Seven

1.7K 212 18
                                    

Seorang gadis tengah menangis tersedu-sedu di kamarnya, tak jarang pula ia berteriak dengan suara nyaringnya pada pria tampan yang berusaha menenangkan gadis itu.

"Sudahlah, apa salahnya sih menikah denganku?" Ujar Park Chanyeol masih berusaha menenangkan Eunji yang kini makin membesarkan volume tangisnya.

"Kau tidak malu menangis didepan calon suamimu seperti itu? Setidaknya lap dulu ingusmu." Tambah Chanyeol lagi dengan mengacungkan tisu tapi Eunji menepisnya.

"Aku tidak peduli! Pokoknya kau harus hiks..mem..hiks batalkan pernikahannya!" Ujar Eunji dengan beberapa kali sesenggukan, gadis itu tak berhenti menangis selepas ayahnya memberitahu bahwa ia dan Chanyeol akan menikah besok.

"Kau pikir aku siapa sampai bisa menentang keputusan ayahmu?" Ujar Chanyeol tapi Eunji tak menggubrisnya. Gadis itu makin menyaringkan suara isakan tangisnya membuat Chanyeol pusing sendiri.

"Aish! Berhentilah menangis. Kemana Eunji yang garang?" Ujar Chanyeol. Lelaki itu mengambil beberapa helai tisu dan mengarahkannya pada hidung Eunji yang sudah basah oleh cairan putih bening. Chanyeol mengusap lembut hidung gadis didepannya dengan sedikit memaksa karena Eunji terus saja menangkis tangannya.

"Yaak! Kau ini perempuan, kenapa jorok sekali sih? Biar aku hapus ingusmu itu. Benar-benar menjijikan." Oceh Chanyeol kembali berusaha mendekatkan selembar tisu yang dipegangnya pada bagian hidung sang gadis.

"Biar saja! Aku memang jorok makanya kau batalkan saja pernikahan kita. Aku ini gadis jorok!!" Teriak Eunji seraya beberapa kali menghisap masuk cairan putih yang dengan tidak indahnya menghiasi bagian cantik wajah gadis itu.

"Seandainya aku bisa membatalkannya pasti sudah kulakukan. Sayangnya aku tidak bisa. Aku sangat mencintaimu Jung Eunji." Terang Chanyeol, ia kemudian menarik paksa tangan Eunji dan memegang kepala gadis itu. Dengan lembut Chanyeol mengusap hidung gadis dihadapannya menggunakan tisu, menghilangkan jejak cairan disana. Kali ini Eunji tak melakukan perlawanan.

"Jangan pikir karena aku tak melawan itu tandanya aku menyerah." Ucap Eunji setelah Chanyeol selesai membersihkan cairan bening yang menempel di hidungnya.

"Ehmm. Terserah padamu, aku tidak mau berdebat karena sebentar lagi kita akan menikah." Jawab Chanyeol dengan tatapan lembutnya. Eunji hanya mendengus kemudian mengacungkan jari kelingkingnya kearah wajah Chanyeol.

"Apa?" Tanya Chanyeol tidak mengerti maksud dari jari tangan sang gadis yang diarahkan padanya.

"Berjanji kalau misalnya kita terpaksa harus menikah besok, kau tidak boleh memberitahu siapapun." Terang Eunji dengan menggoyang-goyangkan jari kelingkingnya didepan Park Chanyeol. Chanyeol memutar bola matanya kemudian tersenyum tipis.

"Kau juga harus janji berdamai denganku setelah kita menikah nanti. Aku tidak mau bertengkar terus." Tambah Chanyeol dengan ikut menaikan jari kelingkingnya. Eunji kelihatan sedang menimang-nimang permintaan lelaki didepannya.

"Baiklah!" Jawab Eunji dengan menautkan jari kelingkingnya pada milik Chanyeol.

"Yeay! Akhirnya aku tidak akan babak belur lagi karena dihajar olehmu." Sorak Chanyeol dengan mengepalkan tangannya ke udara seakan menunjukan semangat kemerdekaan.

"Siapa bilang? Kau kan hanya bilang janji untuk berdamai, bukan janji untuk tidak membuatmu babak belur." Protes Eunji. Wajah sumringah Chanyeol berubah masam selepas ucapan gadis itu.

•~~~•

Keesokan harinya...

"Ibu!! Aku tidak mau bu!! Kumohon jangan paksa aku bu!!" Rengekan gadis cantik itu bergema di dalam ruangan luas tersebut. Eunji terus saja menahan bobot tubuhnya membuat ibu dan ayahnya sulit menarik gadis itu meninggalkan rumah.

DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang