Part 43

4.8K 346 14
                                    

Happy Reading.....

Daniel menatap David tak suka.

"Dad, kau sama saja mengijinkan hubungan terlarang di keluarga kita!" ucap Daniel kecewa.

"Ketika Nafia pergi darimu, apa yang kau rasakan? Bagaimana hancurnya dirimu? Apa kau sanggup melalui hidup seperti itu?" tanya David.

"Dad, ini berbeda hubunganku dengan Nafia adalah hubungan yang wajar. Aku lelaki dan dia perempuan!" ucap Daniel keras.

"Kau beruntung memiliki hubungan normal. Bagaimana sekarang jika kau di posisi anakmu? Anggap saja Nafia itu adalah laki-laki!" ucap David.

"Aku masih normal!" ucap Daniel.

"Richard pun merasa perasaan mencintai secara normal. Perasaannya sama sepertimu, merasakan getaran aneh dan gairah yang memuncak, merasakan perasaan sayang dan cinta layaknya manusia normal. Dia juga sama manusia normal, hanya saja... Objeknya yang berbeda."

"Andai aku jadi Rich aku akan menyampingkan perasaanku pada lelaki itu!"

"Apa kau bisa mengesampingkan perasaanmu pada Nafia dan berusaha mencintai wanita lain?"

"Dad, aku tak mengerti dengan apa yang di maksud daddy!"

"Ikut aku!" ucap David sambil memintanya masuk ke dalam mobil. Daniel pun akhirnya menurut.

Mereka berjalan menuju hotel Reed yang berada di pantai. David membawa Daniel ke sebuah rumah kecil dan menunjuk ke arah dua orang lelaki yang sedang tersenyum menahan kesedihan mereka masing-masing. Mereka berusaha tegar dan tersenyum namun tetap saja di wajahnya tergugat kesedihan dan rasa takut yang mendalam.

Daniel melihat Rich yang begitu mencintai Jessey, dia memeluk tubuh rapuh Jess dengan penuh kasih sayang.

Daniel meneteskan air matanya, sial adegan menjijikan apa ini? Kenapa rasanya begitu menyedihkan?

"Mereka sudah bertarung dengan diri mereka masing-masing untuk menyadarkan diri bahwa itu perasaan tabu, gay tidak di terima di masyarakat ini. Mereka berusaha berperang agar mencintai perempuan namun mereka tak bisa, mereka tak bahagia. Seperti kita di paksa mengenakan pakaian yang tak kita sukai? apa yang kau rasakan? Tak percaya diri dan hilang semangat bukan? Seperti makanan yang tak kau sukai, di paksa memakannya pun kau malah muntah." ucap David

"Kemarin mereka menentang keluarga demi mengukuhkan perasaan mereka. Mereka ingin bahagia, ingin hidup dengan orang yang mereka cintai dengan damai, mereka melepaskan status dan harga dirinya untuk menentang  dunia." ucap David.

"Dan sekarang.. Mereka sedang menentang kematian. Apa ada yang sanggup menentang kematian?" tanya David membuat air mata Daniel mengalir di kedua pipinya.

"Mereka sadar, segala usaha sudah dilakukan dan hidup mereka di pertaruhkan. Tapi menghadapi kematian?" tanya David.

"Sekarang mereka sedang menghabiskan kebersamaan mereka di detik-detik terakhir kehidupan Jess, melawan rasa takut dan rasa kehilangan.." ucap David.

"Dad, cukup.." isak Daniel tak tahan merasakan apa yang Rich rasakan selama ini.

"Aku mengerti sekarang.." ucap Daniel.

"Tak ada yang mau hidup seperti itu, hanya takdir yang sedang mempermainkan mereka.." ucap David.

"Hubungan mereka memang terlarang, tapi jika menyangkut perasaan. Siapa  pun akan sulit menentangnya." ucap David.

"Aku ingin kesana dad.." ucap Daniel.

David pun mengajak Daniel mendekat. David curiga melihat Jess yang tampak terbujur kaku, namun Rich terus mengoceh tak jelas.

"Kita akan memiliki anak bukan? Jadi kau harus bertahan, kau harus kuat. Kita akan menjadi daddy buat anak-anak kita, Jess..." isak Richard sambil memeluk tubuh tak bernyawa Jess..

"Rich.." sapa Daniel membuat tubuh Richard menegang.

"Daddy?" guman Rich namun Daniel tak mampu berkata apapun.

"Jess sudah pergi dad..." isak Richard pilu membuat Daniel tak mampu berkata apa-apa.

Apa dia sudah terlambat merestui hubungan Richard? David menelepon ambulans lalu pergi untuk memberi ruang kepada Daniel dan Richard.

Richard memeluk Jess dengan erat.

"Menghangatlah.. Menggangatlah, aku mohon jangan tinggalkan aku Jess.." isak Richard sambil menggoyangkan tubuh Jess yang mulai terasa dingin.

"Rich, sudahlah. Dia sudah pergi." ucap Daniel.

"Dia akan kembali dad.. Akan kembali.." isak Richard.

Ambulans datang, dokter memeriksanya dan menggelengkan kepala lalu segera membawa jenazah Jess.

"Jangan ambil dia dariku.." guman Rich lemah dan Daniel memeluk anaknya.

"Maafkan Daddy.." isak Daniel perih.

Daniel bisa merasakan kepedihan anaknya, tak peduli kita mencintai kekasih, saudara, suami, hewan peliharaan  bahkan benda kesayangan sekali pun, yang namanya kita kehilangan tetap rasa itu akan  sangat terasa menyakitkan.

"Dadd..." isak Richard sambil membalas pelukan Daniel dengan erat.


Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now