06

288 21 2
                                    

Beberapa pertemuan singkat terkadang menimbulkan rasa sakit yang cukup lama

✨✨✨✨

Dirga menyandarkan tubuh nya di depan kelas Naya. Seperti biasa,Naya selalu pulang bersama nya. Dirga tidak ingin melihat Naya pulang dengan laki-laki lain,entah apa yang membuat Dirga menjadi possesif seperti ini.

Memang bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu,tapi tetap saja guru dikelas Naya belum keluar. Dirga hanya bisa menghela nafas nya,tidak berapa lama,guru itupun keluar sambil membawa tas nya lalu tersenyum saat melewati Dirga.

"Ekhem ekhem, ciyee yang udah ditunggui noh"goda Aira pada Naya yang masih sibuk membereskan perlengkapan nya. "Apaan sih Ra"jawab Naya sambil tersenyum pada Dirga.

Dirga lalu berjalan memasuki kelas Naya "Nay,yuk pulang,nanti kesorean"ajak nya pada Naya.
"Iya,yuk" Naya pun bangkit dari tempat duduk nya,kemudian berpamitan pada Aira dan Irene.

Sepanjang koridor Naya dan Dirga di hadiahi tatapan iri dari siswa siswi yang lewat. Bagaimana tidak? Dirga menggenggam lembut tangan Naya yang sukses membuat pipi Naya memerah. Naya hanya bisa diam dan menetralkan detak jantung nya. Walaupun sudah sebulan lebih mereka seperti ini,tapi tetap saja Naya masih merasa jantung nya tidak normal saat di dekat Dirga.

Dirga berhenti,membuat Naya menolehkan tatapannya.

"Woy bro,jangan lupa besok ada rapat OSIS" ucap Jingga mengingatkan,sambil sesekali melirik Naya.

"Iya! Bawel amat sih"ucapnya lalu pergi sambil menarik tangan Naya.

Dirga dan Jingga memang bersahabat baik,mereka berdua sudah berteman semenjak SMP, Dirga menganggap Jingga sebagai saudara nya sendiri,walaupun sifat Dirga dan Jingga jauh bebeda,tapi mereka saling menyayangi. Dirga ingat betul,bagaimana Jingga membela nya mati-matian saat dia di bully oleh teman-temannya semasa SMP. Jingga bahkan sempat terluka karna membela Dirga. Sampai sekarang Dirga merasa berhutang budi pada Jingga.

**

Seperti biasa,pagi ini Naya sudah siap di depan rumah nya menunggu Dirga. Lima menit berlalu,motor sport milik Dirga pun berhenti di depan Naya.

Dirga memberikan helm pada Naya,tidak seperti biasanya. Naya pun hanya diam melihat Dirga yang sedikit berantakan pagi ini.

Setelah memakai helm,Naya langsung naik. Keheningan menyelimuti mereka,tidak seperti biasanya yang selalu dihiasi canda tawa.

Naya menghela nafas kemudian mmberani kan diri bertanya pada Dirga "Ga?" Panggil Naya pada Dirga yang sibuk menatap jalanan.

"Hm"jawab Dirga sekenanya

"Kamu kenapa? Kok keliatannya beda banget?" Tanya Naya dengan lembut.

"Bukan urusan kamu!" Naya terdiam. Jantung nya seakan berhenti, Dirga yang selalu berlaku manis padanya,mendadak berubah seperti ini.

Motor Dirga memasuki parkiran,Naya turun kemudian membuka helm nya dengan susah payah,Naya melirik Dirga sekilas,tidak ada perhatian yang Dirga berikan padanya hari ini. Tidak ada sapaan dipagi hari,tidak ada senyum manis Dirga saat menjemput Naya,tidak ada canda tawa Dirga yang selalu membuat Naya bahagia,tidak ada Dirga yang dikenalnya,tidak ada Dirga yang manis seperti biasanya.

Dengan susah payah,akhirnya helm pun terlepas,Naya melihat Dirga masih tak bergeming diatas motornya.

"Ayo masuk!" Ajak Naya sambil mengulurkan tangannya pada Dirga.

"Kamu duluan aja,nanti pulang aku ga bisa anter kamu. Aku ada urusan.!"jawab Dirga cuek.

Naya mengangguk paham,saat ini dia tidak ingin memperburuk mood Dirga. Naya berjalan menuju kelasnya, di koridor tak sengaja dia bertemu dengan Jingga.

When I Met YouWhere stories live. Discover now