❄Part 38 : Masa Kelam ❄

Mulai dari awal
                                    

     "Memberi pelajaran pada anak sial ini!"

     "Mom, dia adikku dan dia juga putrimu, jangan menyakitinya lagi Ezra mohon mom" ucap Ezra.

     Pintu kamar terbuka seorang pria keluar menghampiri mereka, matanya meneliti pada dua anak kecil di depannya. Dan detik berikutnya bibirnya menyeringai.

     "Anakmu terlihat segar, Honey."

      Maria menoleh dengan kening mengeryit, "Maksudmu?"

       "Pria kecil ini terlihat tampan, tidak kah kau mengerti ucapanku."

    Maria menatap diri Ezra menilai, ia membenarkan putranya tersebut memang tampan persis seperti Ken Sang ayah. Bisa ditebak jika dewasa Ezra akan jadi copyan sempurna dari daddy nya.

     'Ah, Maria begitu menggilai Suaminya tersebut, lebih tepatnya menggilai tubuh dan hartanya'

      Wajahnya mengeras saat melihat Mikayla, ia tidak menyukai gadis tersebut hidup harusnya gadis itu yang mati bukan Suaminya. Gara-gara menjemput Mikayla di sekolah Suaminya jadi kecelakaan di jalan, dan ia semakin membenci saat Mikayla dinyatakan selamat, sedangkan Ken Suaminya tewas.

      Bibir Maria menyeringai saat mendapatkan sebuah ide, ia akan mendaptkan apa yang selama empat tahun ini tidak ia rasakan, sekaligus bisa membuat hancur Mikayla.

      "Kau bisa mendapatkan gadis sialan itu! Tapi tidak dengan Ezra, dia milikku," Maria menyahut sambil melangkah cepat dan menarik tangan Mikayla.

     Merasa Adiknya dalam bahaya Ezra mempertahankannya, ia tidak akan melepas adiknya apa lagi di bawa oleh Maria.

     "Lepaskan Adikku!!" bentak Ezra mengigit tangan Sang Mommy yang terpekik langsung melepaskannya, menatap emosi.

      "Pergi ke rumah bibi Hyorin," perintah Ezra memaksa, sambil berusaha menghalangi Maria yang kembali ingin mengambil adiknya.

     Mikayla semakin menangis gadis kecil tersebut menangis keras tidak mau meninggalkan sang kakak.

    "Pergi Mikayla! Pergi!!" perintahnya lagi dengan paksaan.

       Pria yang tadi hanya diam menunggu mulai jengah, ia berjalan ingin menangkap Mikayla tapi gadis kecil itu cepat menghindar dan berlari keluar.

     "Sialan!! Jangan biarkan dia pergi Josh!!" teriak Maria dengan kesal ia menangkap tangan Ezra yang sedari tadi melawan, menyeretnya dengan paksa keluar mansion dan memasukkan ke dalam mobil.

*****

    Ezra mengerjapkan matanya merasakan cahaya terang mengusiknya, ia bangun dengan mata membulat melihat kesekelilingnya yang terasa asing. Ini bukan kamarnya atau pun kamar-kamar di mansionnya, seingatnya ia di seret paksa masuk ke mobil lalu ada yang membiusnya.

      "Di mana ini?"

    "Kau sudah bangun little boy?" Maria masuk dengan membawa sebuah nampan berisi makanan, meletakannya di meja, "Kau mau makan Sayang?"

      "Apa Mom yang melakukannya? Lepaskan Ezra Mom," pinta Ezra sambil menarik-narik tali yang mengikat tangannya.

      Bukannya langsung menuruti Maria menggeleng, "Nanti kau bisa kabur," ucapnya sambil menyeringai menatap Ezra dengan pandangan yang berbeda.

     Ezra mulai merasa takut ia merasa sebentar lagi Mommy akan memukulnya, seperti yang sering dilakukan pada adiknya. Tubuhnya berangsut mundur saat melihat Maria naik ke ranjang tersenyum.

The Heart HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang