part 25

39.3K 1.4K 21
                                    

🎄🎄Happy Reading🎄🎄



seorang berseragam khas sekolah tengah terduduk dengan wajah syarat akan kesedihan mencoba berbicara dengan pusaran makam yang terukir nama seseorang yang sangat penting baginya.
Yah dia adalah Kanaya duduk tepat disamping pusaran makan yang terukir nama

Araga Galen Araka

Yah nama yang begitu berarti bagi Kanaya. Entah berarti seperti apa yang dimaksud.

"Raka aku rindu sama kamu."

"Kenapa kamu pergi ninggalin aku ka." Ucapnya hingga tak sadar bahwa aliran sungai berhasil memenuhi sudut mata indahnya.

"Gara-gara dia kamu ninggalin aku." Serunya masih dengan air mata mengalir dari sudut matanya dan mengusap-usap batu nisan itu lalu tersenyum kecut.

"Kamu tau gak ka selama ini cuma kamu yang ada dihatiku gak ada yang lain." Ucapnya sambil terus mengusap batu nisan itu. Lalu tiba-tiba dia mengingat seseorang yang selama ini selalu ada untuknya.

"Ka Rio." Ucapnya. "Dia cuman...... pelampiasanku." Lanjutnya lagi sambil tersenyum tipis lalu melihat pusaran makan itu.

"Yaudah ka aku pergi dulu ya aku pasti balik lagi kesini." Kanaya lalu berdiri dan pergi.

***

"Astaga Aya kamu mau kemana ini udah malam nak." Teriak Yanti dari dalam rumah sedangkan Aya berhenti tepat didepan pintu bahkan tangannya sudah memegang hendel pintu tanda dia siap keluar.

Aya kemudian menunjukkan cengirannya tepat berhadapan dengan Yanti namun jarak memisahkan lalu, "hehehe ini baru jam 07.00 oma." Ucapnya sambil tersenyum tanpa dosa. "Aya pergi ya gak lama kok. Bye bye oma cantik." Serunya sambil memberikan kiss jarak jauh sambil menutup pintu. Sedangkan Yanti hanya geleng-geleng saja.

"Hadeh sendiri lagi. Anak gak ada mantu gak ada cucu dua-duanya gak ada." Gerutunya. "Lah sipapi juga gak ada. Huft." Ucapnya lalu duduk dikursi ruang tengah.

"Sendiri-sendiri ku diam..... dan bla bla." Nyanyi Yanti tiba-tiba membuat bi Surti yang baru lewat menuju kedapur terkikik sendiri melihat nyonya besarnya bernyanyi. Untung gak didengar nyonya. Batinnya. Jika didengar bisa the end atau diomeli dia.

"Lah ngos-ngosan lo." Seru Arsa dari dalam mobil. "Abis dikejar anjing lo."

"Lebih parah." Ucap Aya lalu mengambil nafas dalam-dalam. Sedangkan Arsa mengangkat sebelah alisnya.

"Eh, oma suruh pindah kerumah lo dong." sukses membuat Arsa yang mendengar membulatkan matanya sempuran.

"Gak gak yang ada gue gak tenang, kemaren aja oma dirumah gue gak bisa keluar gue mana kencan gue batal sama bebeb gue."

"Ye alay lo." Ucapnya sambil menimpuk Arsa dengan sling bag-nya ketika masuk kemobil. "Udah jalan sana keburu nyonya tua nyusul. Eh salah nyonya besar maksutnya." Ucapnya sambil terkekeh sendiri.

"Lah lo kira gue supir lo." Sedangkan Aya sudah cekikikan melihat sepupunya itu lalu mobil mereka berhasil bergerak membelah jalan raya.

***

"Dasar cewek." Gerutu Arsa dibelakang Aya namun masih bisa didengar Aya. Sedangkan Aya hanya cekikikan sendiri melihat sepupunya yang sedang membawa barang belanjan lebih tepatnya barang belanjannya.

"Arsa mampir sino yok kayaknya bagus tuh bajunya." Yang sontak langsung dijawab "gak gak lo aja sendiri nih liat barang lo udah banyak nih aelah." Sedangkan Aya kembali cekikikan sendiri ya kali Arsa kena tipu tadi katanya disuruh ngantar ke-cave malah nyata-nyata nikung ke-mall belum lagi belanjaan sepupunya dia yang bawa semua. Byuh belum lagi kalo ada temannya yang lewat sini bahan bulian jadi kayaknya. Belum lagi mulut sepupu cantiknya yang suka nambah-nambahin itu.

"Aelah Arsa mampir dulu ya." Ucap Aya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Araa yang dikedipi menoyor kepala Aya lalu "lah Arsa Aya kok ditoyor sih."

"Mata lo itu loh bikin senewen." Membuat Aya mencebikkan bibirnya. Sebenarnya jika Aya bukan sepupu mungkin Arsa akan senang dengan itu tapi inikan sudahlah.

"Yee Arsa mah huh."

"Yaudah sekarang kita mau kemana?"

"Club aja gimana." Ucap Aya sambil menarik turunkan alisnya namun itu sukses mendaratkan tangan Arsa dikepalanya.

"Kok Aya ditoyor mulu." Sambil mencebikan bibirnya.

"Om Markus tau abis lo." Arsa nyolot sekaligus kesal yang sambut kekehan Aya. "Hehehe canda kali."

"Kemana nih?"

"Tempat biasa aja Ar." Yang diangguki Arsa. Kemudian mobil mereka melesat ketempat tujuan yaitu cave tempat nongkrong mereka setelah meletakkan semua belanjaan Aya dijok belakang.

"Ya temen gue ngajak keclub nih." Ucap Arsa sambil menaruh ponselnya didosbuk mobil.

"Terus." Ucap Aya menoleh kearah Arsa.

"Ya gue anter pulang lo sekarang." Yang sukses membuat Aya melotot niatnyakan dia mau bebas dari omanya malah sepupunya mau pulangin dia.

"No no." Ucapnya sambil melotot. "Enak aja lo gue udah disini malah lo pulangin gue belum selesai sama lo." Lanjutnya sambil membenarkan tempat duduknya kembali.

"Lah bukannya udah selesai lo tadi bilang cuma suruh nganter doangkan."

"Gak. Pokoknya gue ikut lo." Ucap Aya membuat Arsa mendelik. "Ok. Tapi gue gak jamin lo perempuan sendiri disana."

"Jangan macem-macem. Gue patahin tulang lo semua kalo mecem-macem sama gue."

"Weh jurus karate lo masih ada ternyata." Membuat Aya mendelik tajam. Sedangkan tanpa mereka sadari diluar sana sebuah mobil hitam mengikutinya.

***

"Dah turun yok." Ucap Arsa setelah melepas sabuk pengamannya dan turun yang diikuti Aya untuk masuk ke dalam club.

"Kalian mau kemana?" Suara dingin nan tegas berhasil menghentikan dua anak manusia itu masuk kedalam club dan berhenti tepat didepan club.
mendengar itu Aya maupun Arsa jadi saling pandang merasa mengenal suara tegas itu dan menebak-nebak siapa itu. Lalu mereka berbalik dan.....


Tbc....

Mari tinggalkan jejak😉

Vote and commend

See you

The Nerd Badgirl ✔Where stories live. Discover now