❄Part 7: Takdir ❄

5K 377 5
                                    

 
        💗💗 Part 7: Takdir 💗💗

  == Happy Reading, Readers Love 💗 ==

    Terima kasih readers sudah ngasih vote dan komentarnya😉.

   Cerita bebas dari private😙 silahkan baca 📖sesenang hati readers , asal jangan di copy 📰 apa lagi di plagiat📓ya😘hargai karya para penulis yang susah payah menuangkan idenya dalam bentuk tulisan😉

                          💗💗💗

     Ezra menghentikan laju mobil Sport nya di halaman gedung pencakar langit, dengan langkah tegas ia keluar memperlihatkan wajah dingin tanpa ekspresinya. Di samping kanannya sudah ada Ray Steel, asisten sekaligus sekretaris pribadinya, dan Cony di sebelah kirinya.

    Tidak hanya di belakangnya ada dua orang Pria yang mengikutinya, seorang Pria paruh baya seorang pengacara, seorang lagi berprofisi sebagai Dokter.

    Wajahnya terlihat begitu dingin dengan sorot mata yang tajam, tidak ada senyuman apa lagi sapaan saat langkahnya memasuki gedung. Rahangnya mengeras saat tau nama gedung tersebut sudah dirubah, tangannya terkepal dalam sakunya.

    Berani sekali orang yang melakukan hal itu, Ezra pastikan nyawa orang itu akan selesai ditangannya.

   "Terlalu lancang." gumam Ezra dengan suara pelan dan dinginnya, ia masih memcoba menahan emosinya.

     Semua pegawai yang melihat kedatangan mereka, mulai bertanya-tanya bahkan lebih banyak yang menatap kagum terutama kaum hawa. Mereka mulai membicarakan kemunculan Pria tampan yang sempurna, di gedung perusahan mereka. Tidak ada seorang pun yang tau siapa sosok yang berjalan bak dewa tersebut, auranya begitu dingin tapi juga mempesona.

    Pintu lift berdeting terbuka dengan tegas ia memasukinya, Ray menekan nomor lantai yang tujuan mereka. Tidak ada bersuara begitu terlihat hening, meski ada seorang yang menghela nafas sedikit lebih keras, memang sengaja ia ingin memberi respon pada Pria es di sampingnya.

     "Ck, Tidak bisa kah ekspresimu itu sedikit diturunkan kadar dinginnya, kau bisa membuat lift ini membeku." sindir Andrian melirik sesaat, kemudian mendengus samar temannya itu kenapa es kutub sekali coba. Pada hal saat bersama Mikayla Istrinya, memiliki seribu ekspresi yang menyenangkan. Tapi, kalau dihadapan orang selalu dingin dan angkuh seperti itu.

   Andrian sangat tau saat ini temannya itu menahan amarah, terlihat dari kedua tangannya yang masih setia berada dalam kantong celana. Tangan itu pasti terkepal sampai buku-bukunya memutih, ia sangat mengerti bagaimana  perasaan temannya itu sekarang dan tak akan ada yang bisa menghentikan.

     Tetap tidak menjawab Ezra hanya menoleh sesaat, menjawabnya cuma dengan tatapan dingin dan wajah datarnya. Bikin Andrian gemas ingin menjitak kepala temannya itu, kalau di rumah sudah ia lakukan.

  
     Pintu lift terbuka, lagi-lagi Ezra melangkah lebih dulu dengan tegasnya. Menuju sebuah ruangan yang biasa digunakan untuk rapat besar, melihat pintu tersebut baru bibirnya bereaksi. Bukan tersenyum tapi menyeringai dengan sinisnya.

      Ia akan memberikan pelajaran para orang-orang yang berani berkhianat padanya.

   Begitu pintu terbuka Ezra melangkah memasukinya, membuat semua mata yang memang disuruh berada di situ membelalakan mata mereka, nyaris copot saking tidak percayanya.

     Ezra semakin tersenyum sinis melihat wajah-wajah yang sebagian memuakkan baginya, tapi ada juga sebagian yang membuatnya berterima kasih lewat tatapannya karena terus setia padanya.

The Heart HunterWhere stories live. Discover now