menahan amarah.

Hingga suara jeritan tak kasat mata, yang hanya terjadi di dalam kepala Rajendra membuat ingatanya tertarik kembali pada malam tragedi delapan tahun lalu.

Rajendra yang baru saja pulang kuliah, mendapati Eliya tengah memegang pisau dapur dengan darah yang menetes di ujungnya.

Tatapan mereka bertemu. Membuat wajah Eliya pias seketika. Tak ubahnya dengan Rajendra, ia malah tak tahu harus berlaku seperti apa. Hingga teriakan maminya terdengar barulah jendra tersadar dengan apa yang terjadi.

Mantan Suami - Tamat  (HAPUS SEBAGIAN) Where stories live. Discover now