• [Bonus] : Aland-Arkan 06 •

165K 15.1K 2.8K
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Alkan, liat!"

Dari dalam mobil, Aland menunjuk keluar jendela, ke arah langit, di mana kembang api tampak sangat indah, mewarnai langit yang kelam.

Arkan melihat ke arah yang ditunjuk Aland, matanya mengerjap dan berbinar. Sejurus kemudian, dia bertepuk tangan. "Kembang apiiiiii!"

Aland ikut bertepuk tangan. "Kembang apinya cantik, kayak Alkan."

Tidak seperti biasanya, Arkan tidak membalas celetukan aneh Aland dengan racauan kesalnya. Ia terlalu terpesona dengan warna-warna di atas langit sana.

Lagipula, ini malam terakhirnya dalam satu bulan yang ibunya katakan sebagai bulan yang istimewa. Dan, ini juga tahun pertamanya dan Aland berpuasa penuh tanpa bolong-bolong sama sekali.

"Mama, Mama, pengin belhenti liat itu." Arkan duduk dengan tenang.

Lalisa yang duduk di kursi depan di samping Samudra yang tengah menyetir berbalik sebentar, menampakkan ekspresi yang langsung membuat Arkan mengerucutkan bibirnya.

"Maaf, Sayang, kata Papa, kita harus cepet-cepet pulang."

Arkan mendengus. Setelah tadi makan di luar sebagai berbuka puasa spesial mereka, entah mengapa Samudra meminta mereka untuk cepat-cepat pulang.

"Mau ke mana? Kok bulu-bulu?" tanya Aland dengan tangan menepuk-nepuk pundak Arkan, bermaksud menenangkannya.

"Mama sih, nggak tau. Sam."

Samudra menoleh sebentar karena Lalisa memanggilnya. Dia tersenyum, memperlambat laju mobil karena bertemu lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi merah.

"Kali ini, apa kalian mau lebaran yang beda?"

"Beda? Makannya pake cokelat, bukan opol ayam?" celetuk Aland.

"Atau pake mi?"

Samudra menyunggingkan senyum tipis dan menggeleng perlahan. "Bukan."

"Terus apa?" Lalisa yang menyahut.

"Mau lebaran di Spanyol?"

"DI LUAR NEGERI?!" seru Lalisa lantang.

"Jalan-jalan!" timpal kembar Alano.

"Tumben." Lalisa agak menyamping, memperhatikan Samudra lebih jelas. "Ada apa?"

"Di Spidol ada kembang api?" tanya Arkan dengan antusias yang kembali hadir.

"Spanyol, Sayang," koreksi Lalisa gemas. Ingin sekali mencubit pipi gembil anaknya itu.

"Ada, nanti Papa beli."

"Asiiiik!" Arkan bertepuk tangan lagi.

Samudra meletakkan tangan Lalisa yang terulur di pipinya. "Aku mau kunjungin Papa, sudah lama nggak ketemu."

"Papa kamu? Ah, iya. Terakhir ketemu pas mereka lahir."

Lalisa melirik kaca di dalam mobil, di mana Aland sedang meniru apa yang dilakukan Samudra.

"That's good. Hubungan kalian nggak akan putus, dan harus dijaga, Sam. Jangan sampai kayak dulu lagi."

"Sebelum aku ketemu kamu?" Lalisa mengangguk.

"Papa, Papa, nanti di Spidol ada kakek?" Arkan bertanya lagi.

"Spanyol, Sayang," koreksi Lalisa lagi.

"Ada. Kalian belum pernah ketemu secara langsung sama kakek, kan?"

"Belum." Aland dan Arkan menjawab kompak.

Samudra mengangguk. "Papa sudah pesan tiket dari jauh-jauh hari. Kita berangkat beberapa jam lagi."

"Kok mendadak banget? Persiapannya gimana?" Lalisa langsung protes.

"Kamu nggak kenal aku?" Samudra menaikkan sebelah alisnya.

"Mama nggak kenal?" Aland memotong.

"Kan Mama nikah sama Papa. Kok nggak kenal?" Arkan ikut-ikutan.

Lalisa mengembuskan napas perlahan. "Oke. Pasti semuanya sudah siap. Terus ngapain pulang kalau sebentar lagi mau berangkat?"

"Pasti ada beberapa hal yang ingin kalian bawa, jadi kita pulang."

"Dan buat cek barang bawaan yang udah kamu siapkan itu." Nada bicara Lalisa menjadi sinis. "Kamu selalu pura-pura lupa nyiapin pakaian dalam punyaku."

Samudra hanya tersenyum menanggapinya.

"Mama, Mama, Spidol jauh?"

"Spanyol, Alkan." Kini Aland yang mengoreksi.

"Jauh, tapi nanti kan, naik pesawat."

"Kalo jauh, nanti di pesawat Alkan mau tidul aja, bial nggak kelasa."

"Telus mimpiin Aland ya?"

Lalisa geleng-geleng kepala. Ia melirik Samudra yang masih sangat menarik dalam usianya yang matang. Lalu beralih ke kembar Alano yang sudah menunjukkan akan memiliki wajah yang tampan saat dewasa.

Lalisa tersenyum, menyadari bahwa dia jatuh cinta sedalam itu pada Alano.

Alano-Alano yang terlampau tampan.

***

Selamat hari raya idul fitri🖐️
Minal aidzin wal faidzin, guys.

Mohon maaf kalo selama ini saya banyak salah ya, jodohnya Yoona selingkuhannya Taeyeon ini juga manusia.

Udah pada dapet THR belom? Udah disiapin buat PO nanti? 🤔

*Tanggalnya belum pasti btw. Tapi, tunggu aja.

Ok, see you:))

Artha (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang