Nineteen

2.4K 235 42
                                    

Warning 17+ !!!

–oOo–

Chanyeol POV

Aku memeluk pinggang Eunji erat dengan posisiku yang masih berada dibawahnya. Dapat kurasakan debaran jantung Eunji yang memompa cepat seperti jantungku. Gadis itu tak menanggapi ucapanku sebelumnya yang mengatakan bahwa aku siap menjadi ayah, yang kulihat hanya rona kemerahan di pipinya yang tembem. Apa ia pikir aku  bergurau dengan ucapanku?

"Yeobo.." Kupanggil Eunji dengan suaraku yang mulai serak, kebiasaanku ketika sedang merasa 'tertantang'. Eunji terlihat takut menatap mataku. Ia bergerak gelisah dengan beberapa bulir keringat yang jatuh ke wajahku. Aku tersenyum.

"Separah itukah kau gugup? Keringatmu sampai menetes ke wajahku." ujarku diselingi senyum kecil, berusaha membuat suasana sedikit cair. Gadis itu diam  masih enggan menatap mataku. Karena merasa diacuhkan, langsung saja kubalik posisi kami. Kini giliranku yang menindihnya. Eunji tak melayangkan protes. Sepertinya istriku benar-benar telah jatuh ke dalam pelukanku.

"Yeobo.."

Tak ada jawaban.

"Bolehkah aku menciummu?" aku menatap wajah Eunji dengan jarak yang tidak seberapa tersisa itu. Wajahnya memerah lagi, sangat lucu. "Jika kau tidak mau juga tidak–" kuhentikan ucapanku ketika Eunji menganggukan kepala. Seulas senyum kembali kutampakkan.
Aku bersyukur perjuanganku selama ini untuk mendapatkan Eunji akhirnya terbalas. Kini ia telah menerimaku.

Karena sudah mendapat persetujuan, aku pun mulai mendekatkan wajahku ke arah Eunji, mengikis jarak diantara kami. Kurasakan hangat terpaan nafas gadis itu yang menggelitik hormonku untuk bangkit.

Kukecup singkat bibir plum istriku sebagai pembukaan. Kemudian aku mengulum lembut bibirnya, kulakukan dengan sangat hati-hati. Kubuka sebentar mataku disela-sela ciuman kami, melihat mata Eunji terpejam rapat dengan wajah semerah kepiting rebus. Pfftt sebenarnya aku ingin tertawa, tapi aku tak mau merusak momen romantis kami. Bisa-bisa Eunji tak membolehkanku menciumnya lagi jika aku melakukan itu.

Setelah puas menatap wajah Eunji yang terlihat lucu disela-sela ciuman kami, aku kembali memejamkan mata dan mulai bermain sedikit liar. Tidak ada salahnya kan aku bermain panas, lagipula Eunji sudah resmi menjadi istriku.

Kudengar erangan pelan Eunji ketika aku menelusupkan lidahku ke dalam mulutnya, bermain di dalam sana. Awalnya Eunji tak merespon permainanku. Tapi lambat laun, Eunji mulai menanggapiku. Ia membalas lidahku yang bergerayang di dalam mulutnya. Pada dasarnya, aku adalah tipe lelaki yang tidak mudah tergoda. tapi entah mengapa jika aku melakukannya dengan Eunji, rasanya hormon priaku bekerja dua kali lebih cepat. Bahkan sekarang libidoku mulai naik. Dan kurasa Eunji menyadarinya, karena tiba-tiba saja gadis itu berhenti membalas permainan lidahku.

Akhirnya aku kembali bermain sendiri. Sedikit kecewa, tapi ini jauh lebih baik daripada Eunji melepaskan ciuman kami. Tunggu sebentar, sudah berapa lama kami berciuman? Sepertinya sekarang Eunjiku sudah pandai mengambil nafas panjang-panjang. Sungguh bagus!

Eunji kembali bergerak gelisah dibawahku. Dengan terpaksa, aku melepaskan ciuman kami. Kutatap wajah Eunji lembut. Ia menaikkan tangan mengusap bibirnya yang basah olehku. Aku tersenyum kemudian menggantikannya, kuusap bibirnya menghilangkan bekas ciuman kami.

"Emh.. " Eunji berdehem pelan ketika kami hanya saling diam dengan posisi masih sama seperti semula. Eunji menghadapkan wajahnya ke samping, tidak melakukan kontak mata denganku. Mungkin karena malu.

"Yeobo! Coba kalungkan tanganmu di leherku." Eunji mengernyitkan alis menghadapku selepas aku mengucapkan permintaan aneh itu. Bukan apa-apa, aku memang menyukai hal itu, ketika ia mengalungkan tangannya di leherku sama seperti malam itu ketika untuk pertama kalinya Eunji duduk dipangkuanku sambil mengalungkan tangannya. Aku sering terbayang-bayang kejadian itu.

DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang