~Ekstra Part~

52.5K 1.2K 59
                                    

🎀👋Happy Reading👋🎀

~Gak pernah gue bayangin bakal terjebak yang namanya perjodohan and so what CRAZY MARRIAGE. Arggg ~

Ayana Evelyn

~The Nerd Badgirl~


"Ih Adit gombal banget sih." Seru Maudy memalingkan wajahnya, berjalan bersisian dengan orang yang bernama Adit.

"Kalo gak gombal nanti gak baper dong." Membuat Maudy memalingkan wajah kearah Adit. "Haha kalo kamu gak baper nanti gak suka lagi sama gue." Lagi-lagi membuat Maudy memalingkan wajahnya.

"Dasar tukang baperin, awas aja ya kalo gak mau tanggung jawab." Gerutu Maudy lalu memalingkan wajahnya dan saat itu juga melihat orang yang sangat dia kenal berdiri dipinggir lapangan.

"Lo ngomong apaan Di."

"Gak ngomong apa-apa kok. Udah ya gue mau nemuin Aya."

"Aya." Beo Adit membuat Maudy melangkah pergi, "dasar cowok."

***

"ih sebel banget deh sama papa ih." Gerutu Aya sambil menghentakkan kakinya sebal sampai seseorang menepuk pundaknya, menyadarkannya.

"Maudy." Maudy yang sudah disampingnya.

"Lo gak papa ya."

"Gue," jedanya. "Gue malah sangat gak papa." Lanjut Aya lalu memeluk Maudy mendramatisir membuat Maudy menghela nafas dan berkata, "udah deh gak usah lebai sakit kayak bulan lalu lagi." Ucap Maudy terkekeh.

"Kok lo ngomong gitu sih." Aya lalu mengangkat kepalanya dari bahu Maudy.

"Heh menurut gue kecelakaan lo itu drama banget tau gak. Itss pasti pelakunya korban sinetron tuh ih." Aya yang mendengar itu lalu mengangguk dan terkekeh.

"Udah yuk balik kekelas." Yang kemudian diangguki Aya namun langkahnya harus berhenti ditengah jalan karena melihat sosok yang dikenalnya tengah bersuka ria dengan para penguntitnya Vino dan Rio. Sedang dirinya tengah berduka karena perjodohan gila itu.

"Lah ya ngapain berhenti."

"Bentar gue ada urusan tunggu sini." Aya lalu melangkah kearah Atarik dan penguntitnya.

"Njir bego lo vin kalo gue mah langsung terjang aja." Seru Atarik sambil terkekeh dengan Rio bersender dipagar tangga. Sedang Aya yang sedikit mendengar kata-kata ambigu 'terjang' jadi bergidik sendiri.

"Dasar gila." Batin Aya.

"Eh kak." Panggil Aya pada gerombolan 3 anak itu.

"Ada apa?" Balas Vino. Sedang Atarik mengangkat sebelah alisnya.

"Weh cupu yang tranformer beberapa bulan yang lalu bukan sih." Seru Rio sambil meneliti dari atas ke bawah sedang Aya diam sambil memegang tali tas punggungnya. Tiba-tiba tanpa berkata apa-apa Aya menarik Atarik yang bersender dipagar tangga sambil menekuk lengan seragamnya dan hampir membuat Atarik terjungkal.

"Woi cupu lo mau bunuh gue hah." Atarik dengan nada sedikit tinggi setelah selesai ditarik Aya kesisi tangga yang ada dua teman Atarik.

"Kak gue mau ngomong." Aya dengan nada ketusnya.

"Ngomong apaan." Atarik dengan nada yang tak kalah ketus.

"Batalin dong perjodohannya." Cicit Aya pelan agar tidak didengar para penguntit Atarik. Mendengar itu Atarik lalu berbalik membelakangi Aya, "gak bisa." Membuat Aya mendengus sebal.

"Ayolah kak masa lo tega sih sama anak seunyu gue nikah seminggu lagi. Gila lo ya."

"Gak bisa." Dan itulah yang berhasil keluar dari mulut Atarik membuat Atarik yang akan pergi dihalau dengan tangan mungil yang menahan tangan Atarik dan itu membuat Atarik melihat samping dan Aya sudah memasang wajah memelas untuk membujuk Atarik membatalkan pernikahan seminggu lagi. Bener-bener gila papanya itu masak setelah ngomong perjodohan langsung merembet pernikahan satu minggu lagi. Pikir Aya.

