#49 MINGYU

2.1K 180 47
                                    

Kenapa kalian menganggap kalau aku melakukan 'itu' dengan wanita jalang itu?

Kalian salah sangka.

Aku bertanya pada Cath saat perjalanan kami ke kantor tadi. Dia bilang bahwa aku tidak sempat melakukan apapun dengan wanita itu. Ah, sayang sekali. HAHA! Cath buru-buru menarikku yang kuyakin sudah mabuk itu dari genggaman wanita itu. Jadi kami tidak melakukan apapun. Tidak tau jika aku dengan Cath seperti apa. HAHA! Tidak, aku hanya bercanda.

Siang ini aku dikejutkan dengan undangan Mrs. Victoria ke kantornya. Aku benar-benar trauma dengan perlakuannya padaku saat itu. Aku merasa di lecehkan. Aku tidak munafik, aku lelaki normal yang sebenarnya senang jika diperlakukan seperti itu oleh wanita. Tapi ini hal ini berbeda, Mrs. Victoria adalah seseorang yang baru saja kukenal. Bahkan umurnya jauh di atasku. Menurutku itu tidak pantas meskipun aku sedang tinggal di negara yang 'bebas'.

"Selamat siang, Mr. Mingyu" sapa Sofia padaku.

"Selamat siang"

"Mrs. Victoria sudah menunggu anda di ruangannya. Silahkan" katanya mempersilahkan.

Aku mengikutinya untuk sampai diruangan wanita tua itu. Setelah Sofia membukakan pintu untukku, aku menyempatkan diri untuk mengambil nafas panjang agar mentalku siap menghadapinya.

"Masuklah, Mingyu" titah Mrs. Victoria.

"Selamat siang Mrs. Victoria" sapaku saat masuk ke ruangannya.

"Silahkan duduk" katanya menyilaukan. "Ingin minum sesuatu?"

"Tidak terimakasih. Saya baru saja makan siang sebelum pergi kesini" jawabku.

"Baiklah. Aku langsung saja pada intinya. Aku ingin rencana kerjasama kita di kaji kembali. Aku akan merevisi beberapa hal yang menurutku tidak cocok dengan perusahaanku. Aku mau kau kembali menyiapkan segalanya dari awal dan mempresentasikannya padaku. Dan satu hal lagi. Aku ingin kau yang melakukan presentasi itu di depanku"

Aku menatapnya kesal. Tapi aku menahan amarahku. Seenaknya saja dia menyuruhku.

"Baiklah. Aku akan segera menyiapkan semuanya" kataku. "Aku akan kembali kesini setelah semua selesai" sambungku.

"Tidak disini, Mingyu. Aku akan tentukan tempatnya. Selesaikan saja semuanya"

"Baiklah. Kalau begitu saya permisi" aku berdiri dan diikuti olehnya.

"Terima kasih sudah datang, Mingyu" katanya menjabat tanganku.

"Sama-sama Mr. Victoria"

Aku segera keluar dari ruangannya dan kembali ke mobilku.

"Cath, kurasa ada yang aneh dengan Mrs. Victoria" kataku saat berada di mobil.

"Maksud anda?"

"Dia baik sekali. Kau lihat tadi kan? Nada bicaranya pun berbeda"

Cath yang duduk di bangku depan terkekeh. "Hanya perasaanmu saja mister"

"Ah sudahlah. Nanti sesampainya kita di kantor, aku mau kau menyiapkan laporan yang harus kukerjakan ya"

"Baik Mr. Mingyu. Nanti jika sudah siap saya akan berikan pada staff anda"

"Tidak perlu. Aku akan mengerjakannya sendiri"

"Kau yakin mister? Bisa-bisa kau akan kerja lembur jika mengerjakannya sendiri"

"Tidak apa. Aku ingin menyelesaikan semuanya agar semuanya berhasil. Tidak masalah"

"Baiklah. Nanti akan saya siapkan"

Sesampainya di kantor, aku mulai menyiapkan segala sesuatu untuk aku kerjakan. Kali jni aku tidak mau gagal. Aku harus merebut perhatian Mrs. Victoria agar ia mau bekerjasama dengan kantorku.

Saat aku bekerja dengan serius, aku akan lupa pada waktu. Hingga aku lupa jika ini sudah malam. Tadi Cath menyuruhku untuk istirahat dan pulang. Tapi aku menolaknya karena sedikit lagi semuanya akan selesai.

