34 🏀 Photo Booth

922 73 4
                                    

Rencananya Guanlin dan Elin akan pergi kencan selama seharian penuh. Elin sudah membayangkan makan yoghurt strawberry bersama dengan Guanlin, menonton film di bioskop, bermain arcade, makan di restoran Jepang, dan menutup hari dengan menikmati matahari terbenam dari dalam bus. Semua tersusun rapi dalam kepalanya.

Namun keadaan berubah tak terkendali setelah mereka selesai memakan yoghurt.

Kebetulan bak angin di siang bolong, Guanlin bertemu teman SMP nya dulu. Mereka mengajak Guanlin bermain ke rental X-Box dan berakhirlah Elin menjadi tempat penitipan barang. Bukan hanya Guanlin, teman-teman SMP nya pun juga ikut menitipkan makanan, jaket, dan sebagainya.

Elin terlihat seperti baby sitter dari tiga orang mahasiswa yang memiliki sifat bocah SD. 

"Seonho itu dikiri!"

"Nembak yang bener dong!"

"Eh...Eh gue dikepung, bantuin gue oi!"

Dua anak kecil yang bermain di sebelah mereka bertiga, melontarkan tatapan bingung. Karena sepertinya Guanlin dan kawan-kawannya lebih antusias bermain dibanding kedua anak kecil tadi.

Elin menggeleng kepala seraya mengelus hati. Tidak percaya lelaki yang bersorak karena berhasil naik level itu, akan berumur 20 tahun, 3 bulan lagi.

Elin beberapa kali memberi kode pada Guanlin. Dia bosan menunggu dan terabaikan. Dasar laki-laki, kalau sudah berkumpul main game dengan temannya selalu lupa waktu.

Elin sudah mencoba menghela napas di dekat Guanlin, berpura-pura batuk, juga menguap. Tapi bukannya paham Guanlin justru bertanya "Ngantuk?"

"Iya, bosen nungguin lo main gak selesai-selesai. Laper juga, pingin makan berdua di foodcourt." ini sudah kode keras.

"Di tas ada black card, ambil terus lo pergi makan sendirian. Gue tunggu sambil main disini."

Elin memelototkan matanya. Kalau ada palu, sudah Elin gunakan untuk memukul kepala Guanlin dari tadi. Guanlin memang tidak peka. Elin ini bosan, dia ingin melanjutkan kencan mereka. Tapi Guanlin justru menyuruhnya makan sendirian.

Dengan langkah yang dihentak-hentakanElin berjalan meninggalkan Guanlin menuju foodcourt. Setelah berada di sana pun Elin juga tetap merasa bosan. Apalagi melihat banyak pasangan yang suap-menyuap di sekitar mejanya.

Ah, Elin iri!

Kalau saja mereka tidak berpapasan dengan Seonho dan Euiwoong pasti sekarang Elin sudah menonton film bersama Guanlin.

Ngomong-ngomong soal film, Elin masih memiliki keinginan yang kuat untuk menonton. Sekarang sudah jam 2 berarti jam tayang siang sudah lewat.

Elin merogoh tasnya dan mengeluarkan HP. Dia membuka website online bioskop untuk mengecek jam tayang malam. Syukurlah masih tersedia jam setengah enam sore nanti.

Sambil menunggu bioskop dan Guanlin selesai, Elin pergi bermain arcade seorang diri.

Dia bermain pump it up sendirian, basket sendirian, bowling, balapan, permainan memancing, semua ia lakukan seorang diri. Elin mendapat banyak tiket untuk ditukarkan hari itu. Entah sudah berapa banyak uang yang Elin habiskan di arcade. Guanlin bilang kan Elin bebas menggunakannya, berarti Elin tinggal gesek.

Guanlin salah mempercayakan barang seberharga black card pada Elin.

Elin menukarkan sekitar 950 tiket dengan sebuah boneka panda ukuran sedang. Elin sangat suka panda dan dia ingin mempunyai boneka seperti panda dalam We Bear Bears. Bukankah tiga beruang tersebut sangat menggemaskan? Kebetulan arcade memiliki boneka yang mirip panda untuk ditukarkan.

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Where stories live. Discover now