S E P U L U H

28.3K 4.7K 242
                                    


"Ciuman?"

"Hah? Nggak! Enak aja."

"Bobo bareng?"

"Nggak, elah!"

"Grepe-grepe berarti. Iya kan?"

Dengan tangan kanannya Raquel menghajar tengkuk Lukas yang tertawa seperti setan, "Nggak, sialan!"

"Jangan bilang kalau nggak terjadi sesuatu, karena itu nggak mungkin," Bahkan Adriell turut serta memojokkan Raquel selepas latihan sore mereka, "Kalian kan sama-sama dewasa."

"Sejak awal aku dan Abram nggak terlibat dalam hubungan asmara," Raquel memberitahu dengan nada menggebu-gebu, "Dia teman masa kecilku, dan aku bergantung padanya. Ketika dia mulai berkencan lalu jarang memiliki waktu untukku, aku kehilangan akal sehat dan berpikir kalau dia akan pergi seperti Ayah. Tapi itu terjadi karena aku menganggapnya sebagai saudaraku, hanya itu."

"Dongeng yang sangat menarik," Clement menguap untuk menunjukkan kalau ia tak percaya pada khotbah Raquel, "Teman masa kecil pantatku! Teman masa kecil apa yang memperhatikan ukuran payudara, kalau bukan teman tapi nafsu?"

"Abram nggak kayak gitu!" Raquel membeliak marah karena tak percaya kalau Clement akan menilai Abram serendah itu.

"Sebenarnya dia seperti itu Qel," Bahkan Ryan yang biasanya tak peduli dengan gosip di antara personil band besutannya, ikut-ikutan berkomentar tanpa mengalihkan pandangan dari kegiatan menyusul jadwal.

"Jer," Raquel meminta perlindungan dari orang waras terakhir yang sedang asik menyetel nada gitar, "Bela aku."

"Aku bisa saja membelamu, tapi aku nggak bisa menolong Abram, karena dia memang seperti itu," Jethro meringis ketika menyampaikan pengamatannya.

"Lihat kan?" Lukas menyambar penuh kemenangan, "Jelas-jelas perasaan teman masa kecil yang kamu miliki itu bertepuk sebelah tangan. Dia memandangmu sebagai perempuan, bukan teman."

"Tapi aku memang perempuan!"

"Dasar tolol," Lukas menutup pembicaraan dengan hinaan karena merasa tak ada guna berdebat dengan Raquel yang bebal.

"Kamu yang tolol!" Balas Raquel sengit, "Awas kamu nanti!"

"Uh, takut!" Lukas mengejek dengan nada menyebalkan, "Bisa apa gadis kecil sepertimu hah?"

Raquel yang terlanjur naik darah dan malu karena ditertawakan, menerjang Lukas sampai pria itu hampir terjungkal dari kursinya. Dalam sekejap keduanya sudah bergelut dengan Raquel yang berusaha menjambak rambut pria itu, sedangkan Lukas berkelit sambil tak lupa memasang ekspresi mengejek yang membuat Raquel makin panas.

Ryan yang merasa dirinya sudah terlalu dewasa untuk ikut menertawakan keduanya bersama Adriell dan Clement, memilih untuk keluar dari studio karena keributan itu membuatnya tak bisa berkonsentrasi. Hanya Jethro yang bersedia untuk melerai keduanya, dengan menarik tangan Raquel yang sudah hampir menangis karena emosi.

"Udah," Lerai Jethro sambil mendorong sebelah telapak tangannya untuk menutup wajah Lukas yang menyebalkan, "Jangan sampai kalian merusak properti studio."

"Tapi dia duluan yang cari masalah!"

"Kamu kan tahu kalau Lukas memang begitu," Balas Jethro, "Kalau kamu ladeni, dia akan semakin menjadi."

"Setidaknya dia pantas menerima satu pukulan."

Dengan ketangkasannya sebagai seorang pemuda, hanya butuh sekejap mata untuk Jethro menghajar Lukas yang tak sempat berkelit. Tanpa memedulikan Lukas yang mengumpat panjang pendek, pemuda itu mengonfirmasi, "Udah kan?"

R A Q U E LWhere stories live. Discover now