part 34

35.8K 1.2K 34
                                    

🐝🐝Happy Reading 🐝🐝

Dengan langkah terseok-seok Aya keluar dari area apartemen itu lalu berjalan entah kemana.

"Huft panas." Keluhnya.

"Astaga ngapain gue jalan kayak begini taksi kan ada." Ucap Aya menepuk jidatnya sendiri. Aya yang sebelum berjalan ditrotoar lalu menghadap jalanan dan menengok kanan-kiri siapa tau ada taksi yang lewat berhubung masih siang kan.

Namun tanpa disangka sebuah mobil berwarna hitam bertengger manis didepan Aya membuat Aya menyernyit bingung lalu detik berikut kaca mobil itu turun dan menampilkan orang didalamnya.

Sebelumnya...

Aya meninggalkan area dengan langkah tak sempurna namun saat Aya akan keluar dari pintu gerbang apartemen seseorang mengikutinya dan bergumah, "ngapain dia disini." Gumah orang itu lalu mengikuti Aya sampai keluar area apartemen lalu sesaat orang itu menelepon seseorang.

"hallo."

"Ngapain lo telpon gue." Lanjut yang diseberang sana.

"Lo siapin sirkuit buat gue."

"Buat apaan. Lo gak niat buat gituan kan."

"Udah lo diem aja turutin apa kata gue."

"Jangan main-main deh ka."

"Udah deh diem turuti aja. Gue udah lama gak main ginian itung-itung buat ngasah keahlian gue." Ucap orang itu sambil terkekeh.

"Ok. Gue sama temen gue bakal siapin datang tempat biasa aja."

"Bagus gue suka, oya jangan lupa lo bawa kendaraan sekalian." Kekeh orang itu lagi membuat orang diseberang sana mendengus.

"Iya. Lo tenang aja."

"Thank's sepupu. Bye." Tutup orang itu lalu beralih kearah parkiran mobil apartemen guna mengambil mobilnya.

"Siap-siap Aya." Gumahnya.

Back to story...

"Hai Aya, kebetulan kita ketemu disini." Ucap orang itu lalu membuka pintu mobilnya namun masih diam dibalik kemudi. "Ayo masuk." Hal itu tak luput dari perhatian Aya lalu tersenyum.

"Gak usah Ka nanti ngerepotin." Balas Aya.

"Gak kok gak ngerepoti santai aja ayo masuk."

"Kita temenkan." Membuat Aya yang sempat menunduk dan tersenyum kecut mendongak kearah Kanaya yang barusaja berucap pertama kali sejak 2 tahun setelah memutus pergi dari hubungan persahabatan mereka. "Ayo masuk." Ucap Kanaya yang sudah keluar dari mobil dan memaksa Aya masuk mobilnya dan menutupnya.

Dengan senyum mengembang dari sudut bibir Kanaya, "Siap-siap Ayana gue punya kejutan buat lo." Batinnya lalu masuk mobil dan pergi entah kemana.

"Oya Ya kita main dulu." Ucap Kanaya membuat Aya menoleh kesampingnya.

"Kemana?"

"Adadeh hangout bentar kita kan udah lama gak kayak gitu." Ucap Kanaya menoleh kearah Aya dengan masih senyum mengembang dikedua sudut bibirnya membuat Aya disana kembali diam dan hanya keheningan sampai mereka sampai disuatu tempat lalu Kanaya keluar begitu saja diikuti Aya.

Seketika membuat Aya menyernyit bingung, "ka kita kok kesini sih."

"Bentar ya." Balas Kanaya lalu menghampiri beberapa cowok dipingging jalan yang sepi.

"Mana mobil lo?" Tanya Kanaya lalu mendapat kunci mobil yang dimaksud.

"Terus musuh lo?" Lalu Kanaya menunjuk Aya dengan dagunya. "Lah terus dia pakek apa." Tujuk orang yang ditelefon tadi.

"Pake mobil gue Do." Membuat yang dipanggil Do itu manggut-manggut.

"Terus lo pakek mobil gue gitu." Membuat Kanaya manggut-manggut.

"Ya iyalah Aldo emang mau pakek punya siapa. Btw disini rame." Ucap Kanaya dengan kekehannya.

