31 🏀 Knife

987 83 7
                                    

warn: mature

Keadaan tidak membaik setelah pengungkapan Guanlin hari itu. Justru semakin buruk.

Guanlin tetap pendiam dan suka menghilang, sedangkan Elin tidak memiliki keinginan yang cukup kuat untuk membuat Guanlin kembali seperti dulu. Lebih tepatnya dia bingung harus bersikap seperti apa.

Pandangan Elin jatuh pada undangan berwarna jingga pastel di meja belajarnya. Elin mendapat undangan pesta ulang tahun dari teman sekelasnya, Justin. Acaranya besok malam di sebuah gedung super mewah yang biasa disewa untuk pernikahan. Berupa makan malam biasa ditambah ramah tamah. 

Jangan salah, keluarga Justin memang terkenal kaya raya. Orang tuanya merupakan donatur utama untuk semua acara yang diadakan sekolah.

Elin ingin menghadiri acara itu bersama Guanlin. Maka dari itu dia menunggu Guanlin pulang sampai selarut ini. Kira-kira sudah 4 jam dia menunggu.

Begitu suara tombol password dibunyikan, Elin bagaikan mendapat lampu hijau. Dia langsung berlari ke arah pintu masuk untuk menyambut Guanlin.

"Habis dari mana?" tanya Elin.

"Ngumpul."

"Lain kali jangan pulang kemalaman, gue gak suka di apartement sendirian." kata Elin. Padahal ada atau tidaknya Guanlin tidak mengubah apapun. Elin tetap merasa sendirian meskipun mereka berada di ruangan yang sama.

"Yang penting kan gue pulang." jawab Guanlin tidak peduli.

Elin menghela napas. 

"Lo dapet undangan ultahnya Justin kan?"

"Gue gak pergi." sangga Guanlin cepat.

Elin membelakakan matanya.

 "Kenapa? Jihoon sama Wooseok juga ikut kok. Ikut ya? Temenin gue, gue gak mau kesana sendirian."

"Ajak Eunbin, beres."

Tanpa menghiraukan Elin, Guanlin berjalan masuk ke kamarnya.

Elin mematung di tempat. Untuk pertama kalinya air mata Elin kembali mengalir dan dia jatuh bersimpuh. 

Dia bukan menangis karena Guanlin tidak mau menemaninya. Hati Elin sakit. Terus menerus tidak dipedulikan, tidak di hiraukan keberadaannya, Elin kecewa terhadap perubahan drastis Guanlin. Kembarannya yang manja sudah hilang. Guanlin kembali pada sikap awalnya ketika bertemu Elin, mungkin lebih dingin.

Elin melanggar janji pada ibunya untuk tidak menangis lagi. Perasaannya jadi semakin kacau. 

Elin tidak peduli lagi pada Guanlin dan sikap acuh nya. Kalau dia bisa dingin pada Elin, Elin pun juga bisa berusaha tidak peduli lagi padanya.

Setelah tangis dan isakan Elin sepenuhnya berhenti, Elin menelpon ayahnya.

"Ayah, Elin diundang ke pesta ultah temen besok malam."

"..."

"Kemungkinan paling malam sampai jam 12."

"..."

"Guanlin? Enggak dia gak mau pergi katanya, Elin sendirian. Boleh?"

"..."

"Pulangnya nanti telpon Pak Seongwoo, ayah ngijinin?"

"..."

"Makasi ayah."

🏀

Elin mengedarkan pandangan mencari keberadaan tokoh utama pada pesta malam ini. Siapa lagi kalau bukan Justin Huang yang sedang berulang tahun.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Elin menemukan lelaki berambut pirang tersebut. Elin pun menghampirinya sambil membawa kado yang disimpan dalam paper bag.

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Where stories live. Discover now