#37 MINGYU

1.9K 182 16
                                    

18+


Setiap pagi yang kurasakan hanya satu. Aku rindu keluargaku. Belakangan ini aku sangat sibuk bekerja, sampai-sampai aku tidak sempat menghubungi mereka. Tinggal berjauhan dengan mereka sangat amat menyedihkan. Biasanya aku melihat anak-anakku tertawa dan bermain, tapi saat ini aku hanya bisa melihat mereka via telepon. Apalagi rasa rinduku pada tubuh Hyomin-- ah maksudku rinduku pada Hyomin. Aku rindu senyumnya, omelannya, masakannya dan segalanya. Bicara soal makanan, belakangan ini aku sering sekali melewatkan jam makanku. Paling-paling aku hanya sempat memakan roti di pagi hari. Itupun kalau aku tidak terlambat. Sebenarnya di hari libur aku bisa saja memasak di apartemenku, tapi aku terlalu lelah untuk melakukannya. Jadi aku memilih untuk tidur seharian di rumah. Aku jarang pulang ke apartemen karena aku selalu di tugaskan untuk keluar kota. Bahkan kadang, di hari liburku, aku masih harus bekerja. Dalam satu minggu, hanya satu hari aku berdiam dirumah, kadang.

Hari ini kebetulan sekali aku sedang libur bekerja. Rencananya aku akan memasak makanan sederhana untuk makan siangku. Tapi niat itu harus kuurungkan karena ternyata, aku tidak mempunyai bahan makanan apapun di kulkas. Hanya ada air putih yang memang sengaja kusiapkan.

"Aish, habis semua. Apa yang harus kulakukan?" gumamku.

Aku langsung berfikiran untuk pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan.

Apartemenku ini, termasuk berada di lokasi yang strategis. Jadi aku dengan mudahnya berpergian.

Sesampainya aku di swalayan, aku segera memilih bahan makanan yang kuperlukan. Aku berencana untuk membuat Kimbab sederhana. Jadi yang kubutuhkan hanya rumput laut, beberapa potong ayam, wortel dan juga timun. Sebagai pelengkap, aku akan membuat sup.

"Mr. Kim" aku menoleh ke sumber suara.

"Hi, Cath" sapaku.

"Sedang berbelanja juga?" tanyanya.

Ingin rasanya ku menjawab 'Tidak. Aku sedang iseng bermain disini'. Astaga, Cath. Ini swalayan, tentu saja aku sedang berbelanja.

Aku mengangguk mengiyakan. "Bahan makananku sudah habis"

"Seharusnya anda menghubungi saya, mister"

"Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri. Dan bisakah kau tidak memanggilku 'mister' saat diluar kantor? Aku seperti sudah tua"

Dia terkekeh pelan. "Baiklah"

"Aku pikir kita seumuran. Jadi bicaralah dengan nyaman padaku" kataku.

Dia mengangguk dan tersenyum. "Kau bisa memasak?" tanyanya.

"Tentu saja. Aku bisa masak apapun" jawabku dengan bangga sembari memasukkan wortel ke keranjang belanjaanku.

"Haruskah ku percaya?"

"Kau meragukanku?" tanyaku balik. Ia mengendikkan bahunya.

"Ikut denganku" aku menarik tangannya keluar dari swalayan ini.

Tenang saja, aku sudah menemukan semua bahan yang kubutuhkan. Dan juga aku sudah membayarnya tentunya.

"Kau duduklah dulu. Aku buatkan kau makanan khas Korea" kataku saat sudah sampai di apartemen.

"Aku bisa membantumu"

"Tidak perlu. Cepat kembali. Aku akan tunjukkan kemampuan masakku" titahku.

"Baiklah, aku menunggumu" katanya.

Aku segera menunjukkan keahlianku dalam memasak. Aku sangat bisa memasak. Sangat bisa. Hanya saja kadang aku ceroboh meninggalkan gorenganku sampai gosong. Ingat bukan kejadianku dan Hyomin saat ia menyuruhku goreng ayam? Aku tidak akan melupakan itu. Aku habis di marahi oleh Hyomin hanya karena ayam. Sudahlah, tidak usah dibahas lagi.

Our Marriage Life (M.F.H season 2) → K.M.GWhere stories live. Discover now