D E L A P A N B E L A S

32.2K 4.8K 358
                                    


            "Itu artinya kalian jadian kan?"

            Pipi Raquel merah padam karena pertanyaan bernada menggoda itu, dan dengan tega ia menyambit kepala Jethro, demi menutupi rona merah di pipinya, "Aku dan Abram nggak jadian. Hubungan kami hanya sebatas teman masa kecil."

            "Teman masa kecil," Kepala Jethro manggut-manggut dengan senyuman iseng menghiasi bibirnya, "Aku, Lukas, Adriell, Clement dan Mas Ryan adalah teman masa besar, sementara Abram teman masa kecil. Menarik sekali."

            "Ayolah, Jer!" Raquel mengerang keras-keras meskipun rona merah itu tak kunjung pergi dari wajahnya, "Aku pernah mengatakannya kan? Masa laluku dan Abram itu mengerikan, jadi aku nggak paham kenapa kamu dan terong-terongan yang lain menganggap masalah di antara kami sebagai lelucon. Bukankah seharusnya kalian melakukan peran sahabat yang baik, dengan menghalanginya melakukan sesuatu yang mungkin saja menyakitiku? Tapi lihat apa yang kalian lakukan? Bahkan Lukas berhenti menjodohkan kita berdua, padahal semua orang tahu, dia selalu berusaha membuatmu berpaling, dengan harapan Anye jatuh ke dalam pelukannya setelah putus darimu. Dia sudah melakukan rencana kotornya itu sejak dulu, dan berhenti hanya karena bertemu dengan Abram. Ini nggak masuk akal!"

            Tersenyum geli Jethro berusaha menjelaskan, "Aku tahu kalau masa lalumu dan Abram rumit, tapi aku juga melihat bagaimana Abram mencoba memperbaiki masalah di antara kalian, dan kamu harus tahu kalau nggak semua orang memiliki keberanian sebesar yang dimiliki Abram," Seakan tidak cukup dengan pembelaannya, Jethro dengan tega menambahkan, "Kamu, misalnya. Meskipun sadar kalau Abram mencoba berdamai denganmu, kamu tidak berani mengambil kesempatan, dan justru mengarang banyak cerita aneh dengan ketakutan tidak berdasarmu."

            "Tapi..,"

            "Kamu tahu kan, Qel, kalau aku selalu menganggapmu seperti adikku sendiri?" Potong Jethro yang rupanya sudah bosan mendengar khayalan tak masuk akal Raquel, "Kamu juga pasti tahu kalau aku Abang yang protektif, karena itu kalau Abram terlihat seperti seseorang yang akan mencelakaimu, tentu saja aku akan melindungimu darinya. Tapi Abram tidak seperti itu. Dia terlihat seperti seorang pemuda yang sedang berusaha mendapatkan gadisnya kembali, dan tentu saja aku tidak bisa menghalanginya. Tidak dalam kapasitas Abangmu, tidak juga dalam kapasitas sebagai sesama pria."

            "Ugh!" Raquel berusaha untuk terdengar mengeluh, namun gumamannya justru terdengar seperti rengekan gadis manja, "Aku benci percakapan ini. Ayolah, kamu kan bukan Ayahku."

            "Memangnya kamu bersedia membahas hal ini dengan Om Felix?" Karena Raquel misuh-misuh, Jethro menambahkan, "Aku tahu kalau sulit untukmu keluar dari zona nyaman, dan kami membuatnya jadi semakin rumit dengan terlalu memanjakanmu, tapi kamu harus mencobanya. Sudah saatnya untuk kembali mencoba mempercayai seseorang, sekaligus berhenti mengarang cerita-cerita aneh dengan pemikiran tidak berdasarmu itu."

            "Aku hanya melihatnya sebagai teman masa kecil," Jethro memutar bola mata dengan ekspresi tak percaya, jadi Raquel menambahkan, "Dan dia melihatku sebagai teman masa kecil."

            "Bukankah Lukas mengatakannya padamu? Abram selalu memandangmu sebagai seorang perempuan, karena teman masa kecil tidak memperhatikan ukuran payudara."

            "Oh, c'mon! Hal itu alami, karena bagaimanapun juga, Abram seorang laki-laki."

            "Aku laki-laki dan tidak pernah mencoba mengira-ngira ukuran dadamu," Begitu balas Jethro.

            "Lukas melakukannya," Raquel mencoba membela diri meskipun wajahnya sudah merah padam, "Dia sering mencoba meremas bokongku."

            "Memangnya apa yang kamu harapkan dari Lukas? Lukas itu bajingan dan aku percaya kalau nggak ada satupun dari kita yang terkejut, kalau suatu saat nanti kita mendapati Lukas mencoba menggagahi buah semangka," Balas Jethro seakan hal itu masuk akal.

R A Q U E LWhere stories live. Discover now