Part 35

5K 313 13
                                    

Mulai besok, cerita ini aku up malam ya....

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA bagi yang menjalankannya..

Happy reading......



Richard Pov

Jess membawaku ke Belanda, aku takjub juga. Jess orang kaya dan dia membawaku ke Belanda dengan jet pribadinya. Dia mengubah nama belakangku menjadi Richard Rouse, kami menikah di Belanda dan tak ada pihak keluarga yang menjadi saksi karena mereka pasti jijik kepada kami.

Awalnya aku kira hidup kami akan mudah, namun nyatanya meski di Belanda di legalkan pernikahan ini tapi tingkat diskriminasinya cukup tinggi. Walau begitu, Jess tetap mendampingiku layaknya suami. Dalam hubungan kami, tak ada yang berperan sebagai istri atau suami. Terkadang aku yang lebih perhatian atau sebaliknya. Kami mencoba saling mengisi kekurangan kami, saling berbagi kehidupan dan terkadang aku dominan dan sebaliknya dia yang dominan.

Hubungan ini sungguh berbeda, menurutku, aku tak harus di tuntut untuk selalu romantis seperti kebanyakan wanita menuntut kekasihnya. Disaat aku romantis Jess menerimaku dan di saat Jess romantis aku menerimanya. Tak harus menunggu siapa memulai, apa yang kami rasakan itu yang kami lakukan. Tak ada keharusan bahwa aku yang harus bekerja menafkahi hidup atau sebaliknya.

Disaat Jess lelah aku maju dan di saat aku lelah Jess yang maju. Sungguh indah bukan? Tak saling mengandalkan tapi saling bertanggung jawab dan sama-sama merasa saling memiliki dan saling melengkapi,  mungkin seperti itulah gambaran percintaan dan kehidupan kami.

Jess tersenyum ke arahku.

"Mau hang out?" tawarnya karena seharian ini aku sedang malas keluar rumah.

"Tidak sayang, aku ingin di sini saja.." ucapku dan Jess mendekatiku lalu memelukku.

Kekurangan kami hanya satu, kami tidak bisa menciptakan dan melahirkan buah cinta kami.

Jess menatapku.

"Apa kau merasakan apa yang aku rasa?" tanya Jess membuatku bingung.

"Apa?" tanyaku.

"Aku merasa ada yang kurang.." ucap Jess dan aku tahu, pasti seorang anak.

Karena di Instagram, kami melihat pasangan seperti kami memiliki anak.yang lucu-lucu.

"Tapi Jess bagaimana kedepannya? Apa anak kita takkan di bully jika memiliki orang tua seperti kita?" tanyaku.

"Dengar sayang, mungkin pada waktu kita hubungan seperti kita terbatas, tapi di masa yang akan datang? Kita tak tahu, bisa saja hubungan seperti kita sudah mulai di legalkan dan anak kita di terima dengan baik. Sekarang saja banyak anak-anak yang memiliki orang tua seperti kita. " ucap Jess.

Ya, Jess memang memiliki pemikiran yang terbuka dan jauh ke depan yang hebatnya lagi optimis yang tinggi.

"Kita bisa menggunakan jasa ibu pengganti." ucap Jess.

"Kau mau melakukan itu Jess?" tanyaku dan Jess mengangguk.

"Kita tak perlu menyentuhnya, seperti bayi tabung saja. Jadi kau jangan cemas." ucap Jess.

"Terserah.." ucapku pasrah.

Jesw memelukku.

"Kita gunakan dari sperma kita berdua. Atau aku dulu lalu kau, terserah. Yang penting itu anak kita, keturunan kita." ucap Jess.

"Aku rasa cukup kita yang mengalami ini Jess, aku tak mau anak kita juga menjadi gay... Bukan maksudku menyinggung atau menolak, tapi kau mengerti apa maksudku kan?" tanyaku.

Aku tak mau merasakan dilema lagi di saat anak-anakku nanti menanyakan siapa ibunya? Kenapa orang tuanya lelaki semua dan pertanyaan menyakitkan lainnya. Cukup aku dan Jess saja yang merasakan perihnya menjadi gay.

Jess terdiam, dia tampak berfikir.

"Meski kita seperti ini, aku tetap emnginginkan yang terbaik buat naak kita. Tapi jika kau tetap menginginkan itu, terserah kau. Yang pasti aku akan mendukungmu, namun sebelum melakukan itu. Tolong pikirkan lagi.." ucapku dan Jess memelukku sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.

Aku rasa hidup dengan orang yang kami cintai saja sudah sangat beruntung. Kenapa lagi kita harus mencari masalah dengan adanya anak? Bagaimana nama mereka dalam akte kelahirannya nanti? Apa akan selamanya mereka tinggal di Belanda? Jauh dari keluarga kami?

Aku mengelus rambut Jess dengan lembut.

"Aku mencintaimu Jess, sungguh dengan kita bisa bersatu seperti sekarang. Aku sudah sangat bahagia..." bisikku.

"Aku juga mencintaimu Rich.." bisik Jess.

Aku berharap Jess paham dengan apa yang aku maksud, dia lebih pintar dariku dan dia lebih memiliki wawasan yang luas dari padaku. Karena hubungan seperti kami pastinya akan membuahkan kontroversi, bukan hanya kami yang kena imbas tapi keluarga bahkan  keturunan kami kelak jika kami kukuh untuk memiliki anak!

Aku menatap Jess yang tampak gelisah.

"Kemarilah sayang.." ucapku lalu mencium bibirnya dengan lembut.


Tbc

No Body's Perfect (Tamat)Where stories live. Discover now