E M P A T

35.2K 4.9K 137
                                    


"Halo cewek cantik."

            Raquel baru akan memasuki ruang studio ketika Clement menyapa dengan cengiran lebar, kemudian berlalu tanpa menunggu jawaban. Pria itu selalu bersikap seperti itu dan mendapati Clement tak mengubah tingkahnya setelah pertengkaran kemarin, membuat Raquel merasa tak mengambil keputusan yang salah dengan kembali berkumpul bersama teman-temannya, atau setidaknya begitulah harapannya.

"Qel!"

Lukas menjadi personil kedua yang menyapanya dengan usapan di rambut. Sama seperti Clement, pria jangkung itu berlalu tanpa menunggu jawaban, meninggalkan Raquel yang misuh-misuh karena rambut pendeknya berubah jadi berantakan. Raquel bahkan memasang kuda-kuda ketika melihat kehadiran Adriell, untuk memastikan kalau pria itu tak mengikuti jejak Lukas dengan mengacak rambutnya.

"Akhirnya kamu datang juga!" Adriell berseru senang sambil menepuk-nepuk pundak Raquel yang hampir terjungkal karena tak siap menerima tenaganya, "Aneh rasanya kumpul hanya dengan para terong-terongan ini."

"Siapa yang terong-terongan?" Jethro datang paling terakhir dan dengan kurang ajar langsung menggeplak kepala Adriell, "Masuk! Jangan berdiri di pintu."

Adriell mendengus pada Jethro, namun segera menyunggingkan senyuman manis ketika menggandeng Raquel masuk ke dalam studio, "Kami punya berita bagus."

"Kalau mengubah nama band kita menjadi terong-terongan adalah berita bagus  yang kamu maksudkan, maka aku akan menganggapnya sebagai omong kosong," Balas Raquel penuh tekad dan akibatnya Lukas menyemburkan tawa hingga hampir terjungkal dari tempat duduknya.

"Bukan, blegug!" Adriell menoyor Raquel dengan tega, "Berita bagusnya adalah Lukas berhasil menyelesaikan lagu pertama kita."

"Lagu apa?" Raquel justru semakin kebingungan.

"Lagu pertama kita," Adriell mengulangi ucapannya sambil menggoyang-goyangkan pinggul dengan heboh, "Kamu ingat kan? Lirik lagu yang pernah ditunjukkan Lukas dulu?"

"Maksud kamu, lirik alay yang penuh dengan kata-kata cinta menjijikkan itu?" Raquel tak bisa menyembunyikan nada histerisnya, dan akibatnya kali ini Clement yang hampir terjungkal dari kursi karena terlalu heboh menyuarakan tawanya.

"Nggak menjijikkan kok," Jethro berusaha menenangkan suasana dengan suara tenangnya.

"Ingin ku kecup bibir indahmu dan ku bisikkan cinta ke dalam relung hatimu," Ekspresi Raquel ngeri ketika mengutip lirik lagu yang ditunjukkan Lukas padanya dulu, "Menurut kamu semua itu nggak menjijikkan?"

"Baiklah, itu memang menjijikkan," Jethro mengangkat tangan tanda menyerah, "Tapi Lukas mengubah beberapa bagian lagunya...,"

"Menjadi lebih vulgar," Clement memotong dan bersiul di akhir kalimatnya.

"Pasti dia mengarang lagu itu selagi meniduri pacarnya," Tiba-tiba Adriell sepakat kalau lagu karangan Lukas terlalu vulgar dan membisikkan pemikirannya kepada Raquel.

"Adriell," Lukas mengeluarkan nada menegur sementara kedua tangannya bergerak untuk menutupi telinga Raquel, "Jangan mengatakan hal tabu seperti itu kepada anak di bawah umur."

"Dia lebih tua dariku," Adriell menyuarakan protesnya dengan jari telunjuk mengarah pada Raquel, karena ia memang si bungsu di dalam anggota band mereka.

"Tapi dalam hal ini, Raquel lebih kecil daripada kita semua."

"Ayolah, Luke!" Clement mengerang keras-keras untuk menunjukkan kebosanan, "Adriell hanya mengatakan itu karena lirik lagu vulgarmu."

"Lirik laguku tidak vulgar!" Lukas hampir memutar bola mata ketika menyampaikan pembelaannya, "Lupakan, aku akan memperbaiki liriknya sembari menyempurnakan komposisi musiknya."

R A Q U E LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang