Indraka

179 33 1
                                    

Meski telat, selamat lebaran Indonesia...

minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir batin....


Ya Allah... perempuan di depanku ini tersenyum malu. Padahal aku barusan mengedipkan sebelah mata. Dia sukakah?

Rasanya ada yang melayang dari dalam hatiku.

Dia menerima syal itu dan berlalu. Sementara teman-temanku di belakang diam tak bereaksi. Mereka menunggu Farhana berlalu. Ketika aku kembali ke tempat mereka, satu persatu wajahnya ku perhatikan. Semua tersenyum. Apalagi si Cicak, senyumnya sangat penuh arti.

"Jadiin aja, Drek. Kayaknya dia ga nolak tuh."

"Iya, Drek. Farhana manis loh."

Dan masih banyak komentar lainnya. Aku jadi jengah. Aku paling ga suka urusanku dengan Farhana melibatkan orang lain. Bagiku, urusan hati kami biarkan kami yang merasakannya. Kami? Yakin Farhana juga berpikir begitu? Ujung bibirku semacam ditarik ke atas.

"Eciyeeee..... si Indrek bahagia, guys."

Aku jadi sadar.

"Eh, kalian ini apaan sih? Balik ke bangku masing-masing. Jangan bikin bangkuku ramai. Bubar...bubar...!"

Tawa mereka semakin menjadi. Baru langsung mingkem ketika pak Sholeh masuk kelas. Di belakangnya Farhana mengiringi dan memegang tumpukan buku tugas kami. Dan teman-teman yang mingkem tadi langsung ribut kembali ke bangku masing-masing. Aku tersenyum. Tak sengaja aku menoleh ke Farhana, dan dia juga sedang tersenyum. Ampun... seperti ini ya bahagianya.

"Na, sekalian kamu bagikan buku tugas itu ke pemiliknya, ya," kata Pak Sholeh.

"Baik pak." Nana menjawab sambil mengangguk.

"Hari ini tugas kalian tidak bapak bahas di kelas. Diantara kalian ada yang mendapat 100. Jadi kalian bisa diskusi kelompok setelah kelas. Dan dapat nilai tertinggi yang jadi mentornya."

Teman-teman mulai kasak-kusuk, siapa yang dapat seratus. Dianti kah?

"Heh, ga usah ramai,"tegur Pak Sholeh.

"Yang dapat nilai sempurna Indraka. Dra, nanti teman-temannya diajari ya!" tambahnya.

Jelas aku kaget. Aku? Dapat 100?

Jangankan aku, teman-teman sekelas juga kaget. Dan ternyata, Farhana lebih kaget. Pupil matanya membulat. Dan aku jadi ingat konsekwensinya.

Tuhan itu kalau ngasi rejeki memang dari arah yang tak disangka-sangka ya. Alhamdulillah....

Indraka dan FarhanaWhere stories live. Discover now