Part 24

4.9K 343 8
                                    

Happy Reading.....


Marie Pov

Aku mengerjapkan mataku. "Andre.." gumanku karena orang yang pertama aku lihat adalah Andre. Pria itu tersenyum padaku. "Sarapan?" tanya Andre dan ya perutku terasa perih setelah percintaan kami. Aku mengangguk dan Andre menyuapkam bubur ke mulutku. "Kau pingsan.." ucap Andre sambil menyuapkan bubur terakhir membuatku malu. "Kau terlalu keras melakukannya." rutukku dan Andre tertawa renyah. "Milikku yang keras tapi aku memperlakukanmu dengan lembut Marie.." ucap Andre.

Aneh, rasanya aku menjadi canggung jika membayangkan Andre yang sudah meniduriku dan seperti inikah rasanya menjadi jalang? Bercanda tawa biasa seperti tidak terjadi apa-apa padahal semalam kami sudah saling memagut, mencium, menyentuh dan melakukan penyatuan. Apa aku melakukannya tanpa perasaan?

Sungguh munafik, aku menyukai sentuhan Andre, aku menyukai aroma tubuhnya, bibir manisnya yang lembut dan hangat. Aku menyukai Andre...  "Jadi seperti ini rasanya?" tanyaku pelan. "Rasa apa?" tanya Andre sambil mengusap rambutku dengan lembut. "One Night Stand." ucapku. "Tak usah di bahas lagi, anggap saja itu mimpi indah kita dan hanya kita yang tahu." ucap Andre tegas membuatku merasakan sakit yang tak terperi...

Ya, bagi Andre mungkin dia sudah biasa tapi aku? "Kau harus membiasakan itu Marie.." ucap Andre lagi, sepertinya dia bisa membaca pikirank. Aku mengangguk menahan tangisku. Aku tak mau Andre menganggapku lemah karena pada kenyataannya aku memang jalang. Daddy pasti sangat kecewa kepadaku jika dia tahu.

Ponsel Andre berdering, dia langsung menatapku dengan wajah memucat. "Siapa?" tanyaku lalu dia memperlihatkan layar ponselnya. Daddy menelepon Andre? Dia mengangkatnya, tubuhnya menegang lalu menutup teleponnya. "Kita harus pulang, Mr Reed menunggu kita." ucap Andre membuatku takut. Apa yang terjadi? Apa daddy tahu apa yang aku lakukan di Bali?

Kami pun berangkat menuju LA, aku harus mempersiapkan diri dan aku tahu ini sangat berbahaya. Aku tak mau Andre dan Richard terlibat gara-gara kebodohanku. Harusnya aku menolak ajakan Andre, tapi aku memang butuh refreshing. Sungguh aku tak memperhitungkan ini semua!!

Kami pun tiba di LA dan langsung menuju rumah kediaman Reed. "Marie.." sapa mamma, dia langsung memelukku. "Kau baik-baik saja sayang?" tanya mamma. "Hanya jet lag.." ucapku. Mamma pasti curiga dengan wajah pucatku. "Andre, kita bicara serius." ucap daddy dan dengan santai Andre mengangguk dan duduk di sofa. "Kau tahu status Marie anakku?" tanya daddy penuh intimidasi. "Ya Mr Reed, saya hanya mengajaknya berlibur karena anak anda tampak tertekan pasca kejadian itu. Kami berteman Mr Reed."ucap Andre, semoga saja daddy percaya!

Daddy tersenyum sinis. "Kenapa dokter kandungan bisa bertandang ke penginapan kalian?" tanya Daddy membuat tubuhku menegang. "Daddy..." Daddy langsung menatapku tajam. "Diam Marie!" bentak daddy membuatku takut. Apa daddy akan menyakiti Andre? Aku tak mau iru terjadi.

Andre menatap daddy, dia tak gentar menghadapi gertakan daddy. "Saya memang menyentuh anak anda.." ucap Andre dan layangan tinju menghantam wajahnya. "Daddy semua salahku!" jeritku dan mencoba memisahkan daddy dan Andre. "Marie minggir!" bentak daddy dan aku terus melindungi Andre. "Dia tak salah daddy!" isakku dan daddy menatapku tak berdaya. Andre memang gentle dia tak membalas daddy sedikit pun.

Daddy menatapku tajam. "Katakan yang sebenarnya Marie!" pinta daddy. "Aku hanya ingin merasakan sentuhannya, aku yang menggoda Andre." ucapku. "Tapi kau masih istri sah Richard, kenapa kau seperti ini Marie!" bentak daddy sambil mengguncang bahuku. "Aku tak mencintai Richard.." isak Marie. "Apa maksudmu? Apa maksudmu? Apa kau mencintai Andre?" tanya daddy frustasi dan aku menggelengkan kepalaku. "Katakan dengan benar Marie!" bentak daddy. "Aku tidak mencintai Andre maupun Richard, aku hanya ingin tahu rasa bercinta!"

Plak!!

Daddy menamparku dengan keras, kepalaku terasa pening dan aku yakin sudut bibirku robek. "Mr Reed.." "Diam Andre!" hardik daddy. Aku terjerembab di lantai. "Nadia, panggil dokter Liam!" ucap Daddy dan aku ketakutan. Para pelayan wanita membawaku ke ruangan lain dan memegang tangan dan kakiku. Sepertinya daddy memang sudah memanggil dokter Liam karena dia sudah ada du ruangan itu. Dokter Liam memeriksa tubuhku dan milikku. Daddy menghampiriku dengan mata penuh kilatan amarah. "Bagaimana?" tanya daddy. "Selaput daranya robek dan Mrs Turner mengalami cidera di vaginannya." ucap Dokter Liam.
Daddy menatapku kecewa. "Kenapa kau menjadi jalang? Kenapa? Ibumu pun menjadi jalang karena faktor ekonomi, tapi kau!" bentak daddy lalu melempar vas bunga ke arahku dan jatuh tepat di hadapanku.

Tubuhku menegang, mommy seorang jalang? "David hentikan, aku mohon.." isak mamma sambil memelukku. Tubuhku terasa kebas, aku melepaskan pelukan mamma dan aku berjalan menginjak pecahan kaca  vas bunga yang berserakan di lantai. Aku bersujud di hadapan daddy. "Jangan sakiti Andre maupun Richard, semua salahku. Hukum aku dad.." bisikku lemah dan daddy menatapku dengan tatapan kecewa. "Katakanlah yang sebenarnya Marie.." pinta Andre. "Tutup mulutmu Sullivan. Kita hanya melakukan One Night Stand, kau boleh pergi dan kita tak punya hubungan apa-apa lagi jadi pergilah!" ucapku kasar membuat wajah Andre memerah. "Kau akan menyesalinya Mrs Turner.." ucap Andre sambil pergi meninggalkan rumah daddy.

Aku harus menanggung ini semua sendiri, semua karena kebodohanku jadi aku tak mau melibatkan Andre. Aku mencintai Andre, aku tak mau melukainya  meski dia tak mencintaiku. Mungkin sudah nasibku mencintai orang-orang yang tak pernah mencintaiku. Daddy menarik tubuhku dengan kasar. "Kurung dia dan obati kakinya." ucap daddy dan aku hanya pasrah di gendong oleh pengawal daddy ke kamarku dan mereka mengunci kamarku.

Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now