part 13

49.2K 1.9K 6
                                    

Sorry banget ya buat para readers udah nunggu lama TNIGnya buat next part....
Maafin author juga yang jarang banget buat up karena kesibukan author yang ngadepin fullday beyuh author lelah itu duh curhat😆
Dan thanks buat semua yang udah mau nungggu juga... (kalo ada)😢

Semoga ceritanya gak ngebosanin terus absurdnya terus typo-nya sampai sini
And selamat Weekend👋




Aya mengendap-ngendap ketika melewati ruang tengah disana mamanya tengah asik menonton tv Aya tak mau mengganggu acara Tv sang mama yang nantinya pasti akan berakibat pada kegiatannya yang berakhir didalam rumah beberapa hari yang lalu 'bosan'. Itulah yang dirapalkan Aya ketika seharian dirumah hanya menemani sang mama. Bahkan Iren melarangnya untuk pergi keluar karena merasa sepi ditinggal papanya yang keluar kota dan kakaknya yang keluar negeri untuk mewakili papanya.

Flashback on

"Sayang kamu mau kemana." Ucap Iren melihat Aya turun dari anak tangga dengan dress selututnya dan penampilan normalnya karena ia berencana untuk nongkrong dengan sepupunya.

Lalu Aya berhenti dan menatap mamanya "mau nongkrong sama temen-temen mama ku cantik udah ya bye." Belum sempat Aya kembali melangkah tiba-tiba Iren mencekal pergelangan tangan Aya sontak siempunya berhenti "ada apa ma."

"Temenin mama." Ucap Iren melepas pergelangan tangan Aya.

Seketika wajah Aya berubah masam "ngalamak gak bisa keluar nih." Batin Aya. "Tapi mah Aya ada janji sama temen-temen." Bohong Aya. Iren tak merespon ucapan Aya namun berkata "pokoknya kamu temenin mama."

"Tapi ma." Ucap Aya dengan halus berharap mamanya luluh. Namun Iren hanya menggelengkan kepala.

"Mama tau ya kamu sebenernya gak ada janji sama temenmu tapi kamu mau ketemu sama Arsa kan."

"Hah." Ucap Aya sedikit kaget. "Mama tau dari mana jangan-jangan mama tau lagi gue mau pinjem motornya siArsa duh gagal tanding nih." Ucapnya dalam hati dan menepuk keningnya lalu menetralkan keterkejutannya dan kembali keposisi semula.

"Gak usah bohongin mama Aya mama tau kamu atau mama kasih tau papa kamu."

"Hah kasih tau apaan ma perasaan gak punya rahasia."

"Mama tau kalau kamu selama ini suka ngerengek kekakak kamu mau pinjam motornya iya kan." Sedangkan Aya menggaruk lehernya yang diyakini tidak gatal dan cengar cengir tidak jelas.

"Hehehe tapi itukan karena papa ma."

"Itu bukan karna papa tapi karna kamu sendiri siapa suruh kamu pakai kendaraan papa sama kakak mu gak izin dulu masuk rumah sakit lagi bukannya masuk rumah udah bawa motor lagi." Ucap Iren panjang lebar sedangkan Aya kembali mempakkan cengar cengirnya.

"Yaudah sih ma tapikan sekarang gak bawa motor tapi bawanya mobil." Ucap Aya dengan polosnya yang mendapatkan jeweran dari Iren.

"Aduh duh ma."

"Kamu mau mama suruh papa buat balikin kamu ke Belanda ke oma opa." Iren tau bagaimana cara mengatasi anak seperti Aya cukup membawa kata PINDAH-OMA-OPA pasti nurut karena Aya paling ngeh dengan kata itu.

Aya yang mendengar ketiga kata kramat baginya itu langsung menoleh dan melebarkan matanya lalu berkata "NO Aya gak mau balik kesana no no no ma bisa senewen nanti Aya disana." Ucapnya yang mendapat jeweran sedikit keras hingga membuatnya mengaduh.

"Siapa suruh berkata begitu mama gak suka pokoknya sekarang kamu temenin mama." Ucap Iren melepaskan tangannya ditelinga Aya.

Flashback off

Sekelebat bayangan mengenai dirinya beberapa hati yang lalu terngiang dipikiran Aya sebelum hilang karena seseorang menyadarkan Aya pada dunianya sekarang.

"Astaga mama."

"Eh neng Aya mau kemana." Tanya pak Sukri satpam Rumahnya.

"Eh pak Sukri kok bisa masuk sih."

"Eh neng Aya gimana sih bukannya neng Aya diluar Ya."

Aya yang mendengar ucapan satpam rumahnya menepuk jidatnya sendiri dan baru menyadari itu.

"Neng Aya sebenernya mau kemana."

"Ehmmm saya pengen keluar sebentar pak."

"Ooo yaudah ya neng hati-hati."

Segera Aya menuju garasi yang biasanya mobil milik papa dan kakaknya tempati. Dan pilihannya pada pada BMW warna putih.

"Loh neng bawa mobil sendiri." Yang diangguki Aya.

"Tapi neng entar nyonya marah."

"Gak papa pak saya pengen aja tolong buka pintu gerbang nya."

"Tapi neng." Ucap Pak Sukri lagi.

"Gak papa pak nanti saya yang tanggung jawab." Yang kemudian dianggukin satpam rumahnya. Tak lupa Aya juga mengucapkan 'terima kasih.'

"Huft kapan lagi coba gue bisa begini sekali-kali boleh lah ya."

"Kemana nih." Gumahnya. "Gue telfon siArsa aja kali ya." Namun sayang panggilan Aya tidak dijawab dan Aya menyadari akan sesuatu. "Oh ya tu bocah kan hari ini gak libur ah lupa gue."

Dan sekarang disinilah Aya disalah satu cave yang banyak digandrumi banyak remaja seperti dirinya duduk sendiri dengan berbagai cemilan didepannya.

"Duh lama-lama gendut nih gue." Serunya yang disertai dengan tawa ringan namun tiba-tiba dering ponsel berhasil menghentikan makannya dan melihat siapa yang menelefonnya.

"Mama." Gumahnya dan segera menggeser tombol hijau yang tertera.

"Iya ma." Seru Aya dan kembali kemakannya.

"........" ucap Iren diseberang sana.

"Emm lagi kumpul sama temen udah dulu ya ma bye." Ucap Aya lalu memutuskan panggilan teleponnya sepihak. "Huft si mama."

***

The Nerd Badgirl ✔Where stories live. Discover now