2 🏀 Anak Pinter

1.7K 194 3
                                    

Tak pernah Guanlin merasa tidur paginya terganggu seperti hari ini. Biasanya dia memasang weker jam setengah enam, namun baru bangun dan mandi saat sudah jam enam tepat.

Tetapi, pagi ini ada seorang perempuan yang masuk ke dalam kamarnya. Berteriak memanggil namanya dan mengoyang-goyangkan badannya.

"Guanlin! Bangun!" Elin tetap berusaha membangunkan Guanlin. Dia berkacak pinggang. Ternyata Guanlin itu laki-laki yang cinta kasur, sulit dibangunkan.

"Guanlin! Nanti ayah yang nganter kita ke sekolah. Cepetan mandi! Ayah udah mau berangkat nih!"

Akhirnya Guanlin mulai membuka matanya. Dia berkedip satu-dua kali dengan mata yang menyipit karena ngantuk.

Ketika dia melihat Elin yang menatapnya tajam, dia jadi ingin tersenyum. Guanlin mengigau dalam hati "Mimpi apa gue semalem sampai dibangunin cewek cakep."

Saat itu Guanlin masih sebelumnya sadar. Dia bahkan terkekeh aneh kemudian meraih gulingnya. Dia berniat menambah tidur.

"IIH GUANLIN! GUE SIRAM LHO YA?!"

Setelah mendengar teriakan Elin, Guanlin langsung bangun. Kesadarannnya langsung penuh. Dia menepuk pipinya sendiri. Dia baru ingat kalau sejak kemarin, ada perempuan asing yang menumpang di apartemennya.

"Iya-iya gue bangun. Berisik! Ada apa sih?! Kenapa lo masuk ke kamar gue segala?" kata Guanlin.

Mendengar Guanlin mulai mengomel, Elin langsung mundur beberapa langkah. Wajah marah dan sangarnya saat membangunkan Guanlin tadi langsung berubah.

"I-Itu, ayah bilang hari ini dia yang nganter kita ke sekolah." kata Elin. Dalam hati merutuki diri sendiri kenapa sampai tergagap.

"Ngapain? Biasanya juga gak peduli anaknya telat ke sekolah atau enggak." Guanlin menguap lalu menggaruk rambutnya yang berantakan.

"Katanya karena hari ini hari pertama gue sekolah di Seoul."

Guanlin membalas perkataan Elin dengan tatapan sinis.

Judes banget ini bocah, pikir Elin.

"Ngapain lo masih disini? Mau nontonin gue ngupil? Sana keluar!" bentak Guanlin tapi tidak membuat Elin takut. Dia malah jadi jijik.

"Siapa juga yang mau? Kayak gak ada tontonan lain aja." kata Elin lalu dia keluar dari kamar Guanlin.

Guanlin masih menggaruk rambutnya serta menguap. Lalu dia melihat ke arah nakas. Gila aja masih jam lima pagi tapi dia sudah dibangunkan. Guanlin melayangkan berbagai protes dan makian pada Elin dalam hati.

Dia mengusap wajahnya. Mengingat pemikirannya tadi tentang 'dibangunkan gadis cantik pagi-pagi subuh'.

"Otak lo mulai bermasalah keknya, Guan. Kampungan kayak dia kok dibilang cantik, sih?" Guanlin berbisik. Dia bangun bersiap-siap untuk mandi.

🏀

"Elin kemarin gimana tidurnya, nyenyak?" pertanyaan Jinyoung memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Nyenyak, Yah." jawab Elin semangat. Walau hanya tidur di sofa, tapi sofanya itu empuk banget. Elin benar-benar nyenyak tidurnya. Dia tidak berbohong untuk membuat ayahnya senang.

"Tapi kamar disana cuma ada satu. Guanlin atau kamu yang tidur di Kasur bawah?"

Kasur di kamar Guanlin itu double bed. Ada satu Kasur lagi yang bias ditarik dari bawah. Tapi tetap saja, masalahnya adalah, Elin masuk ke kamar Guanlin saja tidak diperbolehkan. Apalagi tidur di kasurnya.

Elin menatap Guanlin meminta bantuan. Tetapi Guanlin malah memperhatikan jalanan lewat jendela. Membiarkan Elin mencari-cari alasan sendiri.

"Aku lebih suka tidur di bawah dari pada di atas." jawab Elin seadanya.

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Onde histórias criam vida. Descubra agora