Bagian 1

78.3K 3.7K 97
                                    

"Sheyna ayo bangun!" Di pagi hari yang cerah ini aku sengaja berteriak agar dapat membangunkan Sheyna yang masih juga terlelap dalam tidurnya. Kuduga putri dari Pak Reynaldi ini sepertinya masih terpesona dengan dunia mimpinya. Kali ini ia bermimpi berkencan dengan siapa lagi?

Lee min hoo?

Atau, Kim so hyun?

Kalau yang pertama, kupastikan aku akan ikut tidur, agar dapat bertemu dengan idolaku satu itu. Kali ini aku tidak main-main dengan ucapanku!

"Bentar lagi, tante..."

Suara Sheyna memecahkan lamunanku. Ck, sepertinya ia tidak ikhlas perawan tua sepertiku bersaing mendapatkan cintanya Lee min hoo.

Oppa, saranghae....

Aku segera menggeleng keras. "Tidak ada bentar lagi!" sengaja kupukul bokongnya dengan kuat. "Bentar lagi apa, ini sudah jam enam. Ayo bangun! Tante tidak mau sekolah memberi peringatan lagi akibat kamu sering terlambat," ocehku menceramahinya. Malu juga kalau terus menghadap ke sekolah hanya karena kelakuan Sheyna.

Bukannya bangun, mendengar ceramah pagiku, Sheyna malah semakin memejamkan matanya.

Ck, aku kembali berdecak kesal. Apa dia pikir aku sedang mendongeng?

"Tante hitung sampai lima. Kalau kamu tidak bangun tante bilang sama papa, kalau kamu sekarang sudah pacar!" ancamku sadis dengan senyum merekah penuh kemenangan. Aku tahu, Sheyna pasti sangat takut kalau papanya mengetahui hubungan asmaranya.

Setahuku, Pak Reynaldi bukanlah tipe orang tua yang berpikiran terbuka. Saat mengetahui putrinya dekat dengan lawan jenisnya, detik itu juga ia akan menjadi seorang yang menyeramkan.

Memang keterlaluan si duda tua itu! Tidak tahu dia kalau zaman sekarang anak sd saja sudah panggil ayang-beib.

"Satu...,dua...,ti.."

Belum sampai hitungan ketiga, Sheyna bangun dari tidurnya."Iya iya, Sheyna sudah bangun," dengan bersungut-sungut, remaja yang kubesarkan sejak bayi itu memandangku dengan tatapan kesal.

Aku tersenyum puas, besok-besok ancaman ini akan kulakukan bila Sheyna tidak dapat kubilangi.

"Tante, tunggu di bawah. Jangan lama-lama mandinya!"

"Hm..."

"Perlu tante mandikan?" Aku sengaja menggodanya, sebelum beranjak meninggalkannya

"Emangnya mayat!"gerutunya kesal, lalu membanting pintu kamar mandinya dengan keras.

Ya ampun, kelakuan anak zaman sekarang buat jantungan. Untung sayang, kalau gak udah lama kuracun itu bocah.

"Jangan lama-lama mandinya!" Aku berteriak mengingatkannya.

"Iya!" teriak Sheyna dari dalam, setelah itu aku benar-benar meninggalkannya.

"Huft..." aku menghembuskan nafas lega setelah keluar dari kamar Sheyna. Akhirnya satu masalah telah selesai.

Berarti tinggal satu lagi tugas yang belum kuselesaikan, yaitu membangunkan kembarannya Sheyna. Yaitu si tampan Aaron, kebanggaan Pak Reynaldi.

Beda Sheyna, beda Aaron. Putra sulungnya Pak Reynaldi ini tidak boleh dibangunkan seperti cara membangunkan Sheyna tadi.

Remaja satu itu susah ditebak. Salah-salah, alamat satu hari gak dicakapin. Masalahnya, kalau Aaron ngambek, maka Pak Reynaldi akan uring-uringan seharian. Ujung-ujungnya aku juga yang akan kena imbasnya.

Memang berlebihan kali bapak satu itu!

Masuk ke dalam kamarnya, dengan pelan aku membuka tirai, membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar. "Sayang bangun dong..." dengan lembut aku membelai kepala Aaron. "Sudah pagi loh..." ucapku membujuknya bangun.

Pemain FiguranWhere stories live. Discover now