Twenty Two

2.4K 267 75
                                    

Chanyeol POV

Aku melangkahkan kakiku cepat tanpa menoleh ke belakang, kubiarkan Eunji tertinggal di belakangku. Jujur saja, aku masih sangat kesal akibat insiden di kelas saat jam istirahat pertama. Aku ingat dengan jelas bagaimana Eunji tertawa bersama si pendek itu --Do Kyungsoo-- dan membiarkan aku melamun sendiri mendengarkan mereka sibuk mengoceh. Aku tahu mereka hanya membahas masalah pelajaran tapi tetap saja, bolehkah seorang istri mendiamkan suaminya dan lebih memilih berbicara dengan pria lain? sepertinya hanya istriku yang begitu.

"Yeol tunggu aku. Kenapa langkahmu cepat sekali? Yeol!" Eunji membesarkan suaranya, berteriak. Tapi aku pura-pura tidak mendengarnya, aku tetap mengambil langkah lebar-lebar. Ada gunanya juga punya kaki panjang haha.

Setelah sampai di parkiran barulah aku menengok ke arah Eunji. Kulihat nafasnya tersengal-sengal. Apa dia berlari mengejarku? Eunji menatapku seraya mendengus. Agar tidak ketahuan kalau aku sengaja meninggalkannya karena kesal, aku memasang senyum.

"Kenapa kau meninggalkanku? Kau tidak tahu betapa lelahnya aku berusaha menyamakan langkah denganmu huh?"

Baiklah. Aku sedikit menyesal. Setelah kupikir-pikir kasian juga istriku, dia terlihat letih.

"Maaf aku tidak mendengarmu. Masuklah! kita pulang." ujarku berusaha mengalihkan pembicaraan seraya menarik tangan Eunji masuk ke dalam mobil.

Keadaan menjadi hening di mobil. Kulirik Eunji yang sedang menatap ke layar ponselnya sembari mengetikkan sesuatu.

"Siapa?" Eunji menoleh padaku ketika aku mengeluarkan pertanyaan.

"Kyungsoo. Dia tanya apakah nanti malam aku ada waktu, dia bilang ada materi sejarah yang dia tidak mengerti."

Aku membuang wajahku, fokus menatap jalanan di depan. Sial! Kenapa lagi si Kyungsoo itu. Baru saja beberapa bulan lalu aku bahagia karena Sehun yang kuanggap saingan lenyap sekarang muncul orang baru lagi. Sungguh menyebalkan!

"Tidak usah dibalas. Abaikan saja pesannya." ujarku cepat. Aku benar-benar tidak rela jika Eunji harus belajar berduaan dengan Kyungsoo.

"Telat! Aku sudah terlanjur membalasnya."

Aku kaget hingga refleks menginjak pedal rem mendadak. Tubuhku terhuyung ke depan. Omatis aku menoleh ke arah Eunji, tampak sekali kalau dia sangat syok dengan aksi tiba-tibaku. Jangankan Eunji, aku saja syok.

"Gwenchana?"

"Aish jinjja! Kenapa berhenti mendadak eoh? Kau mau membunuhku?"

Eunji menatapku dengan raut kesal bercampur kaget. Aku tersenyum kikuk, "maaf itu gerakan refleks tanpa unsur disengaja."

Eunji baru saja ingin kembali mengomel sebelum suara pengemudi di belakang kami membuat perhatian kami teralihkan. Mobil di belakang terus memencet klaksonnya. Aku langsung memutar stir membawa mobilku menepi.

Setelah menepikan mobil, aku kembali menatap wajah Eunji. "Kau balas apa pesannya? Kau tidak mungkin menyuruhnya belajar di apartment kita kan?"

Aku menunggu jawaban Eunji. Wajah gadis itu terlihat sedikit kesal, mungkin karena kejadian barusan.

"Aku bilang aku free tapi aku tidak tahu dimana harus mengajari Kyungsoo." jawab Eunji enteng tanpa melihat mataku sudah terbelalak sempurna. Ya ampun! Bisa-bisanya dia bilang bahwa dia free? Dia lupa harus mengurusku nanti malam? Pokoknya aku tidak mau tahu, aku tidak akan mengizinkannya meninggalkan apartment walaupun selangkah malam ini titik.

"Kau tidak boleh pergi! Katakan padanya kau ada urusan mendadak." ujarku tegas. Aku menarik pedal gas melajukan kembali mobil yang sebelumnya kuparkir di tepi jalan.

DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang