Part 45

4.9K 365 6
                                    

Happy Reading.....

Marie mengerjapkan matanya, dia sudah terbaring di ranjang tanpa busana dan Andre...

Marie melihat ke sekeliling, dia tak menemukan Andre di kamar. Marie beranjak dari tempat tidur dan mengenakan selimut tipis untuk menutupi tubuhnya. Marie berjalan keluar kamar dan menatap Andre yang sedang termenung di balkon.

"Sayang..." sapa Marie sambil melingkarkan tangannya di pinggang suaminya.

"Aku takut kehilanganmu.." bisik Andre membuat Marie bingung.

"Kenapa?" tanya Marie sambil menatap wajah suaminya.

"Jika kau ingin kembali pada Rich, aku takkan menghalangimu.." ucap Andre membuat Marie terkejut.

"Apa maksudmu?" tanya Marie sebal.

"Jess meninggal." ucap Andre membuat sekujur tubuh Marie menegang.

"Pergilah... Rich membutuhkanmu, tapi aku takkan ikut." ucap Andre karena dia tak mau cemburu melihat Marie berdekatan dengan Rich walau sekedar menghibur pria yang malang itu. Mungkin terasa egois namun Andre tak suka berbagi wanitanya dengan lelaki lain.

Marie melepaskan pelukannya.

"Baiklah.." ucap Marie lalu  berjalan meninggalkan Andre. Marie sendiri bingung apa yang harus di lakukannya. Ya, Marie ingin menjenguk Rich namun dengan anggapan bahwa Andre akan kehilangannya Marie tak mau.

Marie segera membersihkan tubuhnya lalu mengenakan lingerie, Marie takkan ke rumah duka sendirian. Dia akan kesana jika di temani oleh suaminya.

Sementara Andre bingung, kenapa Marie tak juga keluar dari kamarnya? Apa dia tak ingin menghadiri pemakaman Jess?

Andre berjalan menuju kamarnya dan melihat Marie sedang mengeringkan rambutnya. Tubuhnya terbalut lingerie yang saudaranya belikan sebagai hadiah pernikahan. Andre memeluk Marie dari belakang.

"Tidak bersiap siap?" tanya Andre lembut.

"Kemana?" tanya Marie.

"Kepemakaman." ucap Andre.

"Kau ikut?"

"Tidak."

"Aku juga tidak."

"Tapi dia..."

"Jess bukan siapa-siapa aku dan kau suamiku." ucap Marie membuat Andre senang.

Andre menarik pita yang mengikat bagian payudaranya agar tertutup, tali itu terlepas dan belahan  payudara Marie terlihat sempurna.

"Nakal!" ucap Marie dengan wajah merona. Andre menyusupkan telapak tangannya ke dada Marie dan meremas kedua gundukan kenyal itu membuat Marie mengerang.

"Akh.. Andre.." bisik Marie.

"Lagi?"

"Iya sayang."

"Pelan? Cepat?" 

"Oh Andre, kau selalu menyebalkan!" erang Marie. Andre menarik tangan Marie agar menopang ke atas meja dan menarik tubuh Marie agar berdiri dan memeluk perutnya.

"Akh.." Marie menjerit kecil ketika Andre meloloskan celana dalamnya dan langsung memasukan milik Andre kedalam miliknya dari belakang. Andre menarik kaki Marie ke atas kursi agar mempermudah aksesnya untuk menghujam lebih dalam lagi.

Marie hanya bisa pasrah menerima gairah yang di berikan oleh Andre ke seluruh tubuhnya.

"Kau jangan menyesal!" racau Andre dan Marie tak menyesal meski  Andre mengerjainya hingga empat jam lamanya.

Ponsel Andre berbunyi, David meneleponnya.

"Siapa?" tanya Marie yang melihat Andre menatap ragu ponselnya.

"Angkatlah.." ucap Marie sambil menempelkan wajahnya di dada Andre dan menghisap putingnya.

"Bagaimana aku bisa mengangkatnya jika kau begini!" erang Andre.

"Angkat!" ucap Marie lalu kembali menghisap puting Andre seperti bayi yang sedang menyusu.

"Dad.."

"Kau masih dimana?"

"Apartemen, Marie tak enak badan." dusta Andre.

"Baiklah, kau jaga anakku baik-baik. "

" Sudah kewajibanku dad, maaf.."

"Tak apa, mungkin Marie kelelahan."

"Iya dad, Marie memang kelelahan.." ucap Andre sambil menyeringai melihat Marie sedang asik menyusu.

"Kau sedang di dekat Marie?"

"Ya dad, dia sedang menyusu akh.." ringgis Andre karena Marie menggigit putingnya.

"Ya sudah, cepat tuntaskan hasrat kalian!" ucap David sebal  lalu menutup teleponnya.

Andre tertawa melihat wajah cemberut Marie.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Tak sopan!" rutuk Marie.

"Tapi dad tak keberatan, dia menyuruh kita menuntaskan hasrat kita." goda Andre membuat Marie sebal.

"Hasratmu buka hasrat..." Marie namun tiba-tiba dia menutup mulutnya, dia merasa mual.

Marie segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Andre sambil mengelus punggung Marie.

"Aku belum makan!" rengek Marie lalu kembali memuntahkan isi perutnya.

"Maaf aku lupa!" ucap Andre lalu mencari ponselnya dan memesan makanan.

Marie memejamkan matanya, kepalanya terasa berat.

"Aku panggilkan saja Gabriel." ucap Andre lalu mengirim pesan agar Gabriel datang ke apartemennya.

Andre memakaikan pakaian tidur Marie yang sopan dan menyimpan lingerie-nya di ranjang cucian. Pintu apartemen berbunyi, Andre membukanya.

"Pesanan anda Mr Sullivan." ucap pengantar makanan itu, Andre memberinya uang. "

Thanks.." ucap pemuda itu. Andre segera membawanya ke kamar..

"Makanlah dulu sedikit saja." ucap Andre sambil membuka kotak makan dan menyendokan makanannya.

"Apa itu?" tanya Marie yang tergiur dengan aroma makanan yang Andre bawa.

"Chicken salad.." ucap Andre dan Marie pun memakannya dengan lahap, tak lama Gabriel datang.

"Kau bisa memeriksa istriku?" tanya Andre sambil membuka pintunya.

"Baiklah.." ucap Gabriel sambil tersenyum.

Marie menatap Gabriel.

"Buang air kecil dan masukan ke toples ini. " ucap Gabriel  sambil meberikan toples kecil berukuran sepuluh mili dan Marie pun menurut, setelah selesai dia memberikan toples mungil itu dan Gabriel memasukan sesuatu kesana lalu memeriksa perut Marie dan mengambil benda di toples lalu tersenyum.

"Aku akan memiliki sepupu baru!" ucap Gabriel senang dan Andre senyum bahagia.

"Marie sayang.." ucap Andre sambil memeluk istrinya.

"Untuk usia janinnya, ku bisa datang ke tempat praktekku." ucap Gabriel.

"Terima kasih keponakan!" ucap Andre lalu mencium pipi Gabriel.

"Dasar!" erang Gabriel sebal dan Marie hanya tersenyum melihat tingkah Andre yang menyebalkan!

Marie bahagia, akhirnya dia mengandung anak orang yang di cintainya.

"Aku mencintai Marie.." bisik Andre.

"Aku juga sayang.." bisik Marie sambil mengecup bibir Andre dengan lembut.


Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now