"Itu hakmu," jawab Sakura sembari tersenyum kaku.

'Mungkin memang sampai disini perjuanganku,' batin Hinata, 'Mengesalkan,' umpatnya seraya menghela nafas.

"Baiklah, sampaikan ucapan Terimakasihku pada sahabat pirangmu," ucap Hinata seraya bangkit, "Dan terimakasih sudah membiarkanku mencintaimu," lanjutnya menatap seseorang yang masih berdiri di belakang Sakura.

Setelah merasa urusannya sudah selesai, Hinata berbalik tanpa berpamitan dengan Sakura yang menatapnya masih dengan tatapan heran.
Setelah punggung Hinata benar-benar tidak terlihat dari pandangannya, ponselnya bergetar dan panggilan masuk dari Sasuke membuatnya terkejut. Dengan gerakan kaku dan pelan ia menekan tombol hijau dan menempelkannya di telinga kanannya.

"Mo-"

"Kau dimana?" potong Sasuke

"Emm, aku di kamar, ada apa?" jawab Sakura dengan gugup.

"Benarkah?"

"Iya," jawab Sakura pelan.

"Sedang apa?"

"Tiduran," jawab Sakura masih dengan nada pelan. Durasi pertanyaan dan jawaban terdengar sangat lama. Dalam hati Sakura berharap ini terakhir kalinya ia berbohong pada Sasuke.

"Kalau begitu keluarlah, aku berada di depan rumahmu," ucap Sasuke dengan raut wajah yang menyeringai.

"Apah?!" dengan reflek, Sakura bangkit karena ucapan Sasuke yang membuatnya terkejut bukan main.

"Cepatlah,"

Tanpa menjawab ucapan Sasuke, dengan cepat Sakura mematikan ponselnya dan reflek ingin berlari namun tanpa sengaja kaki kanannya menyenggol kaki kursi dan menyebabkan suara yang sedikit keras.

"Argh!" erang Sakura seraya menyentuh bagian yang terasa sangat nyeri.

Sasuke yang memang bermaksud menggoda Sakura membulatkan matanya terkejut, dengan cepat ia mendekat ke arah sang gadis yang tengah kesakitan.

"Bagaimana kau bisa ceroboh seperti ini hn?" tanya Sasuke geram seraya membantu Sakura untuk duduk.

Dengan raut wajah kesakitan, Sakura masih belum sadar jika Sasuke menatapnya dengan pandangan khawatir.
Sebelah tangannya masih mengusap kakinya yang terasa sangat nyeri. Sedangkan tangan kirinya mengusap setitik air mata yang keluar dari irish emeraldnya akibat nyeri luar biasa pada kakinya.

"Ini minumlah," dengan cepat Sasuke mengeluarkan obat pereda nyeri yang memang sengaja ia bawa dan mengambil sebotol air yang memang sudah di siapkan di setiap meja. Sakurapun menurut kala Sasuke meminumkan obat tersebut.

Kelopak matanya terpejam kala nyeri yang luar biasa perlahan sudah mereda.
Sasuke masih menatapnya dengan tatapan cemas, namun ia menarik bibirnya ke atas kala melihat gadisnya membuka mata. Dengan pelan, ia mengecup sekilas bibir Sakura.

Cup

"Jangan ceroboh,"

Reflek Sakura menjauhkan kepalanya dan menutup bibirnya, emeraldnya membulat karena melihat sang tunangan yang tersenyum kearahnya. "Sasuke," ucap Sakura seraya kembali pada posisinya seperti semula. Bibirnya mengerucut lucu kala mengetahui jika Sasuke telah membohonginya.

Dengan gerakan pelan Sasuke mengetuk dahi Sakura menggunakan jari telunjuknya beberapa kali, "Kau membuat Ibu khawatir, baka,"

"Maaf," sahut Sakura seraya tersenyum polos menatap Sasuke.

"Minta maaf pada Ibu nanti," balas Sasuke.

Sakura hanya mengangguk-anggukan kepalanya seraya menatap Sasuke.

Destiny Of Love [Completed]Where stories live. Discover now