L I M A B E L A S

26K 4.7K 207
                                    


            "Bukannya Ayah tidak setuju, tapi bukankah jurusan pertanian sedikit terlalu keras untuk anak perempuan?"

            "Sudah terlalu terlambat untuk membicarakan masalah ini kan?" Balas Raquel, "Kalau ingin berkonsultasi tentang jurusan kuliah, seharusnya Ayah lakukan ketika aku masih SMA. Tapi tentu saja kita berdua tahu, kita tidak sempat membicarakannya, karena ketika aku masih SMA, Ayah terlalu sibuk dengan urusan mencari istri baru."

            Alis Felix Wibowo terangkat karena Raquel menyulut perang kedua, tapi pria itu tetap tenang ketika membalas, "Jadi, kuliah di jurusan pertanian adalah bentuk pembalasan terhadap Ayah? Pembuktian kalau anak perempuan juga bisa menekuni bisnis keras yang sama?"

            Raquel jadi tertawa mendengarnya, "Maaf saja, tapi aku tidak ingin membuktikan apapun pada Ayah."

            "Meski kamu mengambil jurusan yang sama dengan Ayah?"

            "Ya. Aku hanya tidak ingin menambah populasi sarjana ekonomi."

            "Kalau begitu, kenapa bukan jurusan seni musik?"

            Kali ini Raquel tidak bisa langsung membalas. Berbeda dengan Ibunya yang percaya begitu saja ketika Raquel mengatakan kalau alasan terbesarnya mengambil jurusan pertanian adalah untuk tidak menambah lulusan ekonomi, Felix dan pemikiran jelinya akan segera tahu kalau minat penting untuk Raquel, dalam melakukan sesuatu.

            Sejak lama musik sudah jadi hasrat untuk Raquel, alasan yang membuatnya bergabung dalam UKM musik. Karena itu meskipun pada awal penampilannya bersama OB-SITAS band Raquel mengalami demam panggung, berkat bantuan tekad kuat dan jam terbang, ia berhasil memperbaiki performa penampilannya menjadi lebih mumpuni. Dengan perhitungan itu, tidak akan ada yang heran kalau pada akhirnya Raquel berlabuh pada jurusan seni dan musik. Tapi yang terjadi Raquel justru bertahan menuntut ilmu di jurusan pertanian, karena meskipun tidak ingin mengakui, Raquel selalu tahu kalau hasrat terbesarnya adalah dunia pertanian, sama seperti Ayahnya. Tapi tentu saja ia tidak akan mengatakannya, dan justru menyalahkan Ryan atas keadaannya sekarang, "Aku nggak pernah berniat untuk jadi penyanyi. Kalaupun sekarang aku bergabung dalam band, itu terjadi karena Mas Ryan menjebakku."

            "Jadi, jurusan pertanian adalah pilihan acak. Begitu?"

            Raquel tak menjawab karena tahu kalau Ayahnya tidak akan percaya. Dalam diam ia mengaduk-aduk makanan, sambil berharap kalau mereka akan membahas hal lain, karena tahu kalau interogasi ini belum berakhir. Namun belum lagi Felix melontarkan pertanyaan berikutnya, ponsel pria itu sudah bergetar dengan nama Rabekka di layarnya. Tanpa kata Raquel menyingkirkan piring, membuang pandangan ke arah luar, agar tak perlu menambah kadar kebencian terhadap pria yang sudah bertanggung jawab atas kelahirannya ke atas dunia ini.

            "Kau tahu jadwalnya kan?" Pertanyaan Felix pada lawan bicaranya membuat Raquel memutar bola mata, sambil berpikir, tentu saja pria itu harus membagi jadwal untuk kedua istrinya, "Azryl denganku. Pahami peraturannya sebelum menuntut sesuatu dariku."

            Raquel tak akan berdusta kalau ia merasakan goresan kebahagiaan karena menyadari kalau Ayahnya sedang marah. Dua kali murka karena dua perempuan berbeda, terasa pantas untuk pria yang memaksa istrinya menerima perempuan lain ke dalam pernikahan mereka.

            "Ya, aku sedang bersama Ann, tapi itu bukan urusanmu. Kau tidak mau membuatku marah, jadi lakukan apa yang ku katakan!"

            Raquel tercekat karena menyadari suara Ayahnya naik dua oktaf. Pria itu memang berdarah panas dan mudah tersulut emosinya, tapi ia bukan jenis orang yang berbicara dengan nada tinggi. Dalam pertengkaran suami istri yang sudah sering Raquel saksikan, Ibunya selalu menjadi pihak yang mengeluarkan bentakan, sedangkan Ayahnya lebih sering mengeluarkan kemarahan dalam kalimat-kalimat bernada mengancam. Karena itu mendapati Ayahnya tiba-tiba meninggikan suara, membuat Raquel yang bengal sekalipun merapikan posisi duduk dengan perasaan ngeri.

R A Q U E LWhere stories live. Discover now