❄Part 33: Malu ❄

4.4K 282 11
                                    

 

   
    Terima kasih readers sudah ngasih vote dan komentarnya😉.
terima kasih juga sudah menyukai couple Ezra💖Megan😍.

      Cerita bebas dari private😙 silahkan baca 📖sesenang hati readers , asal jangan di copy 📰 apa lagi di plagiat📓ya😘hargai karya para penulis yang susah payah menuangkan idenya dalam bentuk tulisan😉

    

   Happy reading, Readers Love 😉

                             ****

     Harusnya Megan senang karena sekarang ia sudah pulang dari Rumah sakit, bisa menghirup udara yang segar dan tentu saja matanya tidak sakit lagi karena kebanyakan melihat warna putih dan bau obat. Wajahnya juga seharusnya berseri-seri karena tubuhnya sudah dinyatakan sudah sangat sehat, tapi lihat lah sekarang. Wajahnya merengut kesal LAGI dan seperti biasa penyebabnya seorang Ezra, Sang suami.

    Pada hal sudah mengajukan berbagai keluhan protes sampai ancaman, kalau ia ingin berada di Indonesia tiga hari lagi, masih ingin menikmati Negara kelahirannya dan tentu saja masih tak rela jika harus pergi ke Negara orang.

   Meski sehari sebelumnya Ezra mengajaknya untuk ziarah ke makan orang tuanya, tetap saja ada perasaan tak siap dari Megan jika harus berjauhan dari orang tuanya. Bagaimana jika ia merindukan mereka, ia tak bisa pergi berkunjung.

    Tapi suaminya itu malah menolak protesnya dan mengatakan kalau kerjaannya di Rusia sedang menunggu, jadi lah sekarang ia berada di mobil setelah tadi melakukan perjalanan pesawat selama beberapa jam. Ia sangat lelah meski sekedar bersuara ia hanya melihat jalanan di luar, entah menuju arah kemana ia juga tak mau tau. Hanya makhluk tampan di sebelahnya lah yang tau kemana.

   Sebenarnya sejak tadi mulutnya sudah gatal ingin bertanya, tapi kerena ia sedang kesal dibungkamnya saja bibir cantiknya tersebut.

    Matanya masih setia menatap ke luar jendela pemandangan di jalan sangatlah  ramai, gedung-gedung pencakar langit terlihat menjulang, taman-taman kota, restoran-restoran, Mall-mall dan perumahan serta orang-orang yang berjalan kaki di terotoar dengan santai, Megan hanya tau sekarang ia berada di Negara Rusia.

    Mendengar Negara Rusia ia jadi ingat tentang ajang sepak bola dunia yang di adakan di Negara tersebut, ia bukan penyuka sepak bola tapi karena acara berkeliar di seluruh tv ia jadi tau. Pandangannya menoleh ke samping mendapati Ezra yang sedari dalam pesawat sampai di mobil masih berkutat dengan tablet di tangannya, terlihat serius memeriksa beberapa deretan tulisan di sana. Kalau sudah begitu Megan sudah menebak kenapa mereka di sini, tentu saja karena segudang pekerjaan suaminya tersebut. Mana mungkin kan mau nonton ajang sepak bola.

     Memilih tidak mau menganggu Megan kembali menatap ke luar jendela, setidaknya di luar ada berbagai macam pemandangan. Mendadakn ia jadi kesal karena diabaikan, merasa diduakan dengan pekerjaan. Mendomel dalam hati suaminya memang wajahnya tampan, menggoda dan panas. Tapi kalau sibuk sendiri di mana menariknya.

  
                         ****

    Ezra masih sibuk memeriksa beberapa berkas pekerjaannya, karena ia lama di Indonesia jadi pekerjaannya di perusahaan pusat di Rusia lumayan banyak meski ada CEO Grady Trevor, tangan kanannya yang biasanya mengurus sepenuhnya perusahan pusat jika ia sedang keluar Negeri.

  Meski ada yang menangani tapi ia harus tetap turun tangan langsung masalah perusahan, jika tidak bisa diselesaikan lewat email. Memantau secara langsung ke perusahaan EZ. Chev Corp sudah jadi kewajibannya.

The Heart HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang