36 🏀 Gila

862 73 6
                                    

"Elin, gue mau ketemuan."

"Ketemuan dimana, Jinsol? Gue masih kuliah."

"Pertigaan dekat SMA kita dulu. Gue mau nunjukin sesuatu sama lo."

"Sesuatu apa?"

"Anggap aja kejutan."





















Elin pergi menuju tempat yang ia janjikan dengan Jinsol. Cerahnya mentari menemani jalan-jalan siang hari ini. Ia sedikit bernostalgia melintasi jalanan yang sudah lama tak ia lihat. Tidak banyak hal berubah setelah 2 tahun.

Elin memang sengaja berjalan kaki. Sekalian menikmati pemandangan, pikirnya. Menambah olah raga juga.

Begitu sampai di tempat tujuan, mobil milik Jinsol telah terparkir di pinggiran gang yang sepi. Elin selalu ingat plat nomor dan juga desain mobil mahal milik keluarga Jinsol.

Sejak pindah ke Seoul, Elin selalu dikelilingi orang-orang kaya.

Elin melambaikan tangan sebelum berjalan mendekat ke arah mobil tersebut. Dia berhenti di kaca kursi penumpang sebelah pengemudi kemudian mengetuknya pelan beberapa kali.

Kaca tersebut turun perlahan. Memperlihatkan wajah Jinsol yang tersenyum menyambut kedatangan Elin.

Tapi selang tidak sampai 3 detik kemudian, jendela di kursi belakang juga terbuka. Elin terkejut melihat orang yang berada satu mobil dengan Jinsol.

Lebih bingung lagi kenapa Guanlin bisa berakhir bersama dengan Jinsol dalam satu mobil.

"Elin?"

"Guanlin? Jinsol, kenapa dia ada di mobil lo?" tanya Elin.

"Masuk dulu. Nanti gue ceritain." jawab Jinsol.

Elin tidak bertanya lebih lanjut. Firasatnya yang semula berseri perlahan meluntur. Firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk setelah ini.

Guanlin juga menatap Elin bingung, sepertinya dia juga tidak menduga akan bertemu dengan Elin di tempat ini.

Elin masuk dan duduk di kursi belakang sebelah Guanlin karena tempat itu lah yang tersisa di dalam mobil. Jinsol duduk di depan sebelah supir.

"Kenapa lo ada disini?" tanya Elin pada Guanlin. Elin berusaha terdengar normal agar Jinsol tidak curiga, padahal ia sangat emosi dan cemburu sekarang. Ingin rasanya menenggelamkan Guanlin dalam kapal Titanic karena telah melanggar janjinya.

"Gue diminta nemenin dia ke toko buku doang tadi. Beneran deh gak bohong, gak tau kok malah ketemu sama lo juga." jawab Guanlin berusaha terdengar santai.

"Gue gak mau ke toko buku, gue bohongin lo Guanlin." saut Jinsol.

"Terus kita mau kemana?" tanya Elin.

"Kan gue udah bilang tadi, kejutan." jawab Jinsol. Dengan senyum innocent nya seperti biasa.

Walau semua terasa normal-normal saja, Elin tetap memiliki firasat buruk yang terbesit.

Elin berusaha tetap positif. Mungkin saja Jinsol sedang menyiapkan hadiah kejutan untuk ulang tahun Guanlin dan Elin. Elin tau, ulang tahunnya memang sudah lewat. Tapi bisa saja Jinsol lupa kan? Dan menduganya hari ini.

Tapi semua pemikiran itu tidak masuk akal. Jinsol tidak mungkin lupa tanggal ulang tahunnya dan Guanlin. Itu informasi utama yang harus diketaui seorang 'pengagum'.

Semoga saja tidak terjadi hal buruk apa-apa.

🏀

Mereka berhenti di sebuah rumah mewah dengan papan bertuliskan:

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Where stories live. Discover now