5 🏀 Babu

1.4K 172 1
                                    

Kalau kalian berpikir hubungan Guanlin dan Elin membaik sejak kejadian carbbonara tteokbokki, kalian salah besar.

Bukannya membaik, sikap Guanlin justru makin se-enaknya sendiri. Sampai membuat Elin muak dan jengkel.

Guanlin selalu menyuruh Elin melakukan ini-itu. Memperlakukan Elin layaknya babu. Yang lebih menjengkelkan, Guanlin selalu mebawa-bawa perihal Elin hanya menumpang di apartementnya, sehingga dia harus selalu menuruti perkataan Guanlin karena diancam akan di usir.

Jika ada penghargaan 'Orang Tersabar se-Seoul' mungkin Elin akan mendapatkannya. Sampai mana batas kesabarannya, Elin tidak tau.

"Lin, itu kamar mandi udah kotor. Bersihin!"

Elin bersedia mendengarkan apa saja asalkan bukan teriakan Guanlin yang berisi perintah. Demi apapun, dia bisa gila jika terus-terusan mendengar suara serak itu. Namun Elin hanya bisa menghela napas.

"Iya, bentar." jawabnya.

Padahal Elin baru saja pulang sekolah belum satu menit. Tapi karena dia merasa masih mempunyai tenaga berlebih, dia mengganti baju lalu menuju kamar mandi.

Sesudah mengosek lantai, Elin merentangkan badannya sedikit karena boyoknya terasa pegal. Seketika dia merasa sudah menjadi nenek-nenek.

Dia menepuk pundak beberapa kali berusaha menyemangati diri sendiri.

"Sabar, Lin, sabar. Lo sekarang lagi uji kesabaran, jalani aja." dia bergumam.

Semangat Elin berangsur-angsur kembali. Tapi pada saat itu lah teriakan Guanlin kembali terdengar.

"Elin, gue laper."

Elin mendengus, mendadak rasa lesuhnya kembali lagi. Tangannya mencengkram erat sikat WC untuk menyalurkan emosinya. Dia mengatur napas sebelum menjawab.

"Bentar."

Elin hanya memasak ramyeon karena dikejar waktu. Jam sudah menunjukkan pukul empat, berarti tiga puluh menit lagi dia harus sampai ke tempat kerja. Tugas nya di kamar mandi belum selesai, apalagi jika Guanlin memberikan tugas tambahan.

Bibir Elin mencibir tanpa suara melihat Guanlin yang tiduran santai di sofa sambil menonton TV. Padahal kan Guanlin bisa masak sendiri. Kenapa harus menyuruh Elin segala. Dasar tukang modus. Bilang saja dia ingin mengerjai Elin. Memang pada dasarnya dia itu tidak bisa melihat orang lain senang.

"Udah jadi." kata Elin setelah meletakkan ramyeon di meja makan.

Dengan langkah panjangnya, Guanlin sampai di meja makan hanya dalam waktu delapan detik. Dia memperhatikan apa yang tersaji di meja makan kemudian mengomel.

"Kok cuma ramyeon?"

"Gue buru-buru."

"Masak yang lain. Gue gak mau."

Elin yang sedang mencuci piring langsung melongo ke arah Guanlin. Waktunya sudah mepet tapi dia malah minta dimasakan yang lain. Elin rasa tidak ada makhluk lain yang lebih menyebalkan dari pada Guanlin.

"Katanya lapar?"

"Mie instan itu gak higienis. Lo kan pinter, harusnya tau dong."

"Gue gak bisa masak lagi, Guan. Makan yang ada atau delivery."

Guanlin tidak menjawab apa-apa tetapi dia duduk di kursi meja makan. Mulai memakan ramyeon dengan terpaksa.

Elin menggelengkan kepala karena stres.

Satu hal yang berubah dari Guanlin sejak sebulan yang lalu, dia jadi mudah merajuk dan manja. Minta dibuatkan itu-lah, ini-lah, minta ini-itu, lalu kalau tidak dituruti kadang dia ngambek lalu melapor pada ayahnya.

Different - Lai Guanlin [COMPLETE]Where stories live. Discover now