Indraka

333 33 0
                                    


Abis cek ombak...aku kasih update-an nih...

Happy reading ya....



Genggaman tanganku mengeras. Aku yakin dia tidak melihatku, tapi aku dengan jelas melihatnya turun dari boncengan sepeda motor. Dengan anak itu! Na, apa kamu tidak dengar ucapanku? Dia tidak sebaik yang kamu bayangkan. Konsentrasiku pecah. Tapi aku harus tampil 10 menit lagi.

Dari samping stage aku melihat mereka sedang belajar, tepatnya Farhana sedang belajar pada Gilang. Nana memang memperhatikan dengan serius. Anak itu mana pernah punya curiga sama orang, kecuali aku. Padahal salahku cuma satu, dulu bohong ga sholat gara-gara ga bawa sarung.

Andai Farhana lihat bagaimana Gilang tersenyum memperhatikannya menunduk, menulis dan mengangguk-angguk. Ingin aku tinju mukanya.

"Ayo Drek, waktunya nyangkul."

Sandi menyenggolku. Kepalanya mengajakku ke panggung. Aku tersadar. Kami berlima menuju panggung.

"Te Amo Me Amor dulu kan?" sekali lagi Sandi berbisik padaku.

Aku yang sedang memperhatikan Gilang dan Farhana kembali terkejut. Aku bahkan lupa itu apa.

"Hey! Are you ok, man?"

"Oh, ya. Jangan lagu itu. Itu nanti terakhir saja."

"Sekarang apa?" si Cicak ikut khawatir.

"Say something aja ya," tawarku.

"Hah?! Yang mana itu?" Sandi berkata setengah berteriak.

"Owh...aku tahu," Cicak langsung mendekatiku.

"Yang lain turun dulu. Indrek mau nyanyi pake gitar doang sama aku. Paling 2 lagu. Iya kan Drek?"

Dia berkata sambil menepuk-nepuk punggungku. Ketika mata kami bertemu, aku tahu Cicak mengerti kondisiku. Dia memberiku semyuman menguatkan.

"Don't give up, man," katanya.

Ketiga temanku turun panggung, kecewa. Tapi mereka tidak marah. Bagi mereka yang penting aku tetap menjaga profesionalisme.

"Siap, man?" tanya Cicak.

Aku menunjukkan jempol.

Aku mulai menyanyi. Sesekali aku melirik ke mejanya. Dia sama sekali tidak terganggu. Dia tidak menoleh ke arah panggung. Mungkin suaraku terlalu biasa untuk didengarkan. Padahal aku sudah setengah mati mengeluarkan hati. Untungnya aku tidak mengeluarkan air mata.

Say something I giving up on you

I swollen my pride

You are the one I love

To say good bye

Duh Tuhan...dia tetap tidak menoleh, hingga akhir lagu...

Aku menoleh ke Cicak.

"Cak, kamu bisa lagu Jangan Duakan Cintaku?"

"Pake organ?"

"Aku yang pegang gitar. Kamu bisa?"

"Indra Lesmana, kan?"

Aku mengangguk.

"OK," sahutnya.

Dan mulailah musik kami.

Kali ini, ada yang telah berubah

Kali ini, kau membuatku gundah

Kali ini setiap kau sebut namanya

Aku resah....

Dia langsung menoleh. Pupil matanya melebar. Pensilnya tergeletak di meja dan dia tidak lagi memperhatikan Gilang. Dan itu membuatku bahagia. Te Amo Me Amor deh, Na.

Indraka dan FarhanaWhere stories live. Discover now