26

215 17 10
                                    

I'm backk😌😌

Typo bertebaran 😅

Happy reading 😘

*

*

*

Naya membuka matanya perlahan,berusaha beradaptasi dengan cahaya di sekitarnya. Tangannya terasa berat,seperti ada yang menindih.

Dilihatnya Karel sedang tertidur dikursi sebelah tempat tidurnya sambil memeluk tangannya.

Naya tersenyum lemah, perlahan tangan satunya yang berhiaskan jarum infus bergerak mengelus pelan kepala Karel. Karel yang merasakan sesuatu mengusap kepalanya, langsung terbangun.

"Nay, gimana keadaan kamu? Ada yang sakit? Kamu haus? Apa yang kamu rasain? Atau kamu butuh sesuatu?" Tanya Karel bertubi-tubi dengan perasaan khawatir.

Naya hanya menggeleng lemah.

"Yaudah, aku panggilin dokter dulu ya sebentar" baru saja Karel hendak beranjak dari tempat duduk nya, tapi Naya menahan tangannya.

"J-jangan... J-jangan... P-pergi..." Ucap Naya memohon.

Karel tersenyum dan kembali duduk. Disusap nya tangan Naya yang semakin mengerat digenggamannya.

"aku ga kemana-mana, aku cuma keluar sebentar panggilin dokter buat kamu"

Naya tetap menggelengkan kepalanya seraya memohon pada Karel.

"A-aku takut... N-nanti dia..."

Karel langsung menarik Naya kedalam pelukannya.

"Tenang ya... Aku disini. Dia gak akan balik lagi. Aku janji bakalan ngelindungin kamu dimana pun, kamu percaya sama aku, hm?" Ucap Karel sambil mengelus punggung Naya yang mulai bergetar menahan tangis.

"Sstt jangan nangis lagi yaa.." lanjut Karel pelan.

Naya melepaskan pelukannya, dia baru menyadari kalau lengan kanan Karel juga diperban.

"Kamu kenapa? Kok gini?"

"Gapapa nay, cuma luka kecil" ucap Karel sambil tersenyum, "kamu mau susu strawberry?" Tawar Karel sekaligus mengalihkan pembicaraan mereka.

"Kamu jangan ngalihin pembicaraan deh, ini lengan kamu kenapa? Kalo cuma luka kecil ga sampe diperban gini rel"

"Hehe, cuma sobek aja kok nay, bukan masalah serius" jawab Karel sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Naya menghela nafasnya, matanya kembali memanas "pasti gara-gara aku kan?" Ucapnya bergetar.

Karel yang tau Naya akan menangis dengan sigap memegang bahu gadis itu, "Hei. Liat aku, aku gapapa. Ini semua gak salah kamu kok. Jangan nangis lagi. Aku mohon" ucap Karel sungguh-sungguh. Hatinya sakit melihat Naya menangis.

Naya mengangguk kecil, kemudian mengelap air matanya dengan punggung tangannya. Karel yang melihatnya pun tertawa gemas, Naya seperti anak-anak yang sedang ngambek, lalu berhasil dibujuk kembali.

.

.

.

"Ra, kamu laper? Mau makan? Minum? Ada yang sakit? Mau pipis? Mau aku panggilin dokter?" Sudah entah keberapa kalinya Rama bertanya pada Aira, namun Aira tidak menjawab apapun, dia hanya duduk bersandar dan menatap kosong kedepan.

Rama menghela nafas frustasi, dia kembali terduduk di kursi sebelah tempat tidur Aira. Aira dan Naya tidak disatukan dalam satu ruangan. Tapi kamar mereka bersebelahan.

When I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang