40

340 18 8
                                    

Typo bertebaran 😊

Happy reading semuanya😍💜💜

.

.

.

Jingga berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil membawa infus yang menempel ditangannya. Kondisinya masih belum membaik dan tubuhnya masih dipenuhi luka terutama di bagian wajahnya hampir semua dipenuhi luka.

Jingga menghentikan langkahnya ketika melihat sosok perempuan yang sangat ia kenal sedang menangis di bangku taman. Tanpa pikir panjang, Jingga langsung menghampiri perempuan itu.

"Arghhh!" Ringis Jingga sambil memegangi perutnya, ia berjalan terlalu cepat hingga membuat perutnya sedikit sakit. Jingga menghela nafasnya, ia kembali melanjutkan langkah nya untuk menghampiri Naya.

Begitu sampai dihadapan Naya, Jingga mengulurkan tangannya mengusap air mata di wajah Naya. Perlakuan Jingga sontak membuat Naya terkejut.

"Karel, kok udah nyampe?" Tanya Naya sambil mengelap sisa air matanya.

"Gue bukan Karel Nay" sahut Jingga sembari duduk disamping Naya.

Naya tanda suara itu
"Jingga? Kok Lo disini? Lo perlu istirahat"

"Gak nay, gue gak papa, udah sembuh. Lo ngapain disini sendirian? Karel mana? Gak biasanya dia ninggalin Lo sendirian"

Naya tersenyum kearah Jingga
"Karel lagi ngambil makanan sama obat gue. Gue bosen dikamar terus, pengen ngerasain udara segar. Lo ngapain disini?"

"Sama, gue juga bosen. Lo kenapa nangis? Ada masalah? Lo bisa cerita ke gue kok, gue udah anggap Lo sebagai adik gue sendiri" Jingga menyelipkan anak rambut Naya kebelakang telinga.

Matanya menatap miris kearah wajah Naya, Naya yang biasa tersenyum lepas kini senyumnya tampak berisi luka yang amat dalam dan segala senyum manis yang ada saat ini hanyalah kepalsuan.

"Gue cuma sedih dan ngerasa malu sama Karel. Gue buta, lumpuh dan Karel.... Gue gak bisa kalo harus terus ngerepotin Karel, tapi apa daya, gue gak bisa berbuat apapun selain ngerepotin Karel. Hal apa yang bisa gue lakuin? Gue buta dan gak bisa jalan. Apa yang bisa gue lakuin selain nyusahin orang" sahut Naya, air matanya kembali mengalir.

Melihat Naya yang menangis pilu membuat hati Jingga sakit, lebih sakit dari pada saat dia mengetahui keadaan Naya dari Rama. Ia tidak sanggup jika harus melihat Naya seperti ini.

"Uhuk uhuk uhuk" Jingga memegang dadanya karna terasa sakit saat ia terbatuk batuk. Luka dalam tubuhnya bekas pukulan dan tendangan tempo hari tidak bisa dianggap ringan. Beberapa pukulan tepat mengenai organ organ penting miliknya, bahkan tulang dada dan tulang rusuknya patah akibat itu.

"Eh, ga Lo gakpapa?" Tanya Naya khawatir sambil meraba diudara mencari Jingga.

"Gakpapa Nay, tenang aja. Dan Lo jangan pernah berfikir kalo Lo cuma ngerepotin Karel. Lo itu hidup Karel, tanpa Lo Karel gak bisa. Gue yakin Lo pasti bisa liat lagi, mungkin setelah gue pergi, Lo udah bisa liat lagi. Dan Lo harus janji kalo Lo bakal latihan terus biar kaki Lo bisa jalan lagi, gue yakin Lo bisa" ucap Jingga penuh semangat sambil mengusap kepala Naya.
Naya menautkan alisnya.

"Kenapa Lo begitu yakin? Dan Lo mau kemana? Lo kan masih sakit ga"

"Karna gue yakin aja Lo pasti bisa. Lo kan gadis kuat. Gue ada urusan yang harus gue selesain, gue juga pengen suasana baru. Lo santai aja nay, gue pasti sembuh kok"

"Kalo Lo pergi, Lo sama siapa? Gue hutang nyawa sama Lo. Lo disini aja ya, biar gue bisa balas budi sama Lo ga"

"Gue pergi sendiri Nay, Lo tenang aja gue udah terbiasa sendiri. Uhuk uhuk balas Budi ke gue sederhana kok, Lo harus selalu bahagia udah gue itung sebagai balas Budi Lo ke gue nay"

When I Met YouWhere stories live. Discover now