32

19.7K 2.1K 127
                                    

Bukan Amanda namanya kalau tidak bisa lepas dari jebakan.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya kuputuskan untuk tidak mengikuti permainan Pak Reynaldi.

Dengan cepat aku langsung mengklarifikasi bahwa apa yang dikatakan oleh papanya tadi sama sekali tidak benar. Meskipun itu artinya aku harus mengecewakan tatapan penuh harap di mata Aaron dan Sheyna.

Eits...tenang dulu! Tolong jangan buru-buru menghujatku. Bukan berarti aku menolaknya sebagai kekasih. Tapi aku hanya ingin diberi waktu. Bukan diburu seperti ini. Kesannya gimana gitu loh?

Karena itu sebisa mungkin aku mengatur tata bahasaku agar tidak menyakiti perasaan si kembar. Dengan hati-hati aku menjelaskan kepada mereka agar aku diberi waktu berpikir.

Di luar dugaan ternyata mereka memahamiku. Padahal melihat bagaimana antusiasnya mereka tadi, kupikir keduanya akan marah kepadaku. Ternyata itu tidak terjadi. Aaron dan Sheyna bahkan mengatakan mendukung apapun keputusanku.

Lihatlah manis sekali mereka bukan? Aku sampai terharu dibuatnya.

Sepertinya aku salah menilai si kembar. Keduanya tampak jauh lebih dewasa dibandingkan enam bulan lalu, saat masih bersamaku dulu. Berbanding terbalik dengan sikap Ayahnya yang sering buatku geleng-geleng kepala akhir ini. Apa jangan-jangan roh mereka sedang tertukar ya?

Entahlah, hanya alam yang mengetahui.

Karena keputusan ku itu maka saat ini tidak ada kejelasan dalam hubunganku bersama Pak Reynaldi. Dibilang pacaran tidak, dibilang gak ada hubungan juga tidak. Ada kalanya aku merasakan kelakuan kami berdua melebihi pasangan kekasih, tapi tak jarang juga aku membatasi interaksi kami.

Kalau sudah begitu Pak Reynaldi langsung melayangkan protes kepadaku. Ia berkata tidak terima dengan keputusan sepihak ku. Menurutnya aku hanya buang-buang waktu saja.

Merasa protesnya tidak kugubris, ia merubah taktiknya lagi. Mulai dari ucapan rayuan hingga materi berganti-ganti dilakukannya demi menarik hatiku. Namun tak ada satu pun yang dapat mengubah pendirianku. Aku masih bertahan untuk tidak luluh begitu saja.

Menurutku sesekali itu orang perlu diberi pelajaran, agar tidak bertindak sesukanya.

Cinta sih cinta, tapi tetap saja logika berjalan. Soalnya enak banget itu duda, udah gantungin hatiku belasan tahun, eh tiba-tiba muncul kembali setelah enam bulan lalu tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba menyatakan diri sebagai kekasihku di depan Alex dan si kembar tanpa persetujuanku.

Lha, emangnya dia pikir bisa semudah itu? Ini berurusan dengan hati bos, bukan dengan kredit. Yang kalau ada uang semua pasti beres. Tentu saja tidak begitu permainannya Reynaldi sayang.

Kata lainnya aku membiarkan status kami saat ini menggantung begitu saja. Kelewat bener kalau dia sampai marah dengan perlakuanku. Aku aja sabar belasan tahun menunggu cintanya, masa dia gak mau sabar nunggu jawabanku sebentar. Gak adil banget dong namanya!

Lagian anggap saja ini sebagai proses pembuktian cintanya. Kan kata orang-orang di luar sana, makin berat prosesnya maka makin tahan uji cintanya. Jadi dengan begitu aku jadi semakin yakin dengan cinta Pak Reynaldi kepadaku. Ibaratnya bukan cinta kaleng-kaleng.

Nah, yang jadi masalahnya sekarang ternyata Pak Reynaldi tidak berpikir jauh seperti itu. Bisa-bisanya pria itu menduga aku menolak cintanya.
Lebih buruknya lagi ia bahkan berpikir bahwa aku lebih memilih bersama Alex.

Tak terima dengan kesimpulan yang dibuatnya sendiri, akhirnya pria itu jatuh sakit tekena demam tinggi. Ditambah lagi faktor cuaca dingin semakin memperparah sakitnya selama tiga hari ini.

Alhasil aku tidak bisa kemana-mana selama tiga hari karena harus merawatnya yang terkapar tidak berdaya.

Tidak tega melihat kondisinya tersebut aku pun memutuskan merelakan kamarku untuk ditempatinya. Aku berpikir siapa tahu saja papanya si kembar itu sakit karena terus tidur di ruang tv selama tinggal di tempatku. Mengingat selama ini bagaimana mewahnya fasilitas yang dimilikinya, pastinya dia tidak nyaman beberapa hari ini.

Pemain FiguranWhere stories live. Discover now