23 🏀 Ketiga

1K 108 2
                                    

Kini kelas sudah sepi. Bel pulang berbunyi lima menit yang lalu tapi Elin, Jinsol dan Eunbin masih sibuk bertugas piket. Kebetulan mereka mendapat jadwal dihari yang sama. 

"Hari ini gue bawa mobil, ada yang mau nebeng?" tawar Eunbin. 

"Hmm... tapi jalan pulang lo ke toko bunga kan beda?" jawab Jinsol.

"Oh ya. Gue lupa kalian kerja ya hari ini? Sorry deh kalo gitu gak jadi, hehe." Eunbin menepuk dahinya.

"Nanti gue sama Jinsol naik bus aja."

"Oke. Ati-ati ya? Jangan lupa besok jadwalnya kita lari pagi bareng." Eunbin mengingatkan.

Hari minggu pagi memang menjadi jadwal mereka untuk lari pagi. Biasanya lari di sekitar Sungai Han disertai obrolan ringan atau menggosip. 

Setelah membereskan barang masing-masing, mereka berjalan beriringan keluar dari kelas. Namun Elin tidak menyangka, ada yang seseorang menunggunya di luar sedari tadi. Lelaki itu membuat Elin dan teman-temannya terkejut.

"Hello princess... Sini tas nya gue bawain."

"E--Eh---EHHHH?!" Elin memekik ketika Guanlin muncul entah dari mana, kemudian mengambil tasnya. Secara paksa, tapi tidak kasar.

"Lo ngapain?!" Elin menarik kembali tasnya. Tapi sedetik kemudian tas tersebut kembali berada di tangan Guanlin. Tas berharga diskonan sedang diperebutkan saudara-saudara.

"Lo pulang sama gue." kata Guanlin posesif penuh percaya diri.

"Habis ini gue kerja."

"Kalo gitu gue anter kerja." jawab Guanlin cuek.

"Enggak! Kalo gue pergi sama lo, Ji--Jinsol gimana? Masa dia naik bus sendirian?" Elin mencari-cari alasan.

Jinsol yang tidak ingin terlibat dalam perdebatan antar saudara tersebut, seketika melotot mendengar namanya disebut-sebut. Seakan bertanya "Kenapa gue dibawa-bawa?!"

Mendengar alasan Elin, Guanlin melirik ke arah Jinsol lalu bertanya "Lo bisa pergi sendiri kan?"

Jinsol menjawab dengan anggukan kepala polos. Sementara Elin mengusap wajahnya kasar lalu menghela napas. Jinsol tidak bisa diajak bekerja sama.

"Tuh Jinsol bilang dia bisa sendiri. Ayo!" 

Guanlin langsung merangkul Elin posesif. Mengunci gadis itu agar tidak bisa kabur. Dia tetap mempertahankan posisi itu sampai mereka tiba di parkiran.

Di lain tempat, Jinsol dan Eunbin masih setia memandangi Guanlin dan Elin yang perlahan menjauh.

"Guanlin... rada konslet kayaknya?" Eunbin meletakan jari telunjuk pada dahinya. 

Jinsol menjawab dengan gelengan kepala.

"Dia aslinya emang kayak gitu. Baik dan so sweet ke cewek yang dia sayang. Beruntung banget Elin punya saudara kayak Guanlin."

"Halah, bilang aja lo throwback masa lalu mak'e."

Jinsol menjawab dengan cengiran tak berdosa. Membuat Eunbin geleng-geleng kepala.

"I'm so done with your gamon." 




































"ELIN... ADA COWOK YANG NUNGGUIN KAMU DI LUAR, LAGI."

Teriakan Dahyun kembali terdengar. 

Mendadak Elin mendapat firasat tidak enak. Situasi ini sudah terjadi beberapa kali.

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Where stories live. Discover now