Thirty Two

603 151 70
                                    

Halo, masih ingat ff ini nggak? Maaf sangat maaf karena baru update skarang setelah setahun lebih rasanya aku nganggurin ff ini. Skarang aku bakal mulai update lagi, smoga klian masih ingat jalan cerita ff ini (klo lupa bisa baca ulang dulu😓) Maaf klo chapter ini kurang ngefeel krna aku masih dlam tahap ngumpulin mood buat meneruskan crita ini, aku usahakan updatenya nggak ngaret lgi agar ff ini cepet rampung.
Selamat membaca, my dearest chanji readers.


—ooo—


Bomi terkejut bukan main melihat Eunji jatuh pingsan dihadapannya. Tak beda jauh dengan Bomi, Kyungsoo dan Jungkook juga sama terkejutnya. Untung saja tadi Kyungsoo sigap menangkap badan Eunji sehingga kepala gadis itu tak sempat terbentur sofa.

Jungkook berlari kembali ke hadapan para tamunya dengan membawa segelas air mineral, bodohnya Jungkook hanya menyediakan cola sebelumnya. Bomi beberapa kali menepuk-nepuk pelan pipi sahabatnya yang masih terpejam. Dia bingung, mengapa gadis itu tiba-tiba jatuh pingsan, tak seperti Eunji yang biasanya. Baru kali ini Bomi melihat Eunji terkulai lemas tak berdaya seperti ini.

"Eunji-ah, bangunlah." tutur Bomi, tangannya masih menepuk pipi mulus Eunji, berharap gadis itu cepat bangun. Mata Kyungsoo bergerak gelisah, dia sangat khawatir dengan mantan kakak kelasnya tersebut.

"Dia mulai bangun!" girang Bomi setelah melihat kelopak mata Eunji sedikit bergerak.

Agak kesusahan, Eunji mencoba membuka matanya. Kepala gadis itu sangat berat, rasanya seolah sesuatu bertumpu di atasnya. Dengan segenap tenaga, Eunji berhasil membuka mata. Wajah dengan gurat khawatir milik Kyungsoo, Bomi, dan Jungkook menyapa netranya. Eunji mengerutkan dahi, "aku kenapa? Pingsan?" tanya gadis itu memastikan. Masalahnya dia sedikit kurang percaya bahwa dia benar-benar pingsan, semasa hidup Eunji, dia tak pernah mengalami hal ini.

"Harusnya aku yang berbicara begitu. Kenapa kau tiba-tiba pingsan? Kau membuatku hampir menumpahkan cola ditanganku tadi." balas Bomi santai. Sahabat Eunji itu memang hampir membuat gelas kaca berisi soda dalam genggamannya jatuh karena kaget Eunji tiba-tiba terhuyung jatuh ke arahnya. Beruntung Kyungsoo sigap menyebrangi meja ditengah mereka untuk menopang tubuh Eunji.

Eunji belum menjawab pertanyaan Bomi. Kyungsoo membantu gadis itu untuk duduk di sofa, menyandarkan kepalanya ke pinggiran sofa agar lebih rileks. Jung Eunji tersenyum kecut mengingat kalimat Jungkook. Kang Seulgi sedang pergi mendaki. Kata-kata itu terus terngiang di kepala Eunji menambah beban sebelumnya. Sakit di kepalanya ternyata tak sebanding dengan luka di hati Eunji yang sekarang tengah menganga lebar.

Bomi memukul pundak Eunji melihat gadis itu melamun, "kau sepertinya sedang tidak enak badan, ya? Kita pulang saja sekarang. Aku takut kau kenapa-kenapa lagi."

Eunji mengangguk. Mereka keluar dari kediaman Jungkook. Pemilik rumah hanya mengantarkan sampai depan pagar, sedangkan Kyungsoo yang awalnya memaksa ikut mengantar pulang Eunji berakhir harus pulang sendiri. Eunji melarang lelaki itu mengikutinya dengan alasan tak mau merepotkan.

.

.

.

Eunji meraih secangkir air hangat pemberian Bomi. Hm, Bomi singgah ke apartemen Eunji. Dia tak tega meninggalkan gadis itu sendirian saat tahu Chanyeol tak ada di apartemen. Bomi memperhatikan dengan seksama wajah Eunji yang makin lama makin pucat.

DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang