Part 6

6.9K 340 17
                                    

Udah nemu....

Janice Fronimakis as Andre Sullivan

Janice Fronimakis as Andre Sullivan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading.....

Richard Pov

Aku segera memanggil Jessey ketika aku sampai di kantor. Dia tampak senang ketika aku memanggilnya, ketika dia menutup pintu dan berbalik, bogem mentahku mendarat khusus di wajah mulusnya. Jessey menyentuh bibirnya yang berdarah dan menatapku dingin. "Itu yang pantas di dapatkan dari seorang pemeras sepertimu. Berapa uang yang kau butuhkan?" tanyaku kasar dan Jessey hanya tersenyum sinis sambil menjilat darahnya sendiri. Uh menjijikan!!

Jessey mendekat, membuat nyaliku menciut. "Berapa!" bentakku namun dia menarik tubuhku dan menciumku. Aku meronta-ronta, oh sial apa pukulanku malah memperparah otaknya? Aku mendorong tubuhnya dengan kasar. "Kau milikku, Richard!" bisik Jessey membuatku merinding. "Aku lelaki normal, camkan itu Jess!" bisikku geram. "Oke, aku akan memberimu waktu untuk menyadari siapa dirimu." ucap Jessey mulai menjauhiku. "Silahkan kau nikahi gadis itu, tapi kelak kau jangan menyesal karena aku sudah memberitahumu." ucap Jessey.

Aku tersenyum sinis. "Tak ada kata penyesalan di kamusku." ucapku dan Jessey hanya tersenyum. "Oke." ucapnya lalu keluar dari ruanganku. Aku menghela nafas, merasakan bibirku yang memanas akibat ciuman kasar Jessey. Oh sial, kenapa aku menjadi sekacau ini?

Aku meminum wine yang mulai aku simpan di ruanganku untuk mengusir penatku. Apa aku pecat saja Jessey? Tapi aku suka dengan kinerjanya. Aku menghela nafas lelah, kenapa hidupku jadi begini?

Aku berjalan menuju lift, Jessey tampak masih sibuk dengan pekerjaannya. "Cancel semua meeting hari ini." ucapku sambil melangkah. "Apa kau akan memecatku?" tanya Jessey membuatku berhenti melangkah dan melihat ke arahnya. "Aku janji takkan mengganggumu lagi jadi terserah kau mau pecat aku atau tidak. Yang pasti jika kau memecatku dan suatu saat kau membutuhkanku... " Jessey menghela nafas sejenak. "Aku akan ada untukmu." ucapnya membuat jantungku berdegup kencang.

Aku tersenyum tipis. "Kau jangan merasa senang dulu, aku memang suka kinerjamu, jadi kita lihat saja nanti." ucapku sambil berlalu dari hadapannya.


Marie Pov

Pertemuan keluarga sudah tiba, Mr Turner dan istrinya datang juga beserta saudaranya Gavin, Darren, Dean dan Nicole. Richard tampaknya sangat di hormati oleh anggota keluarganya dan aku cukup senang. Mereka sangat hangat dan baik.

Richard terus memandangku, membuatku tersipu malu. Aku sungguh beruntung bisa memiliki kekasih seperti Richard. Tampan, perhatian, romantis, pintar dan kaya. Sungguh perpaduan yang sangat sempurna. Namun ada sisi kekhawatiranku karena sebuah pertanyaan konyol. Apakah kekurangan Richard?

Makan malam selesai dan aku terkejut mengetahui jika Richard ingin segera menikahiku. "Aku rasa kami tak perlu saling mengenal lagi karena aku sudah tahu seperti apa Marie sewaktu kecil." ucap Richard. Keluargaku hanya tersenyum dan mereka mulai berembuk.

Akhirnya tanggal pernikahan kami di tentukan dua bulan lagi, karena kami memang sibuk dengan proyek kami sampai bulan depan dan bulan berikutnya kami akan fokus pada pernikahan kami.


Aku berjalan menuju ruanganku. "Miss Reed.." sapa Andre membuatku terkejut. "Mr Sullivan.." sapaku. "Panggil saja Andre." ucapnya sambil memberiku sebuah map. Aku membacanya sekilas. "Hmm... Kau bergerak cepat Andre.." ucapku senang. Aku menyukai kolega yang bergerak cepat dan ambisius namu dalam kadar wajar.

Andre duduk di sofa. "Bagaimana?" tanya Andre. "Cukup bagus bahkan waw keren..." pujiku karena proposalnya sangat relistis dan menggiurkan. "Tugasku tinggal menunggu kinerjamu." ucap Andre. "Aku masih fokus pada Turner, tapi aku usahakam secepatnya." tukasku sambil menyimpan map itu di mejaku. "Kapan kau mengundangku?" tanya Andre membuatku bingung. "Mengundang apa?" tanyaku. "Pernikahanmu.." ucap Andre sambil tersenyum.

Aku terkekeh. "Dua bulan lagi dan tentu saja aku akan mengundangmu." ucapku. "Boleh aku memberi petuah?" tanya Andre dan aku mengangguk. "Jika kau tak mencintainya, jangan memaksakan diri untuk menikah karena akan menyakitimu dan menghancurkanmu. Tapi jika kau memang mencintainya, pertahankan sampai titik darah penghabisan kecuali dia selingkuh." ucap Andre. "Aku tak mau kau merasakan pahitnya menjadi janda, karena menjadi janda itu cukup berat." ucap Andre sambil mengelus rambutku. Aku mengangguk pelan. "Aku juga berharap ini pernikahanku yang pertama dan terakhir.." ucapku. "Harus.." ucap Andre sambil tersenyum padaku.

Aku senang bersama Andre karena dia seperti seorang kakak bagiku. "Marie.." sapa Richard dan dia tampak terkejut melihatku begitu dekat dengan Andre. "Richard, perkenalkan ini Andre Sullivan dan Andre ini calon suamiku." ucapku dan mereka berjabat tangan. "Kau saudaranya Mr Alexander?" tanya Richard. "Ya, kami sepupu." ucapku. "Senang berkenalan denganmu. " ucap Richard lalu kami pun mengobrol bersama.

Aku senang, Richard orang yang pengertian dan bukan pecemburu. Tadinya aku khawatir Rich akan cemburu karena melihatku berduaan dengan Andre tapi nyatanya Richard begitu dewasa. "Kita berangkat sekarang?" tanya Richard membuyarkan lamunanku. Aku mengangguk pelan dan segera bersiap.

Kami pun berjalan menuju basement, dimana mobil Richard terparkir. "Aku akan mengajakmu berkencan ke tempat dimana kau takkan bisa melupakannya." bisik Richard sambil memasangkan sabuk pengamanku dan mencium pipiku lalu menjalankan mobilnya. Ya Tuhan, kemana Richard akan membawaku?

Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now