"Kak." Aya dengan yang dibuat semelas mungkin.

"Gue udah bilang, gak bisa. Dan lo percuma juga ngomong sama mereka gak guna penolakan lo." Seru Atarik lalu pergi dan bergumah sendiri.

"Anggap aja ini pelunas hukuman lo yang kurang satu hari gara-gara jus lo nimpa baju gue." Lalu melangkah menuju dua sahabatnya.

"At Atarik lo pacaran ya sama dia, pegangan tangan lagi." Seru Vino sambil melihat Aya masih ditempat namun tidak digubris Atarik yang malah pergi juga meninggalkan mereka berdua.

***

Seminggu kemudian...

"Ma Aya masih sekolah ya Allah." Yang sukses mendapat sentilan ditelinga kirinya oleh Yanti yang baru datang.

"Heh kamu masih mending masih sekolah oma juga dulu masih sekolah udah nikah tuh."
Membuat Aya melongo.

Mending mending dong

"Belum lagi tuh opa mu huh galak banget sadis lagi belum lagi dinginnya tingkat alaska. Huft oma suka ngeri sendiri." Membuat Aya mengangkat sebelah alisnya.

"What apa hubungnya coba dingin sama alaska." Batin Aya.

"Terus ya oma dulu ya pengen pengen banget rasanya kabur tapi belum 24 jam nikah sama opa mu."

"Wah boleh ni dicoba." Batin Aya sambil Aya senyum-senyum namun harus hilang karena ucapan Yanti.

"Tapi kamu jangan coba-coba kabur ya. Malu-malu in." Namun obrolan mereka harus berhenti ketika seseorang datang.

"Ayo kebawah acaranya sudah dimulai."

"Udah dimulai tante Ra." Yang diangguki Rara lalu Iren menggiring Aya untuk turun kelantai dasar rumahnya yang dijadikan tempat proses akad nikah yang tentunya ini disembunyikan dari pihak sahabatnya.

"Ayo Aya kok masih diem sih." Yanti yang mendengar itu lalu menoleh ke Aya yang juga menoleh kearahnya dengan senyum mirisnya.

Dan sekarang disinilah Aya dengan setelan kebaya putihnya duduk disamping pembelai pria dengan tuksedo yang senada dengan kebaya Aya.

"Bagaimana pemelai pria sudah siap?" Tanya penghulu pada Atarik yang kemudian mengangguk.

Sedangkan Aya melihatnya, "njir main ngangguk aja." Batinnya.

"Lalu bagaimana pemelai wanita?" Aya yang ditanya sekilas melirik Marcus yang duduk sisi kiri meja didepannya lalu dengan terpaksa mengangguk.

"Baiklah kalau begitu kita mulai saja mari jabat tangan saya untuk pemelai pria." Yang dilaksanakan Atarik.

"Saya nikahkan engkau dengan...."

"Saya terima.." belum sempat Atarik melanjutkan perkataannya kakinya tiba-tiba terasa sakit lalu melihat kebawah meja dan sepatu berhak tinggi Aya yang sengaja ditekan dikaki Atarik berhasil menimpanya.

"Ada apa mas." Tanya sipenghulu.

"Eh gak papa pak." Balasnya lalu mengulangi ijab qobul itu dan lagi-lagi Aya melakukan hal sama membuat siempunya menoleh kepadanya yang tentunya Aya hanya diam menahan tawanya.

"Apa apa mas ada masalah ini belom malam lo mas." Sukses perkataan itu membuat Aya menatap bingung penghulu.

Apa hubungannya??

"Kita ulangi sekali lagi ya mas."

"Saya terima nikahnya...." Atarik dengan sekali tarikan nafas walau sedikit menahan sesuatu yang keluar dari tenggorokkannya.

"Alhamdullilah bagaimana para saksi?"

"SAH."

"SAH."




Alhamdulillah🙏
Satu ekstra part selesai
No nambah ok..

Thanks all
And
See you

The Nerd Badgirl ✔Where stories live. Discover now