Seperti yang sudah aku katakan beberapa waktu lalu, bahwa perusahaan Mrs. Victoria sangat berpengaruh di dunia. Jadi wajar saja jika aku harus melakukan sesuatunya sendiri dan juga serius.

Tok tok tok

"Masuklah"

"Mister, ini sudah sangat larut malam. Anda sebaiknya pulang dan istirahat" dia kembali menyuruhku.

Aku melepas kacamata yang menggantung di hidungku. "Sebentar lagi aku selesai, Cath. Kau pulanglah duluan"

"Tidak. Saya akan menemani anda disini" katanya duduk di sofa ruanganku.

"Tidak apa. Sebentar lagi aku akan pulang. Tenang saja"

"Tidak apa-apa, mister. Aku tidak mau jika tiba-tiba kau tertidur disini seperti waktu itu" katanya yang di akhiri dengan sedikit tawa.

Aku mengaruk tengkukku yang tidak gatal ini. Aku memang pernah tidak sengaja tertidur di kantor karena kerja lembur. Waktu itu aku sangat mengantuk, dan tanpa sadar aku tertidur disini.

"Kalau begitu aku akan menyelesaikan ini dulu" kataku yang di angguki olehnya.

"Mister---"

"Mingyu. Ini sudah diluar jam kantor, Cath" kataku menyelak.

"Ah iya, Mingyu. Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Aku mengangguk mengiyakan sembari menatap layar komputerku.

"Apa kau tidak rindu pada keluargamu?"

"Tentu saja aku merindukannya. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus bekerja demi mereka" jawabku. "Bagaimana denganmu? Apa kau tidak merindukan keluargamu?" tanyaku.

Setauku Cath tinggal sendiri disini. Keluarganya berada di kampungnya dan belakangan kudengar ayahnya sedang sakit.

"Aku juga merindukan mereka"

"Bagaimana dengan kekasih? Kau tidak berencana mencari kekasih?"

"Kekasih? Tidak. Aku sedang tidak ingin berhubungan dengan siapapun" jawabnya.

"Kenapa? Biasanya wanita tidak suka hatinya kosong begitu saja" kataku.

"Aku trauma. Saat itu aku sempat berhubungan dengan seorang pria. Aku akui dulu pergaulanmu sangat bebas. Bahkan aku hamil di luar pernikahan. Tapi aku memutuskan untuk menggugurkan kandungannya karena ia meninggalkanku begitu saja" dia mulai menitikan air matanya.

Aku merasa bersalah menanyakan itu padanya. Aku menghampirinya dan duduk di sampingnya.

Tapi aku juga terkejut. Dibalik dirinya yang menurutku pendiam dan lugu, ternyata dia sudah tidak perawan. Tidak seru.

Ah maksudku.........

"Maafkan aku, Cath. Aku tidak bermaksud membuatmu bersedih" kataku mengelus pundaknya.

"Aku masih mencintainya. Sangat mencintainya. Bahkan aku rela keperawananku di renggut olehnya. Tapi dia meninggalkanku begitu saja" dia menangis semakin menjadi-jadi.

"Hey, tenanglah. Tidak perlu bersedih. Aku yakin kau akan mendapat pengganti yang lebih baik" kataku menenangkan.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk memeluknya.

"Sudah tidak usah menangis" kataku seraya mengusap rambutnya.

"Aku mencintainya"

"Ya, aku tau. Tapi lupakan dia. Cari orang lain yang bisa membuatmu bahagia"

Dia melepas pelukannya. "Maafkan aku, Mingyu. Tidak seharusnya aku menangis di depanmu"

"Tidak apa. Anggaplah aku temanmu. Tidak masalah"

Dia menatapku dan tersenyum.

Tanganku tergerak menghapus air matanya yang jatuh di pipinya. Sampai akhirnya ia menahan tanganku. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arahku sambil memejamkan matanya. Entah setan apa yang merasukiku, aku berani menempelkan bibirku dengan bibirnya. Aku melumatnya dan kupegang pinggangnya agar mendekat ke arahku.

Aku akui, aku menikmatinya.












Tbc.

Ada yang kangen Mingyu? 😜

Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.GWhere stories live. Discover now