S E L I N G A N (Part 2)

22.4K 4.2K 354
                                    

Jess Note :

Hai,
Yap, ini masih lanjutan part sebelumnya, di mana bab SELINGAN saya bagi menjadi dua part karena isinya lumayan panjang, dan saya bosan serta capek harus mengetik semuanya sekaligus.
Karenanya, sama seperti part sebelumnya, silakan lewati bagian Selingan (Part 2) ini, kalau kalian tidak ingin menyaksikan momen antara Felix dan Vania.

Salam Bosan, BelBel.

**

Vania tidak terkejut ketika pada malam berikutnya Felix datang dengan membawa Azryl serta. Meskipun sepak terjangnya sebagai bajingan santer terdengar di luar sana, Andrean selalu menyimpan rasa bangga terhadap putra tunggalnya. Serigala itu senang memamerkan putra mahkotanya pada khalayak ramai, dan akan menghormati rekan kerjanya apabila melakukan hal sama, karena itu tentu saja Felix membawa Raquel dan Azryl ke dalam jamuan makan malam ini.

Vania sendiri sudah memikirkan keadaan ini untuk bisa menyimpulkan kalau tak ada guna menghabiskan energi untuk membahas Azryl. Tidak ada yang perlu dipertanyakan, karena sama seperti Raquel, selamanya anak itu akan berada di sisi Felix. Vania bisa bertoleransi dengan mengabaikan keberadaan bocah itu dan menganggapnya tak ada, asalkan Felix tak menuntutnya menjadi ibu sungguhan bagi si bocah, dan sejauh ini Felix cukup tahu diri untuk tak meminta apapun. Karena bagi Vania, sosok Azryl tak lebih dari konsekuensi atas pilihannya kembali ke dalam pelukan Felix, setelah menyerah mencoba untuk melepaskan diri dari pria itu.

Bukan berarti Vania tak pernah mencoba. Oh, dia telah berkali-kali bermain api dengan mencoba menjalin hubungan bersama pria lain, meskipun sadar dirinya dan Felix terikat dalam pernikahan sah di mata hukum dan agama. Ia biarkan bola panas itu bergulir, melahap siapapun yang menghalangi jalannya, terutama Felix yang mengamuk karena dibakar cemburu. Vania baru berhenti setelah bola panas itu turut melalap Raquel melalui pertengkaran antar kekasih, di mana gadis itu hampir pingsan karena menyaksikan ibunya nyaris menerima tamparan seorang pria yang tak terima ketika Vania mengakhiri hubungan mereka.

Vania bisa menyakiti atau bahkan menghancurkan siapapun, selama orang itu bukan Raquel. Ia terlalu mencintai gadis itu, yang membuat segala kesenangan menyakiti Felix dengan membakar pria itu dalam api cemburu, lenyap begitu Raquel ikut terluka.

"Kenapa aku nggak boleh pakai celana olahraga?" pertanyaan itu membuat Vania melirik Raquel yang sedang melakukan unjuk rasa, "Ini hanya makan malam, apa pentingnya mengenakan gaun? Aku jadi kelihatan seperti tante-tante, kayak Ibu."

"Nante Nania, Kakak Ann, Nante Nania tantik!" Azryl yang duduk di samping Raquel menyampai protes dengan nada tak setuju, "Kakak Ann juga."

"Ya tapi sesak napas, bocah!" seperti biasa Raquel senang sekali menyembur Azryl, "Kalau pakai celana olahraga dan kaus kan nggak perlu tahan napas."

"Tapi, Kakak Ann, tapi Kakak Ann tantik!" Azryl ikut-ikutan ngotot, "Tantik!"

"Ah, dasar mata keranjang!" Raquel langsung mencela, "Sukanya lihat cewek cantik. Kalau udah besar mau jadi apa kamu, hah? Playboy deg-degan?"

Azryl menggeleng dengan tegas, "Azyl mau jadi Bapak pos."

"Oh, iya. Lupa."

Percakapan itu terhenti karena Felix mengumumkan kalau mereka telah tiba di kediaman Andrean Wijaya. Kandang serigala itu tidak bisa dikatakan megah, namun asri karena pekarangannya dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan. Kabarnya seluruh tanaman di rumah ini dirawat langsung di bawah pengawasan nyonya rumah, dengan menghabiskan biaya lebih besar daripada pendapatan Vania setiap bulannya, tapi apa peduli Andrean? Serigala itu tidak akan bangkrut karena membiarkan istrinya membeli berbagai jenis tumbuhan, dan justru membangun rumah kaca sebagai hadiah ulang tahun Kirana. Andrean baru meradang ketika Kirana membangun usaha dekorasi untuk memanfaatkan hasil rumah kacanya, membakar Andrean dalam kobaran api cemburu, karena mendapati sebagian dari relasi istrinya merupakan pengusaha muda.

R A Q U E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang