"Hm.. ini sulit.. semangatnya seperti Slyterin. Tapi sifatnya sangat cocok untuk Gryffindor."

"Jangan Slytherin. Jangan Slytherin. Jangan Slytherin." Potter terus bergumam. Sedangkan Topi Seleksi masih berpikir untuk menempatkannya dimana.

"Gryffindor," akhirnya, Potter bisa bernapas lega saat dirinya ditempatkan di asrama Gryffindor. Senyumnya menghiasi wajah tampannya.

Ia kembali ketempatnya setelah itu, kegiatan seperti ini akan berlangsung sangat lama.

"Hermione Granger. Sudah pasti Gryffindor." murid perempuan dengan rambut bergelombang tersebut tersenyum lebar. Ia ditempatkan di asrama impiannya.

"Sudah aku duga, dia pasti ditempatkan di Gryffindor." Ron berkata dengan bangga. Tebakannya sangat tepat.

"Yah, kau benar." Harry menimpali dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Hermione datang dengan heboh, ia sangat senang. Ia bersorak bahagia, lalu kepalanya menoleh kearah dua pemuda yang sepertinya membicarakan dirinya.

"Hermione Granger. Salam kenal." tatapannya menatap mantap kearah Harry. Tangannya terulur.

"Harry Potter. Senang bertemu denganmu." Harry menjabat tangan Hermione dengan bersahabat.

Ia melepaskan jabatan tangannya dan beralih kearah Ron. "Hermione Granger. Semoga kita bisa berteman."

Ron menyambut uluran tangan Hermione, "Ron Weasley. Semoga kita berteman baik."

Mereka berbincang dengan para murid senior dengan heboh. Apalagi ketika mereka berbincang dengan Fred dan George. Sangat berisik, sungguh. Hingga suara Dombledor menginterupsi untuk para siswa kembali ke asrama masing-masing.

"Baiklah. Yang menempati asrama Gryffindor ikut aku, aku akan membawa kalian ketempat paling menarik dari asrama Gryffindor. Semua yang menempati asrama Gryffindor segera ikut aku." ketua asrama Gryffindor memulai tugasnya.

Semua murid laki-laki dan perempuan mulai berkumpul dan mengikuti sang ketua asrama.

"Ayo cepat, sebelum tangga ini bergerak lagi." sang ketua berseru, agar mereka dengan cepat melewati tangga yang akan bergerak sendiri.

"Madam, bisa buka pintu untuk kami?" panggil sang ketua saat mereka sudah sampai didepan pintu dengan seorang penjaga gendut yang ada didalam lukisan.

"Kata sandi?" Sang Penjaga Pintu berucap.

"Caput Draconis." Kata sang ketua langsung, agar mereka bisa dengan cepat masuk kedalam ruangan.

Sang Penjaga Pintu membuka kunci. Membiarkan para murid asrama Gryffindor untuk masuk kedalam ruangan.

Mereka bersorak gembira saat masuk kedalam. Ini adalah ruang rekreasi khusus untuk asrama Gryffindor. Semua sofa berwarna merah maroon, membuat nyaman untuk dilihat. Perapian yang tengah menampilkan api tersebut memanggil Harry agar menyapanya.

"Bagi murid perempuan kamar ada disebelah kiri dan untuk murid laki-laki ada disebelah kanan. Selamat istirahat semuanya."

Ia mengabaikan sang ketua dan berjalan kearah perapian, duduk di sofa tunggal dekat dengan perapian. Menghangatkan tubuhnya. Hawa hari ini sangat dingin, ngomong-ngomong.

"Merasa nyaman, Potter?" Tanya sang ketua. Harry mengangguk, "Aku merasa lebih baik." dan menjawabnya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

Ron menghampirinya, dan duduk dilengan sofa. "Kita ada waktu bebas beberapa hari, kau mau melakukan apa?"

"Aku akan berdiam di asrama"

"Hei! Kau akan bosan jika hanya berdiam diri diasrama." Harry diam, berfikir. Ada benarnya juga perkataan Ron. Ia akan sangat bosan jika hanya berdiam diri didalam asrama selama beberapa hari.

.
.

Kedua matanya terbuka dengan perlahan. Sinar matahari yang terang menembus kedua matanya. Mengerjap sesekali dan bangun dari tidurnya. Ia mendudukkan dirinya diatas tempat tidur, mengambil kacamata bulat kesayangannya dan memakainya.

Ia melihat sekeliling, ada Ron yang masih tertidur dengan nyenyak. Tak ingin membangunkan Ron, ia bangun dan segera membersihkan dirinya. Mandi di pagi hari bisa menyehatkan badan. Itu yang ia yakini.

Selesai mandi dan memakai pakaian yang hangat, Harry memutuskan untuk keluar kamar. Ia bejalan sendiri, menyusuri koridor dan berdiri di sisi koridor dan memandang kearah bawah.

Disana, ia bisa melihat beberapa anak yang sedang bermain atau hanya berkumpul dengan teman-temannya.

Ia tersenyum hanya dengan melihat mereka, bibirnya melengkung dengan indah. Ia kembali kekamar setelah itu, dan melihat Ron yang sudah bangun dan sedang memakai baju hangatnya.

"Hei, Harry. Dari mana?" Tanya Ron penasaran.

"Hanya keluar sebentar. Banyak orang dibawah sana. Ayo ikut bergabung." ajaknya.

Setelah mendapat jawaban 'okay', mereka berdua berjalan kearah luar. Dihalaman samping ini banyak sekali murid-murid yang berkumpul dengan teman-temannya.

"Hei!" Kedua bahu mereka ditepuk dari belakang. Membuat mereka terkejut dan memutar tubuh mereka kebelakang. Seorang perempuan dengan rambut bergelombang menyapa mereka dengan ceria.

"Aku ingin bertemu dengan Hagrid." Ron dan Hermione mengerutkan keningnya. Siapa Hagrid? Pikirnya.

Mereka bertiga berjalan sedikit jauh dari sekolah mereka. Turun bukit dan berjalan sedikit jauh lagi hingga sampai disebuah gubuk tua kecil tempat Hagrid berada.

"Hagrid." panggil Harry seraya membuka pintu kayu itu dengan pelan. Ia masuk setelahnya, diikuti Ron dan Hermione dibelakang.

"Oh! Halo, Harry. Senang melihatmu lagi." Hagrid balik menyapa.

Ron dan Hermione hanya menatap dengan pandangan yang terkejut kearah Hagrid.

Hagrid. Yang memiliki tubuh tinggi besar -seperti raksasa- ini mengejutkan mereka. "Ini, Ron dan Hermione. Dan ini.. Hagrid." Harry mempekenalkan mereka.

"Kenapa kemari?" Hagrid bertanya. "Aku bingung mau kemana. Lagipula, kita masih belum mulai belajar." jawab Harry tenang.

"Jangan mendekat, dia hewan yang nakal." Hagrid memperingati saat melihat Hermione jalan mendekat kearah anjing peliharaannya.

"Tapi dia terlihat baik-baik saja." bantah Hermione. "Yah. Dia memang anjing paling malas dan juga nakal."

"Kalian mau minum teh?" Tawar Hagrid.

"Apakah boleh?" Tanya Ron. "Ya!" Hagrid menyiapkan teh hangat untuk mereka. Hawa dingin seperti ini paling enak untuk meminum teh hangat.

Mereka berbincang-bincang ringan hingga lupa waktu. "Kalian harus segera kembali. Sudah hampir malam." mereka setuju, dan kembali ke sekolah mereka.

"Besok kita bertemu lagi disini." kata Hermione saat ia hendak menuju ke asramanya. Ingat, asrama laki-laki dan perempuan terpisah.

Setelah Hermione berjalan menjauh, Harry dan Ron juga kembali keasrama mereka. Sebelum masuk kedalam, kedua matanya menatap seseorang yang tengah duduk dibawah pohon dengan menengadah. Sedang melihat apa? Harry masih memperhatikan orang tersebut, karena jaraknya yang terlalu jauh ia tidak bisa mengenali siapa orang itu.

Dia sendirian, duduk dibawah pohon yang rindang dan kepalanya menengadah. Menatap sesuatu yang ada diatas sana. Yang Harry tahu, pemuda tersebut memiliki rambut yang mencolok. Warna blonde yang hanya dimiliki beberapa orang saja.

"Harry." teguran Ron menyadarkan dirinya dan dengan segera menyusul Ron yang sudah ada didepan sana.

***
s e e y o u . . .

n e x t d r a r r y 2 . . .

Harry Potter and The Secret of DrarryWhere stories live. Discover now