Farhana

1.1K 81 1
                                    


Happy reading, guys...


Namanya Indraka. Aku biasa mengenalnya Indra. Meski teman-temannya memanggilnya Indrek. Bahkan ada yang memanggilnya Bandrek. Dia anak nakal dari kampung sebelah. Temanku sejak SD. Sering sekali dia terlambat. Pernah juga membolos. Aku tidak tahu berapa kali. Aku juga mendengarnya dari teman sekelasku, Dika. Dika tahunya juga pas melihat Indraka dihukum di lapangan oleh guru olahraga.

Dia anak pedagang batik. Orang tuanya merintis usaha itu dari bawah. Mulai mencoba membuat batik sendiri, menjualnya, hingga mendesain bajunya. Sekarang usahanya maju pesat. Ayahnya yang memproduksi batik dan ibunya yang mengelola butik.

Indraka memiliki 2 adik, semuanya perempuan. Orang tuanya sangat sibuk. Jarang di rumah. Bahkan kedua adiknya lebih sering di butik ibunya dari pada di rumah. Mungkin karena itu Indraka lebih sering bermain dengan teman-temannya. Tidak pernah belajar, usil, dan tengil.

Dia juga teman ngajiku di musholla. Ketika aku sudah Iqra' 5, dia baru naik iqra' 2. Itupun masih sering dimarahi sama kak Gibran. Dia tidak rajin. Dia lebih suka bermain, bahkan kadang berkelahi. Kalau bolos mengaji di sore hari, pulangnya aku sering melihat dia di lapangan bermain bola.

Aku tidak berani menyapanya. Aku hanya melirik saja. Aku takut diusili apalagi diajak berantem. Aku ga berani. Kalau ada dia, aku lebih sering mempercepat langkah, khawatir diajak nakal.

Indraka dan FarhanaWhere stories live. Discover now