"Good luck. Ka." Ucap orang disamping pria tadi. Sedang Kanaya kembali menghampiri Aya kembali.

"Ada apa ka?"

"Kita main dulu Ya." Membuat Aya menyernyit bingung.

"Tangkap nih." Dengan sigap Aya menangkapnya.

"Kunci mobil! Buat?"

Tanpa menjawab Kanaya langsung mendorong masuk Aya kedalam mobilnya.

Belum sempat Aya berucap Kanaya memotongnya. "Kita main dulu ini ya udah lama."

"Jangan lupa nyalain mesinnya. Lo gak lupakan." Ucap Kanaya terkekeh.

"Tapi Ka gue gue.." ucap Aya sebelum Kanaya pergi.

"Ayolah ya kita udah lama gak ngelakuin ini selaki aja, janji deh lo menang gue kabulin permintaan lo. Udah ya gue mau kesana." Tak lama Kanaya datang dengan mobil yang dimaksud.

"Ayo ya." Teriak Kanaya lalu dengan ragu-ragu Aya menyalakan mesin mobil itu hingga kini suara deru mobil mendominasi jalan yang sekarang sepi itu.

"Ok. Siap." ucap seseorang diantara mobil mereka berdua lalu Kanaya mengecungkan jempolnya.

Sedangkan didalam mobil Kanaya, Aya tampak ragu-ragu lalu berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dia jadi teringan beberapa tahun yang lalu ketika dengan jailnya dia ikut begituan dengan sepupunya dan entah mendapat laporan dari siapa Marcus tau dan marah besar terhadap Aya dan menyita mobil atau lebih tepatnya mobil papanya itu sampai sekarang hingga Aya dengan rela harus antar jemput.

"Aya siap-kan." Membuat Aya sontak menoleh dan kembali kearah depan. Sebenarnya saat ini Aya merasa was-was entah kenapa dia tak tau.

Menit berikutnya dua mobil itu berhasil membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata dengan Aya yang berhasil mendahului Kanaya. Jika dilihat dari segi kecepatan mungkin Aya mendahului namun Kanaya yang dibelakangnya pun tak tinggal diam tanpa diduga oleh Aya mobil yang ditumpangi Kanaya sudah ada disampingnya dan menyerempet mobil yang dikendarai Aya hingga sedikit oleng namun berhasil Aya stabilkan.

Aya menoleh kesampingnya terlihat Kanaya yang tersenyum devil dan mengangkat sebelah alisnya kearah Aya.

"Mampus lo." Batin Kanaya.

"Astaga apa Kanaya sengaja ngelakuin ini." Batin Aya namun berikutnya Aya cepat meningkatkan kecepatannya supaya Kanaya menjauh darinya walau masih dengan kaki yang terasa sakit.

Sedangkan Kanaya dibelakang sana merasa geram kesal pada Aya dan meningkatkan lagi kecepatannya 2 kali lipat dari yang tadi berhasil menyamai Aya didepan sana dan terjadilah pergesekan dua mobil itu dengan Kanaya yang menajamkan gesekanya pada mobil yang dikendarai Aya hinggal terjadi oleng yang sedikit parah.

"Astaga Kanaya kamu kenapa?"

"Gak gue gak boleh deket sama mobil Kanaya gue harus cepat atau gak lambat." Batin Aya lalu melihat mobil yang dikendarain Kanaya dari kaca sepion namun lagi-lagi Kanaya berhasil menyamainya dan kembali menajamkan gesekan dua mobil itu hingga menimbulkan decitan yang terasa. Hingga mereka tiba dipersimpangan jalan dengan tiba-tiba sebuah mobil yang melintas dan itu membuat sipengendara menatap was-was. Bagaiman tidak was was disana sebuah mobil dengan tiba-tiba berbelok kearah dimana dua pemain tadi melaju dengan kecepatan bisa dibilang upnormal itu.

Dengan was-was Aya berdoa agar simobil selamat, "Ya Tuhan selamatkan mereka semoga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan."

Sedangkan Kanaya juga menatap was-was didepannya dia tidak mau mati koyol saat ini jika pun mati biar musuhnya saja.

Detik berikutnya...

Braakkk

sebuah suara berhasil mengambil alih semua perhatian yang ada disana.

See you!!😉

The Nerd Badgirl ✔Where stories live. Discover now